Senin, 27 Oktober 2014

TUGAS ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI KE 5_DEWI UTARI_1112051000134_KPI 5E

NAMA            : DEWI UTARI
NIM                : 1112051000134
KPI 5E
TUGAS KE 5
ETIKA DALAM KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Menurut Budi Susanto SJ. berbicara tentang etika komunikasi, seperti pada media massa, tidak berarti akan memberi pedoman tindakan yang dianggap etis.[1] Apalagi ada sementara orang yang menganggap bahwa media massa, khususnya media iklan, tidak mempunyai kepentingan dengan apa yang disebut etika. Namun perbincangan ini bisa mengingatkan kita agar lebih waspada terhadap taktik komunikasi modern yang membuat perubahan dan perkembangan kehidupan dalam masyarakat berlangsung begitu cepat.
Masalah pokok yang perlu kita lihat, yaitu bahwa nilai-nilai kehidupan masyarakat modern konsumeristis sudah dikomoditikan. Kita mengukur diri kita ini bernilai hanyalah berdasar pada apa yang kita peroleh dan apa yang kita punya. Dunia modern dengan media komunikasi mencipta gaya hidup dengan memberi pandangan bahwa kepribadian, harga diri dan kebahagiaan hanya dapat diperoleh melalui pembelian dan pemilikan sebuah barang komoditi.
Kemudian etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan atau fungsi komunikasi. Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi mengenai suatu kebenaran. Tetapi dari suatu kepentingan dengan cara apapun juga kebenaran yang di maksud sesungguhnya hanya dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan itu. Karena itu, dalam arti tertentu apa yang dimaksud sebagai kebenaran ilmiah juga akan sangat tergantung pada pihak-pihak yang mampu merekayasa, menguasai dan mendayagunakan symbol-simbol dalam media komunikasi itu.
Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat fungsi komunikasi massa, yaitu:[2]
         1.         Mengikat dan menyeragamkan
         2.         Memproduksi dan memperbaharui
         3.         Mendistribusikan dan mengontrol
Untuk mengikat kelompok penerima komunikasi atau konsumen dan menyeragamkan informasi yang hendak disampaikan diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan: pemahaman akan aneka warna kebudayaan dan relativitas kebudayaan milik sendiri dan pemahaman akan segi-segi positif dari kebudayaan milik masyarakat yang lain.
Selain itu, media komunikasi memang menyediakan sarana untuk menghailkan sebuah pengetahuan atau kebenaran, sehingga masyarakat terdukung untuk mengeahui mana tau apa saja hal-hal yang salah atau benar, asli atau palsu. Melalu media komunikasi sebuah realitas nyata, atau menolaknya karena menganggapnya sebagai sebuah takhayul atau khayalan ideologis belaka.
Media komunikasi juga dapat membuat orang kreatif. Mengarahkan kepada mesa depan dengan menghadirkannya dalam masa kini melalui pertukaran kata-kata dan pesan dalam bentuk ramalan, harapan, dan imbauan. Fungsi komunikasi yang lain ialah mendistribusikan dan mengontrol. kontrol dilakukan dengan cara menghasilkan dan memaksakan sebuah aturan main yang membatasai pilihan-pilihan pola bahasa dan perilaku yang terssedia bagi konsumen. Berdasarkan norma-norma yang sudah dibakukan seseorang diharuskan untuk bertindak atau berbicara secara tertentu pula. Dengan begitu, media komunikasi mengontrol dan berfungsi seperti satpam yang menjaga pintu. Kontrol dilaksanakan juga dengan cara menentukan berita, peristiwa atau nilai-nilai mana yang layak disampaikan dan direncanakan untuk disampaikan selanjutnya. Sebuah control yang mampu mempengaruhi bentuk dan isi adat atau kebudayaan seseorang seperti ini dapat juga berbuah lebih jauh.
Dalam arti tertentu bahasa, adat dan agama memang merupakan produk social akal budi dari sebuah komunitas. Dengan kesadaran akal budinya seseorang dapat saja memilih sebuah cita-cita yang ditawarkan oleh sebuah komunitas tertentu. Cita-cita yang biasanya mensayaratkan control atas birahi, nafsu atau keinginan lain yang juga melekat pada kemanusiaan.
Tanpa kebebasan berpikir dan berbincang-bincang tentang berbagai macam informasi komunikatof yang disampaikan bisa jadi itulah kemanusiaan yang dimiskinkan. Apalagi hal itupun dihasilkan oleh salah satu hasil rekayasa kebudayaan manusia.
 
Daftar pustaka
Tebba, sudirman. filsafat dan etika komunikasi.  Ciputat: penerbit pustaka irvan. 2008.


[1] Sudirman Tebba, filsafat dan etika komunikasi, (Ciputat: penerbit pustaka irvan, 2008) h. 115.
[2] Sudirman Tebba, filsafat dan etika komunikasi, h 120.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini