Senin, 27 Oktober 2014

tugas mingguan ( ETIKA DALAM KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN)

 
Nama                           : Wiji Lestari                                                              
                       
Nim                             : 1112051000093
 
Semester/prodi/kelas   : 5/KPI/C
 
 
 
ETIKA DALAM KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Memahami Dimensi Etika dalam Ruang kebudayaan

Banyak orang beranggapan bahwa dalam sebuah pembicaraan, kita harus menggunakan etika untuk menghargai dan menghormati lawan bicara. Sebuah teori yang mendefinisikan etika sebagai, "sebuah cabang ilmu filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma, moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya". Dalam teori ini, etika memiliki 3 tujuan, yaitu: Membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggung jawabkan, Membantu manusia mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam hidup ini, Tujuan akhir untuk menciptakan kebahagiaan.
Terlepas setuju atau tidaknya  dengan teori diatas, namun ada hal yang bisa kita sepakati bahwa etika berhubungan dengan moral,"sistem tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia."
Menurut Edward T.Hall, komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi, karena kebudayaan itu hanya dimiliki oleh manusia maka komunikasi itu milik manusia dan dijalankan diantara manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat kita sebagai seorang manusia yang memang tidak dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain disekitar kita, walaupun hanya untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan dari dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian disebut sebagai kebudayaan.
Semua manusia didunia memiliki kebudayaan, salah satu komponen kebudayaan adalah nilai. Nilai merupakan suatu referansi atau rujukan yang dipegang sebagai pedoman tingkah laku setiap anggota masyarakat atau kelompok budaya tertentu.
Menurut Jack Odell, etika memberikan kerangka yang dibutuhkan setiap orang untuk melaksanakan kode etik dan moral. Masyarakat tanpa etika adalah masyarakat yang siap hancur. Oleh karena itu, etika adalah prasyarat wajib bagi keberadaan sebuah komunitas social.
Manusia dalam memahami etika tentu saja melalui proses yang disebut enkulturasi yang merupakan proses individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kehidupannya. Seringkali individu belajar dan meniru berbagai macam tindakan,  perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan itu telah di internalisasi dalam kepribadiannya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi suatu  pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya "dibudayakan".
Banyak kode etik tampil sebagai ide yang berbeda-beda karena mereka berasal dari kebudayaan yang berbeda pula. Dengan memberikan prioritas perhatian pada perbedaan etika maka kita akan mengetahui apa yang patut dan tidak patut dilakukan, dalam kebudayaan kita maupun kebudayaan orang lain. Beberapa aturan mungkin mengandung ambiguitas, misalnya menatap orang lain yang lebih tua umurnya diperkenankan menurut satu budaya, namun dalam kebudayaan lain merupakan hal tabu atau tidak diperbolehkan.
 
Referensi
Dr, Alo Liliweri, M.S, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, ( Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2007) hlm.35-37
Richard L.Johannesen, Etika Komunikasi,Judul Asli :  Ethics in Human Communication (Third Edition), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini