Senin, 27 Oktober 2014

Nama : Taufik Abdullah KPI 5 E NIM : 1112051000163, Tugas Ke-5

Nama  : Taufik Abdullah

Kelas   : KPI 5 E

NIM    : 1112051000163

Tugas ke-5

 

 

Etika dalam Komunikasi dan Kebudayaan: Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan

 

Istilah etika berasal dari kata ethikus (latin) dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku manusia. Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik, dinamakan etika.

Komunikasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberinnya makna, komunikasi telah terjadi terlepas dari apakah kita menyadari perilaku kita atau tidak. Bila kita memikirkan hal ini kita harus menyadari bahwa tidak mungkin bagi kita untuk  tidak berperilaku. Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. Maka tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak berkomunikasi.

Menurut Budi Susanto SJ, berbicara tentang etika komunikasi, seperti pada media massa, tidak berarti akan member pedoman tindakan yang dianggap etis. Anggapan bahwa media komunikasi adalah sarana pendidikan dan pembentukan kebudayaan masyarakat memang masih dibenarkan. Media komunikasi, khususnya media iklan memang sangat bersinggungan dengan masalah etika atau moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaakan nafsu, perasaan, dan keinginan yang berada dalam kemanusiaan kita.

Etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan atau fungsi komunikasi. Komunikasi bersfungsi menyampaikan informasi mengenai suatu kebenaran. Karena itu, dalam arti tertentu apa yang dimaksud sebagai kebenaran ilmiah juga akan sangat tergantung pada pihak-pihak yang mampu merekayasa, menguasai dan mendayagunakan simbol-simbol dalam media komunikasi itu. Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, peran kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa, yaitu :

·         Mengikat dan menyeragamkan

·         Memproduksi dan memperbaharui

·         Mendistribusikan mengontrol

Masalah pokok yang harus kita lihat, yaitu bahwa nilai-nilai kehidupan masyarakat modern konsumeritis sudah dikomoditikan. Kita mengukur diri kita ini bernilai hanyalah berdasar pada apa yang kita peroleh dan apa yang kita punyai. Dunia modern dengan media komunikasi mencipta gaya hidup dengan memberi pandangan bahwa kepribadian, harga diri dan kebahagiaan hanya dapat diperoleh melalui pembelian dan pemilikan sebuah barang komoditi. Tidak jarang juga banyak orang modern yang merasa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan kalau mereka mulai memasuki masa pensiun. Ini karena mereka merasa dibebani anggapan bahwa sudah tak mampu lagi menghasilkan sebagaimana yang diharapkan masyarakat.

Kemudian etika komunikasi juga tampak jelas dalam peranan atau fungsi komunkasi. Komunikasi berungsi menyampaikan informasi mengenasi suatu kebenaran. Tetapi dari satu kepentingan dengan cara apapun juga kebenaran yang dimaksud sesungguhnya hanya dimanfaatkan untuk mengejar kepentingan itu. Kebenaran disederhanakan menjadi semacam kepercayaan yang dianggap masuk akal dalam batas-batas pengetahuan atau cara berpikir tertentu.

Fungsi komunikasi yang lain ialah mendistribusikan dan mengontrol. Kontrol dilakukan dengan cara menghasilkan dan memaksakan sebuah aturan main yang membatasi pilihihan-pilihan pola bahasa dan prilaku yang tersedia bagi konsumen. Mereka yang melanggarnya akan dihakimi sebagai yang tidak efektif atau dicap komunikator yang tidak sopan.

Hubungan antar budaya dan komunikasi penting dipahami untuk memahami komunikasi antarbudaya oleh karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar komunikasi. Kemiripan budaya dalam presepsi memungkinkan makna yang mirip pula terhadap suatu objek sosial maupun peristiwa. Cara-cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan, dan perilaku-perilaku nonverbal kita, semua itu terutama merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh budaya. Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka praktik dan perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budaya-budaya tersebut akan berbeda pula (Mulyana: 2000,25).

Perbedaan dalam budaya akan mempengaruhi bagaimana cara orang tersebut dalam komunikasi. Dimensi etik dalam komunikasi dalam ruang kebudayaan adalah, seseorang dari suku atau memiliki budaya tertentu harus memahami perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal dari orang yang memiliki budaya yang berbeda. Dalam etika, perilaku manusia menjadi pembelajaran yang harus dipahami. Sehingga dimensi etik dalam kebudayaan ini juga menuntut kita harus mempunyai sikap toleransi dan saling menghormati antar perbedaan budaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber :

Tebba, Sudirman . Filsafat dan Etika Komunikasi. Pustaka Irvan. Ciputat. 2008

Mufid Muhammad, Etika dan Filsafat Komunikasi,(Jakarta: Kencana: 2009), hlm. 259

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini