LAPORAN PENELITIAN LAPANGAN
PERSAINGAN ANTARA OJEK BIASA DENGAN GOJEK
DISUSUN OLEH:
Alisha Nur/KPI 1A (11150510000007)
Sinar Mega Nurani Putri/KPI 1B (111505100000)
Ineike Pramestiya/Jurnalistik 1A (11150510000117)
Atikah Rahmah/Jurnalistik 1B (11150510000069)
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Belakangan ini, sering kita ketahui berbagai fenomena antara gojek dengan tukang ojek biasa yang tidak asing lagi. Berbagai fenomena antara gojek dengan tukang ojek biasa tersebut cukup menimbulkan permasalahan sosial ataupun konflik diantara keduanya. Tidak terimanya tukang ojek biasa dalam hal pendapatan yang didapat berkurang semenjak kehadiran gojek dan juga masalah penumpang yang kini beralih menggunakan gojek dibandingkan tukang ojek biasa, kedua hal tersebutlah yang merupakan salah satu penyebab utama terjadinya konflik antara gojek dengan tukang ojek biasa.
Menyangkut kondisi diatas, setiap orang pun berbeda-beda dalam menghadapi masalah-masalah dan konflik tersebut. Tetapi pasti setiap orang selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan cara mencari solusi dan jalan keluar yang terbaik. Salah satu penyebab permasalahan diatas yaitu diakibatkan dari adanya kemajuan teknologi yang tidak beriringan dengan meningkatnya kesejahteraan hidup.
Kemajuan teknologi yang dimaksud disini yaitu dalam bidang komunikasi yang disertai dengan kemudahan jaringan internet. Pada era perkembangan dunia modern saat ini, maka muncul lah adanya fenomena persaingan antara ojek biasa dengan ojek modern berbasis online yang sudah tidak asing lagi kita ketahui yaitu gojek. Dengan adanya kemajuan dalam bidang komunikasi ini, tentunya masyarakat pun bisa langsung mengetahui dan menilai bahwa mana yang lebih efisien antara ojek biasa dengan gojek. Akibat dari masyarakat yang telah menilai bahwa gojek lah yang lebih efisien, maka timbul lah permasalahan yang membawa dampak buruk bagi tukang ojek biasa seperti berkurangnya penghasilan karena penumpang yang telah beralih menggunakan gojek. Disamping itu, selain tarif gojek yang terjangkau hanya dengan 15 ribu rupiah saja, sebagian masyarakat yang menggunakan fasilitas gojek menganggap bahwa naik gojek telah menjadi bagian dari gaya hidup karena untuk menggunakan gojek cukup praktis dengan adanya aplikasi ponsel berbasis jaringan internet yang cepat. Mengapa demikian karena masyarakat saat ini cenderung ingin yang instant dan cepat maupun efisien tanpa memerlukan waktu yang lama. Hal inilah yang menjadikan gojek semakin kuat dan dipilih oleh kebanyakan masyarakat jika dibandingkan dengan tukang ojek biasa. Kondisi demikian lah yang membuat tukang ojek biasa menjadi melemah. Dari beberapa faktor yang sudah disebutkan diatas, maka sudah tidak diragukan lagi bahwa tukang ojek biasa dengan gojek telah terlibat permasalahan dan konflik.
Berdasarkan dari hal-hal diatas, kami tertarik untuk meneliti bagaimana keadaan antara tukang ojek biasa dengan gojek saat ini. Dan kami mengambil tema yang ketiga tentang Berebut Kue Kesejahteraan: Konflik dan Persaingan Dalam Masyarakat dengan judul "Persaingan Antara Ojek Biasa Dengan Gojek".
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan masalah ataupun konflik yang terjadi diantara tukang ojek biasa dengan gojek tersebut, kami membuat pertanyaan-pertanyaan ataupun point penting. Sehingga dari data yang ada dapat dijadikan tujuan penelitian dan setelah mendapatkan data-data primer dari narasumber, kami dapat membuat analisis tentang pertanyaan penelitian kami untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
Karena narasumber terdiri dari 2 orang, tiap narasumber masing-masing mendapatkan 6 buah pertanyaan utama yaitu :
Untuk tukang ojek biasa :
1. Sudah berapa lama menjadi tukang ojek?
2. Berapa penghasilan dalam sehari maupun sebulan?
3. Berapa penumpang dalam sehari?
4. Mengenai adanya gojek sekarang ini, bagaimana pendapat Anda?
5. Apa saja dampak yang dirasakan semenjak adanya gojek?
6. Lantas, mengapa Anda tidak bergabung menjadi gojek? Apa alasannya.
Untuk gojek :
1. Sudah berapa lama menjadi gojek?
2. Berapa penghasilan dalam sehari maupun sebulan?
3. Berapa penumpang dalam sehari?
4. Apa pekerjaan Anda sebelumnya?
5. Selama menjadi gojek, pernahkah mendapat perlawanan dari tukang ojek biasa?
6. Mana saja kawasan-kawasan yang rawan dimasuki gojek?
Dari pertanyaan diatas, selanjutnya pertanyaan ini akan berkembang dan memunculkan banyak pertanyaan-pertanyaan kecil sebagai bahan analisis penelitian. Pertanyaan-pertanyaan ini kami ajukan karena merupakan bagian dari kegiatan penelitian kami untuk mendapatkan data dan hasil yang akurat dan benar adanya dari narasumber tentang tindakan dan upaya narasumber dalam menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi.
C. Metode Penelitian
Kami mengumpulkan data dengan cara wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden atau narasumber. Cara inilah yang banyak dilakukan di Indonesia belakangan ini. Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survei. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian survei.
D. Tinjauan Teoritis
Kami menggunakan teori Karl Marx yang secara garis besar saja dapat dikatakan bahwa Marx menawarkan sebuah teori yang berdasarkan pandangannya mengenai sifat mendasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja didalam dan dengan alam. Dengan bekerja seperti itu mereka menghasilkan makanan, pakaian, peralatan, perumahan, dan kebutuhan lain yang memungkinkan mereka hidup. Produktivitas mereka bersifat alamiah yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dorongan tersebut diwujudkan bersama-sama dengan orang lain, dengan kata lain manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang perlu bekerja sama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.
Melalui proses sejarah, proses alamiah dihancurkan. Mula-mula oleh peralatan masyarakat primitif dan kemudian oleh berbagai jenis tatanan struktural. Tatanan struktural ini mengganggu proses produktif alamiah melalui berbagai cara. Suatu saat kaum proletar (orang yang tidak memiliki alat produksi seperti buruh) akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan membentuk dan dalam konflik yang kemudian berlangsung (yang oleh Marx dinamakan perjuangan kelas) kaum bourgeoisie (orang yang menguasai alat produksi). Marx juga meramalkan kaum proletar akan mendirikan suatu kaum tanpa kelas. Meski ramalan tersebut tidak pernah terwujud namun pemikiran Marx tentang stratifikasi sosial dan konflik tetap berpengaruh.
BAB II
GAMBARAN UMUM SUBYEK/OBYEK KAJIAN
A. Profil Umum Subyek/Obyek
Narasumber pertama (Tukang ojek biasa)
Bapak Feri Sentanu lahir pada 10 Desember 1970 di Solo. Beliau tinggal di daerah Legoso, Ciputat. Bapak Feri Sentanu memiliki riwayat pendidikan hingga sekolah menengah atas. Bapak Feri Sentanu mempunyai seorang istri yang merupakan ibu rumah tangga dan mempunyai 2 orang anak perempuan. Anak yang pertama masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan dan anak yang kedua masih duduk dibangku sekolah dasar. Beliau sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek di depan Komplek Legoso, Ciputat. Bapak Feri Sentanu telah berprofesi menjadi tukang ojek sejak tahun 2000 dan sampai saat ini terhitung sudah 15 tahun beliau berprofesi sebagai tukang ojek. Menurut Bapak Feri Sentanu, awal mula ia menjadi tukang ojek berawal dari susahnya mencari lapangan pekerjaan. Pada tahun 2000 ia bertekad dengan kuat untuk memutuskan menjadi tukang ojek.
Tempat pangkalan ojek bapak Feri Sentanu berlokasi di depan Komplek Legoso, Ciputat. Pangkalan ojek bapak Feri Sentanu berlokasi sangat strategis dan sangat mudah dijangkau untuk penumpang yang ingin memakai jasa ojeknya. Menurut Bapak Feri Sentanu awal mula berdirinya pangkalan ojek ini berawal dari jarak dari jalan raya ke dalam komplek yang lumayan cukup jauh bagi yang tidak menggunakan kendaraan.
Narasumber kedua (Gojek)
Bapak Adi Nurulfatih lahir pada 8 Januari 1975 di Jakarta. Beliau tinggal didaerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Bapak Adi Nurulfatih memiliki riwayat pendidikan hingga diploma 3. Bapak Adi Nurulfatih mempunyai seorang istri yang merupakan ibu rumah tangga dan mempunyai 2 orang anak yang terdiri dari 1 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Anak yang pertama yaitu yang laki-laki sudah duduk dibangku kuliah dengan tingkat semester akhir dan anak keduanya yaitu yang perempuan masih duduk dibangku sekolah menengah pertama. Saat ini beliau sehari-hari berprofesi sebagai gojek. Bapak Adi Nurulfatih telah berprofesi menjadi gojek sejak bulan Agustus 2015 dan smapai saat ini terhitung sudah 3 bulan beliau berprofesi sebagai gojek. Pekerjaan beliau sebelum menjadi gojek yaitu sebagai distributor tunggal pupuk bagian pengiriman didaerah Kebayoran. Menurut Bapak Adi Nurulfatih, awal mula ia menjadi gojek berawal dari ketertarikan masalah pemasukan maupun omset yang didapat.
Go-Jek lahir dari ide sang CEO dan Managing Director Nadiem Makarim yang mengaku seorang pengguna ojek. Ojek yang merupakan kendaran motor roda dua ini memang transportasi yang sangat efektif untuk mobilitas di kemacetan kota.
Dengan pengalamannya saat naik ojek di jalanan yang macet inilah ia kemudian menciptakan Go-Jek, sebuah layanan antar jemput dengan ojek modern berbasis pesanan. PT Go-Jek Indonesia yang sudah melewati perjalanannya sejak tahun 2011 kini sudah memiliki 1.000 armada ojek yang tersebar di seluruh kawasan Jabodetabek.
Dengan perkembangannya yang pesat ini, kabarnya Go-Jek telah menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam kompetisi bisnis Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) di Bali. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai komunitas bisnis maupun sosial.
Disitus resminya disebutkan bahwa layanan Go-Jek adalah sebagai berikut :
1. Jasa kurir (90 minute delivery anywhere in the city).
2. Jasa transportasi (transparent pricing, free shower cap and masker).
3. Jasa delivery makanan (delivering your favorite food under 60 minutes in Jabodetabek).
4. Jasa belanja dengan nominal dibawah 1 juta rupiah (shop for foof, ticket, medicine, anything under Rp. 1.000.000. We'll pay for it first).
Dari beberapa testimoni pengguna Go-Jek bisa ditarik satu kesimpulan bahwa mereka sangat puas dengan alasan yang hampir sama pula : tarif yang jelas dan transparan selain tentu saja sistemnya yang mengakomodir gaya hidup modern saat ini yaitu penggunaan teknologi. Calon pengguna tinggal menginstal aplikasi Go-Jek di smartphone-nya untuk kemudian melakukan pemesanan sekaligus memantau status pemesanannya.
B. Lokasi Kajian
Lokasi kajian penelitian yang dilakukan untuk pengambilan data dan informasi terbagi menjadi 2 lokasi, yaitu di Pangkalan Ojek Legoso, Ciputat yang merupakan pangkalan ojek dari Bapak Feri Sentanu dan Halte UIN Jakarta yang merupakan tempat Bapak Adi Nurulfatih untuk menunggu pesanan penumpang. Tata cara yang dilakukan untuk penelitian ini yaitu dilakukan oleh peneliti sendiri yang dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber, selanjutnya analisis kelompok. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap maupun akurat dan dengan benar adanya mengenai berbagai aspek permasalahan dan juga faktor permasalahan yang terjadi. Peran peneliti yaitu sebagai pewawancara dalam bentuk percakapan serta menggali berbagai data dan informasi yang dibutuhkan. Setelah itu, para peneliti menganalisis sendiri hasil dari data dan informasi yang telah diperoleh lewat analisis kelompok.
Jika dijabarkan, pada pangkalan ojek bapak Feri Sentanu ada diaerah yang sangat strategis dan sangat mudah dijangkau untuk penumpang yang ingin memakai jasa ojeknya dan suasananya juga ramai karena benar-benar terletak didepan komplek yang juga persis dipinggir jalan raya. Dan pada lokasi bapak Adi Nurulfatih ada didaerah yang juga sangat strategis dan sangat mudah dijangkau untuk tempat pertemuan antara calon penumpang dengan bapak Adi Nurulfatih dan suasananya juga ramai karena benar-benar terletak didepan gerbang pintu keluar UIN Jakarta yang juga persis dipinggir jalan raya.
BAB III
ANALISIS HASIL
Secara umum sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam masyarakat. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis dan sosiolog sosiologi berasal dari kata latin Socius yang artinya teman atau sesama dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita. Jadi, sosiologi berarti cerita tentang teman atau masyarakat. Sosiologi mempumyai ciri-ciri utama yaitu empiris, teoretis, kumulatif, nonetis. Sosiologi juga mempunyai hakikat sebagai ilmu pengetahun yaitu :
- Sosiologi adalah ilmu sosial, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sosiologi mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan
- Berdasarkan penerapannya, sosiologi digolongkan dalam ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat menjadi ilmu terapan (applied science).
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya, yang menajdi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, tidak hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia serta bentuk, sifat, isi dan struktur masyarakat.
- Sosiologi merupakan ilmu umum, bukan khusus, artinya mempelajari gejala-gejala pada interaksi antarmanusia.
Sosiologi mempunyai beberapa teori salah satunya adalah teori Karl Max yang menyebutkan "perebutan kue kesejahteraan: konflik dan persaingan dalam masyarakat" . Karl Max adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis memuculkan akibat sosial yang tidak diinginkan dan sebagai pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke waktu. Kritik Karl Max ini tertuang pada hukum Karl Max tentang kapitalisme, yang berisi surplus pengangguran, penurunan tingkat keuntungan, krisis bisnis, jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis, konsentrasi modal, dan bertambahnya kesengsaraan kaum proletar.
Teori Konflik dan Menurut Karl Marx
Karl Marx dipandang sebagai tokoh utama—dan yang paling kontroversial—yang menjelaskan sumber-sumber konflik serta pengaruhnya terhadap peningkatan perubahan sosial secara revolusioner. Marx mengatakan bahwa potensi-potensi konflik terutama terjadi dalam bidang pekonomian, dan ia pun memperlihatkan bahwa perjuangan atau konflik juga terjadi dalam bidang distribusi prestise/status dan kekuasaan politik.
Segi-segi pemikiran filosofis Marx berpusat pada usaha untuk membuka kedok sistem nilai masyarakat, pola kepercayaan dan bentuk kesadaran sebagai ideologi yang mencerminkan dan memperkuat kepentingan kelas yang berkuasa. Meskipun dalam pandangannya, orientasi budaya tidak seluruhnya ditentukan oleh struktur kelas ekonomi, orientasi tersebut sangat dipengaruhi dan dipaksa oleh struktur tersebut. Tekanan Marx pada pentingnya kondisi materil seperti terlihat dalam struktur masyarakat, membatasi pengaruh budaya terhadap kesadaran individu para pelakunya. Terdapat beberapa segi kenyataan sosial yang Marx tekankan, yang tidak dapat diabaikan oleh teori apa pun yaitu antara lain adalah, pengakuan terhadap adanya struktur kelas dalam masyarakat, kepentingan ekonomi yang saling bertentangan diantara orang-orang dalam kelas berbeda, pengaruh yang besar dari posisi kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang serta bentuk kesadaran dan berbagai pengaruh dari konflik kelas dalam menimbulkan perubahan struktur sosial, merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Marx lebih cenderung melihat nilai dan norma budaya sebagai ideologi yang mencerminkan usaha kelompok-kelompok dominan untuk membenarkan berlangsungnya dominasi mereka. Selanjutnya, mereka pun berusaha mengungkapkan berbagai kepentingan yang berbeda dan bertentangan yang mungkin dikelabui oleh munculnya konsensus nilai dan norma. Apabila konsensus terhadap nilai dan norma ada, para ahli teori konflik menduga bahwa konsensus itu mencerminkan kontrol dari kelompok dominan dalam masyarakat terhadap berbagai media komunikasi (seperti lembaga pendidikan dan lembaga media massa), dimana kesadaran individu dan komitmen ideologi bagi kepentingan kelompok dominan dibentuk. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebagai efek globalisasi pun dapat dijelaskan oleh sosiologi. Konsep-konsep dasar sosiologi memudahkan kita memahami masyarakat yang terkena masalah sosial.
Berdasarkan fakta sosial tersebut membuat kami tertarik untuk menganalisis langsung ke masyarakat berdasarkan sudut pandang kami sebagai mahasiswa untuk belajar memahami gejala sosial di masyarakat, Senin 2 november bertempat di daerah ciputat sekitar kampus kami UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kami melakukan survei langsung dengan datang langsung ke jalan mencari data data seaktual mungkin.
Sore itu kami berjalan menelususri jalan mencari seorang ojek yang berkenan untuk kami wawancarai, sesampai di tempat kami meminta salah satu ojek yang sedeng menunggu penumpang , kami dekati lalu kami kemukakan maksud dan tujuan kami dan alhamdulillah ojek tersebut berkenan untuk membantu kami bersedia untuk kami wawancarai, pertama -tama saya menanyakan nama nya , maaf pak dengan bapak siapa? Dengan bapak Feri Sentanu, lalu di teruskan dengan berbagai pertanyaan lain, sudah berapa lama bapak berprofesi menjadi ojek? kurang lebih sudah lima belas tahun, berapa penghasilan dalam sehari? sekitar Rp.50.000 sampai Rp.100.000, kadang malah gak dapet sama sekali abis dijalan di pake jajan ucapnya, kemudian kami lanjut bertanya, berapa penghasilan dalam sebulan? kurang lebih Rp.3000.000, berapa penumpang dalam sehari? sekitar 15 orang, pernah tidak sehari tidak dapet penumpang? belum pernah, walaupun 1 mah dapet , kalo ngojek biasanya dari jam berapa ke jam berapa? bebas tapi sopan, kalo ojek penumpangnya di batesin tidak? Bebas tidak ada batasan, mengenai adanya gojek gimana pendapat bapak? tidak ada masalah , tergantung orang orangnya ada sih yang terganggu tapi kalo bapak sih tidak, apa dampak ada nya gojek? uang sewa berkurng bisa sampe 25 %, lantas kenapa bapak gak beralih menjadi gojek? takut nyasar, gak begitu paham ama aplikasinya jenuh juga capek , apa enaknya jadi ojek biasa? enaknya gak ada yang ngatur, bebas bisa ngerjain kegiatan lain, kita atur sendiri waktunya, kalo tidak enaknya ? tidak dapet uang .
Kemudian setelah itu kami beralih menelusuri jalan mencari gojek, setelah dapat kami kemukakan maksud dan tujuan kami setelah gojek bersedia maka kami mulai sesi wawancara kami terhadap gojek.
Maaf pak dengan bapak siapa? Bapak tersebut menjawab nama sayai pak Adi Nurulfatih , lalu kami menanyakan sudah berapa lama bapak berpropesi menjadi gojek bapak tersebut menjawab sudah tiga bulan.
Lalu kami tanya lagi, berapa penghasilan dalam sehari, lalu bapaknya menjawab tergantung kalo rajin bisa sampai Rp.300.000, lalu berapa penghasilan perbulan yang di dapat , bapaknya menjawab "tidak tentu, kalo lagi baru baru lumayan, berapa penumpang dalam sehari? paling sedikit 5 tapi kalo dulu bisa sampe 20 orang , tapi enaknya orderan ada terus gak enaknya cape, sekarang nyari 5 ajah susah bisa sampai malam, pernah tidak sehari tidak dapat penumpang? Tidak pernah, kalo gojek biasanya dari jam berapa kejam berapa shift shiftan tidak? tidak , bebas yang penting keluar aja, kalo tidak keluar juga gapapa misal cape istrahat sehari, kalo gojek penumpangnya sehari atau sebulan harus berapa? tidak ada, pekerjaan sebelumnya bapak apa? Distributor bubuk bagian pengiriman di kebayoran, gimana cara itung itungan bagi hasilnya ? kena potongan 20%, enak tidak enak nya jadi gojek? semejak jadi gojek pernah tidak dapet perlakuan tidak enak dari ojek? Pernah ada aja di omelin sama ojek sekitar ditempat tunggu penumpang , kawasan mana yang rawan pak ? Bendungan Hilir sampai ke Senayan itu rawan, ucap pak gojek setelah kami tanya, setelah itu kami mengucapkan terima kasih banyak di tutup dengan foto bersama dengan gojek tersebut.
Disini, kami juga mengadakan survei ke 10 orang konsumen pengguna jasa ojek dengan berbagai latar belakang yang berbeda dengan pertanyaan "Lebih suka naik ojek biasa atau gojek?" dan hasilnya yaitu 9 dari 10 orang lebih suka naik gojek, dan mereka menjawabnya dengan beragam.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan teori Karl Marx dan hasil analisis yang telah kita buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa fakta sosial yang terjadi diantara Gojek dan ojek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Keduanya mengakui bahwa mereka saling terkait satu sama lain dan memiliki tugas yang sama walaupun mereka memiliki konflik yang tidak bisa secara langsung di selesaikan. Gojek yang sebelumnya berprofesi lain mengaku cukup puas dengan penghasilannya yang sekarang. Namun dahulu saat belum banyak yang tertarik dengan profesi Gojek penghasilan mereka jauh lebih memuaskan. Meski seringkali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari para Ojek pangkalan yang selalu merasa para Gojek mengambil pelanggannya. Juga para Ojek yang mengaku penghasilan mereka menurun karena adanya Gojek yang memanfaatkan media sosial dan memiliki fasilitas yang lebih ketimbang para Ojek.
Meski teori Karl Marx menyatakan bahwa kaum yang tidak menguasai atau memiliki alat produksi akan membuat suatu kaum tanpa kelas. Tapi nyatanya sekarang kaum yang menguasai atau memiliki alat bisa sedikit lebih unggul ketimbang kaum yang tidak menguasai atau memiliki alat.
DAFTAR PUSTAKA
Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern Edisi Ketujuh. Jakarta: Kencana Prenadamia Group
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
http://infogojek.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-go-jek.html
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar