Senin, 27 Oktober 2014

ELLYA Pratiwi_Tugas 5 (1112051000030)




ETIKA DALAM KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN:
MEMAHAMI DIMENSI ETIK DALAM RUANG KEBUDAYAAN

Dalam etika komunikasi menurut Budi Susanto SJ, bukan berarti dapat memberikan pedoman tindakan yang dianggap etis. Terlebih lkagi pada media iklan, dianggap tidak memeliki kepentingan yang berkaitan dengan etika. Taktik komunikasi memang mampu membuat perubahan dan perkembangan kehidupan dalam masyarakat yang berlangsung begitu cepat. Ada benarnya soal anggapan media merupakan sarana pendidikan dan pembentuk kebudayaan masyarakat. Namun di lain pihak mengatakan bahwa media khususnya televisi sudah harus diawasi karena sudah begitu jauh menerobos ke kehidupan manusia.

Media iklan dalam komunikasi massa sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan simbol-simbol imajinatif yang memperhitungkan kebutuhan manusia dan kepentingan bahkan hal-hal yang tidak begitu dibutuhkan namun merasa ingin memiliki. Karena itulah bagian dari tujuan iklan tersebut. mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan mengeluarkan modal seminimal mungkin.

Komunikasi adalah pertukaran simbol, jadi komunikasi antar budaya adalah pertukaran simbol dari dua orang atau lebih (etnis/ras) yang dilatar belakangi oleh faktor perbedaan budaya (purwasito, 2004: 2) antara lain: Bahasa, keyakinan, adat istiadat, kepercayaan dan status sosial-ekonomi dan sebagainya.

Masalah pokok yang perlu ditinjau adalah nilai-nilai kehidupan masyarakat modern konsumeritis sudah dikomoditikan. Selain itu, perlu juga mengukur diri berdasar apa yang telah diperoleh dan apa yang dimiliki. Dunia modern dengan media komunikasi mencipta gaya hidup dengan memberi pandangan bahwa kepribadian, harga diri dan kebahagiaan hanya dapat diperoleh melalui pembelian dan pemilikan sebuah komoditi.

Ada juga beberapa orang yang merasa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri saat mereka merasa dibebana anggapan bahwa sudah tidak mampu lagi menghasilkan sebagaimana diharapkan masyarakat. Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa, yaitu:

1.      Mengikat dan menyeragamkan

2.      Memproduksi dan memperbaharui

3.      Mendistribusikan dan mengontrol

 

Komunikasi dan media komunikasi yang sesungguhnya adalah cerminan dari masyarakat miliknya dapat bermuka dua. dari satu muka komunikasi dan media komunikasi dapat menjadi pendukung status quo. Dari sisi lain, komunikasi dan media komunikasi justru menyatakan kekuatan dahyat untuk mengubah. Komunikasi dan media komunikasi dapat berfungsi sebagai penyampai berita, tetatpi juga mampu sebagai pengaruh bagaimana sebuah berita seharusnya diterima.

Dengan kesadaran akal budinya seseorangdapat saja memilih sebuah cita-cita (bukan perintah) yang ditawarkan oleh sebuah komunitas tertentu. Cita-cita yang biasanya mensyaratkan kontrol atas birahi, nafsu atau keinginan lain yang juga melekat pada kemanusiaan. Ketiadaan kebebasan menggunakan akal budi sesungguhnya adalah sebuah obsesi, khayalan atau bahkan perokupasi. Tanpa kebebasan berpikir dan berbincang-bincang tentang berbagai macam informasi komunikatif yang disampaikan bisa jadi itulah kemanusiaan yang dimiskinkan. Apalagi hal itu pun dihasilkan oleh salah satu hasil (jerat) rekayasa kebudayaan manusia.

Sumber:

Tebba Sudirman. 2008. Filsafat Dan Etika Komunikasi, Ciputat: Penerbit Pustaka Irvan.

Zamroni Muhammad. 2009. Filsafat Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini