Senin, 27 Oktober 2014

TUGAS 5, SUKMANA GALIH MAULANA KPI 5C

Nama               : Sukmana Galih Maulana
NIM                : 1112051000088
Kelas               : KPI 5C
 
Etika dalam Komunikasi dan Kebudayaan
Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan
Istilah etika berasal dari kata ethikus (latin) dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik, dinamakan etika. Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau sebuah kelompok, dan masyarakat, menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Selanjutnya adalah kebudayaan. Suatu kebudayaan merupakan sistem of meaning (sistem makna), jejaring makna yang terdapat pada pikiran dan tindakan manusia.
Menurut Budi Susanto SJ, berbicara tentang etika komunikasi seperti pada media massa, tidak berarti akan memberi pedoman tindakan yang di anggap etis. Apalagi ada sementara orang menganggap bahwa media massa, khususnya media iklan, tidak mempunyai kepentingan dengan apa yang disebut etika.
Menurut Purwasito (2003) komunikasi bersifat dinamik, artinya komunikasi adalah aktivitasorang-orang yang berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi dan mengalami perubahan-perubahan pada pola, isi, dan alurnya. Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang yang menyampaikan pesan, dan kondisinya untuk mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan.
Dalam hal ini, antropolog Edward T Hall (1973) berpendapat bahwa budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Dengan kata lain, " tak memikirkan komunikasi tanpa memikirkan konteks dan makna kulturnya."
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dari kebudayaan yang terkenal pada variasi langkah dan cara manusia atau kelompok sosial. Pelintasan komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal dan non-verbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua kontek interaksi.
Menurut Edward T.Hall komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan pula, bahwa komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi. Karena kebudayaan itu hanya dimiliki oleh manusia begitu juga dengan komunikasi, hanya dimiliki oleh manusia dan dijalankan antara manusia. Sedangkan, pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan terletak pada variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia atau kelompok sosial. Pelintasan komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal dan non-verbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi.
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. mengandung tuntutan atau keharusan bahwa budaya yang diciptakan manusia mengandung nilai–nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau diterima sebagian besar orang. Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan, bahakan mampu meningktkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang beretika adalah kebudayaan yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat kemanusiaan.
Menentukan apakah suatu budaya yang dihasilkan manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini masyarakat pendukung kebudayaan . Hal ini dikarenakan berlakunya nilai-nilai etik bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi masyarakatnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini