Mutia Soleha kpi 1d 1112051000099_institusi sosial
Pentingnya majelis ta'lim dilingkungan masyarakat untuk bekal akhirat
Latar Belakang
Dunia sudah semakin tua. Dan tidak jarang masyarakat yang semakin giat dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satunya kaum ibu rumah tangga yang mayoritas tidak memiliki pekerjaan khusus yang memenuhi hari-harinya selain mengurus anak, suami dan rumahnya. Mereka memilih untuk mengisi waktu luangnya untuk menghadiri pengajian-pengajian yang ada disekitar tempat tinggal mereka. Atas dasar inilah saya akan meneliti apakah benar banyak ibu rumah tangga yang memenuhi majelis ta'lim atau apakah sebaliknya ?
Metode Penelitian
Metode yang saya gunakan adalah metode kualitatif dengan mendatangi langsung san narasumber dan mewawancaranya.
Analisis Hasil Penelitian
Majelis ta'lim yang dipimpin oleh ibu Hj. Sawiyah ini terbentuk sejak tahun 1998. Pada saat itu pimpinannya masih ibu Hj. Adenin yang merupakan sesepuh di daerah Lenteng Agung. Beliau mewakafkan tanahnya untuk didirikan sebuah musholah diatasnya. Musholah tersebut bernama Musholah Al-Makmur, maka majelis ta'lim yang ada didalamnya diberi nama Majelis Ta'lim Al-Makmuriah karena jama'ahnya adalah kaum hawa.
Belasan tahun sudah majelis ta'lim ini terbentuk. Setelah wafatnya ibu Hj. Adenin kepemimpinan majelis ta'lim jatuh ke tangan salah satu muridnya yang telah mewarisi ilmunya untuk tetap mengajarkan ibu-ibu disekitar daerah itu untuk belajar membaca Al-Qur'an. Hingga saat ini jama'ah majelis ta'lim tersebut mengalami pasang surut. Dalam artian, kadang banyak yang mengikuti pengajian dan dalam kondisi tertentu tak jarang juga ibu-ibu yang malas untuk datang kepengajian, misalnya ketika hujan deras. Ya, kadang hujan yang deras juga sering menjadi alasan para jama'ah tidak datang untuk mengaji. Majelis ta'lim ini memang selalu bertempat di musholah Al-Makmur, yang letaknya dekat dengan kali yang apabila hujan deras datang kali banjir sampai menutupi jalan dan membuat para jama'ah malas untuk datang ke musholah. Itu alasan umum kenapa mereka tidak ikut mengaji dan dalam keadaan tertentu. Setelah itu ada juga ibu-ibu yang sama sekali tidak pernah ikut bergabung dalam majelis itu, ia beralasan sibuk mengurus rumah dan masak untuk keluarganya. Ya, memang beraneka ragam tipe manusia dimuka bumi ini. Pengajian ini diadakan satu minggu sekali setiap hari jum'at.
Ibu Hj.wiwi begitu beliau sering disapa oleh jama'ahnya, merasa sangat bangga dan senang dapat kepercayaan untuk mengajarkan ilmu Al-Qur'an kepada masyarakat disekitar tempat dia tinggal. Beliau tidak mengharapkan imbalan sama sekali. Beliau hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT sebagai bekal baginya untuk menuju kebahagiaan diakhirat.
Warga disekitar majelis ta'lim juga sangat mendukung kegiatan ini. Bapak kepala RT mengatakan kegiatan ini sangat positif, dan memang sudah terbentuk sejak lama. Jadi, sudah menjadi kebiasaan atau rutinitas yang sudah mengakar dikalangan ibu-ibu didaerah Lenteng Agung.
Jama'ah yang ikut kegiatan inipun merasa senang karena bisa melaksanakan kewajiban yaitu belajar ilmu Al-Qur'an untuk bekal dihari akhir nanti.
Namun ada saja sisi negatif dari suatu perkumpulan umat seperti ini. Karena pengikutnya adalah kaum ibu jadi tidak jarang merka bergosip disaat jalannya acara pengajian. Yang seperti ini menjadi harapan besar bagi sang pimpinan untuk mengubah kebiasaan jama'ahnya.
Institusi Bisnis
Usaha Kuliner Nasi Kebuli
Milik: Bapak H.Sholeh
Latar Belakang
Nasi Kebuli, adalah makanan favorit masyarakat betawi kuliner ini berasal dari negara Arab. Di Jakarta belum banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan menu ini.
Kebanyakan dari mereka hanya menerima pesanan untuk acara-acara besar dikalangan warga betawi. Saya menemukan satu rumah makan yang menu utamanya adalah Nasi Kebuli.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode kualitatif.
Analisis Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari minggu tanggal 02 Desember 2012. Usaha kuliner dengan menu andalan Nasi Kebuli milik Bapak H.Sholeh berdiri sejak tahun 2007 sampai saat ini. Dalam memulai usahanya ini beliau terinspirasi saat beliau mengikuti acara pertemuan haji dirumah salah satu kerabatnya. Makana yang dihidangkan pada saat itu adalah nasi kebuli beserta lauk pauknya yang dominan dengan daging kambing. Pemikiran beliau langsung tertuju kepada peluang bisnis yang akan beliau dapatkan dari makanan tersebut. Mengingat dijakarta jarang ditemukan rumah makan atau restoran yang menghidangkan makanan dengan menu utama nasi kebuli.
Dari situ mulailah beliau merintis usaha tersebut. Beliau membuka rumah makan dengan menu nasi kebuli itu dikawasan kuningan jakarta selatan. Dengan bermodalkan uang sebesar 700 ribu rupiah beliau memulai usahanya hingga sekarang dengan pendapatan kurang lebih 2 juta rupiah perharinya.
Tidak diduga ternyata usahanya berkembang dalam waktu yang sangat singkat. Menurut salah satu pelanggan yang berkunjung ke rumah makannya, masakan yang dihidangkan ditempat tersebut memang enak, mempunyai cita rasa yang khas dan nasi kebuli menu utamanya itu rasanya lain dari pada nasi kebuli yang bukan buatan H.Sholeh.
Tempatnya juga bersih, nyaman, tapi karena banyak peminatnya jadi sangat ramai yang berkunjung ke tempat ini. Pengunjungnya mayoritas adalah pegawai kantor, karen tempat ini berada tepat disekitar gedung perkantoran daerah Rasuna Said.
Ditanya tentang kerugian yang beliau dapatkan selama ini, beliau menjawab bahwa beliau tidak pernah merasa mendapatkan kerugian selama ini. Memang, makanan yang dihidangkan tidak selalu habis terjual, jika kinsumen yang datang ke tempatnya sedang ramai maka semua menu habis terjual, namun jika konsumen sedang sepi maka banyak makanan tersisa dan pendapatan pun berkurang. Tetapi beliau tidak menganggap itu adalah suatu kerugian, karena jika menu tidak habis terjual beliau membagikan makanan-makanan itu kepada masyarakat disekitar tempat usahanya dan beliau pikir itu adalah sebuah kebaikan dan akan berbuah pahala dan disitu beliau merasa tetap untung tanpa sedikitpun rugi. Luar biasa mulia bapak ini.
Dimata karyawannya beliau adalah sosok yang baik, dermawan dan sabar. Setiap kali ada kendala yang beliau temukan diperjalanan bisnisnya beliau tetap sabar menghadapinya. Beliau dinilai baik dan dermawan oleh karyawannay karena sering memberikan bonus yang mungkin nilainya tidak besar namun memberikan satu kepuasan bagi karyawannya dan membuat mereka betah bekerja bersama Bapak H.Sholeh.
Didalam keluarga beliau adalah sosok suami yang bertanggung jawab, ayah yang baik dan humoris, dan anak yang bakti kepada orang tuanya.
Sesibuk apapun beliau dalam usahanya, beliau selalu meluangkan waktu untuk berlibur bersama keluarga.
Usaha yang beliau jalankan ini memang sudah lama beliau jalankan. Namun sampai saat ini belum ada cabang yang beliau buka didaerah lain. Maka dari itu beliau berharap usahanya terus berkembang dan dapat membuka cabang dimana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar