Senin, 27 Oktober 2014

Tugas 5 (Sholahul Imani El Azmi 1112051000103 KPI 5D)

Etika Komunikasi dan Kebudayaan: Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan
 
Menurut Budi Susanto SJ, berbicara tentang etika komunikasi, seperti pada media massa, tidak berarti akan member pedoman tindakan yang dianggap etis. Anggapan bahwa media komunikasi adalah sarana pendidikan dan pembentukan kebudayaan masyarakat memang masih dibenarkan. Media komunikasi, khususnya media iklan memang sangat bersinggungan dengan masalah etika atau moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaakan nafsu, perasaan, dan keinginan yang berada dalam kemanusiaan kita.
Etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan atau fungsi komunikasi. Komunikasi bersfungsi menyampaikan informasi mengenai suatu kebenaran. Karena itu, dalam arti tertentu apa yang dimaksud sebagai kebenaran ilmiah juga akan sangat tergantung pada pihak-pihak yang mampu merekayasa, menguasai dan mendayagunakan simbol-simbol dalam media komunikasi itu. Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, peran kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa, yaitu :
1)    Mengikat dan menyeragamkan
2)    Memproduksi dan memperbaharui
3)    Mendistribusikan mengontrol
Untuk mengikat kelompok penerima komunikasi atau konsumen dan menyeragamkan informasi yang hendak disampaikan diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan ;pemahaman akan aneka warna kebudayaan dan realitivitas kebudayaan milik sendiri dan pemahaman akan segi-segi positif dari kebudayaan milik masyarakat yang lain.
Media komunikasi menyediakan sarana untuk menghasilkan sebuah pengetahuan atau kebenaran, sehingga masyarakat terdukung untuk mengetahi mana atau apa saja hal-hal yang salah atau benar, asli atau palsu. Media komunikasi dapat juga membuat orang kreatif. Mengarahkan masyarakat kepada masa depan dengan menghadirkannya dalam masa kini melalui pertukaran kata-kata dan pesan dalam bentuk ramalan, harapan, dan imbauan. Media komunikasi juga dapat menhasilkan perubahan (transformasi) denga cara menyediakan beragam informasi, menyebarluaskan dan mendesakkan pendapat tertentu. Fungsi komunikasi yang lain ialah mendistribusikan dan mengontrol. Kontrol dilakukan dengan cara menghasilkan dan memaksakan sebuah aturan main yang membatasi pilihihan-pilihan pola bahasa dan prilaku yang tersedia bagi konsumen. Mereka yang melanggarnya akan dihakimi sebagai yang tidak efektif atau dicap komunikator yang tidak sopan.
Sebuah kontrol yang mampu mempengaruhi bentuk dan isi adat atau kebudayaan seseorang seperti ini dapat juga berbuah lebih jauh. Dalam arti tertentu bahasa, adat, dan agama memang merupakan produk sosial akal budi dari sebuah komunitas. Akal budi seseorang dianggap tak akan berkembang secara manusiawi dan berbuah secara sosial kalau tak hidup dalam produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas itu, meskipun produk yang dimaksud hanya produk kebudayaan yang simbolik dan metaforis.
Masalahnya adalah media komunuikasi modern sekarang ini cenderung tidak lagi menyajikan makna dan pesan yang komunikatif. Media komunikasi lebih berfungsi untuk menghasilkan sebuah dunia atau gambar rekaan untuk sebuah gaya hidup tertentu. Dengan kesadaran akal budinya seseorang dapat memilih sebuah cita-cita (bukan perintah) yang ditawarkan oleh sebuah komunitas tertentu. Tanpa kebebasan berfikir dan berbincang-bincang tentang berbagai macam informasi komunikatif yang disamapaikan bisa jadi itulah kemanusiaan yang dimiskinkan. Apalagi hal itupun dihasilkan oleh salah satu hasil (jerat) rekayasa kebudayaan manusia.
 
Daftar Pustaka :
Tebba, Sudirman . Filsafat dan Etika Komunikasi. Pustaka Irvan. Ciputat. 2008
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini