Senin, 27 Oktober 2014

Novi Fitriani / 1112051000147 / KPI 5E/ Tugas ke V/ Etika dalam Komunikasi dan Kebudayaan (Memahami dimensi etik dalam ruang kebudayaan)

Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, yang berarti  tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan cara berfikir. Menurut istilah etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok tertentu dalam  mengatur tingkah laku dan berlaku pada masyarakat tertentu pula.

Komunikasi menurut Onong Effendy adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu , mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi menurut bahasa berarti kesamaan pengertian atau berbagi. Sedangkan menurut istilah komunikasi adalah proses bertukar informasi antara individu-individu melalui system lambang-lambang, tanda-tanda dan tingkah laku. Sedangkan menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah suatu proses  yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambing verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,  yang  artinya mengolah atau mengerjakan dalam bahasa Indonesia sering disebut "kultur".

Kebudayaan dapat dilihat dari tiga aspek. Yaitu aspek kognitif, evaluative, dan aspek simbolik.

Kebudayaan dilihat dari aspek kognitif adalah suatu system kepercayaan, ide, gagasan atau pengetahuan, yang akan memungkinkan para penganut suatu kebudayaan dapat melihat dunianya, masyarakatnya, dan bahkan dirinya sendiri. Pada segi kognitif ini kebudayaan akan menentukan pandangan dunia (world view) sekelompok orang.

Kebudayaan dilihat dari aspek evaluative adalah dimana kebudayaan dan pengetahuan dan kepercayaan tertentu ditransformasikan menjadi nilai-nilai.oleh karena itu, setiap system budaya selalu menetapkan etos tertentu untuk pendukungnya, baik yang menyangkut nilai0nilai yang bersifat moral maupun nilai-nilai yang bersifat estetik.

Selanjutnya kebudayaan dilihat dariu aspek simbolik adalah suatu pola makna-makna yang diwariskan secara historis yang terwujud dalam symbol-simbol, suatu system konsep-konsep yang diwariskan yang terungkap dalam bentuk-bentuk simbolis yang dengannya manusia berkomunikasi, dan mengembangkan kehidupan dan sikap-sikap terhadap kehidupan. Oleh karena itu kebudayaan adalah system makna dan system n ilia yang dikomunikasikan melalui system symbol. Atau bisa juga disebut suatu sisten simbolik yang berfungsi untuk mengkomunikasikan makna dan nilai.

Berdasarkan keterkaitan media komunikasi, pesan kebenaran yang mau disampaikan dan kekuasaan, maka dapat dilihat tiga fungsi komunikasi massa, yaitu: mengikat dan menyeragamkan, memproduksi dan memperbaharui, mendistribusikan dan mengontrol.

Untuk dapat mengikat kelompok penerima komunikasi atau konsumen dan menyeragamkan informasi yang hendak disampaikan dengan diperlukan pemahaman yang cukup luas tentang apa yang dimaksud dengan kebudayaan: pemahaman akan aneka warna kebudayaan dan relativitas kebudayaan milik sendiri dan pemahaman akan segi-segi positif dari kebudayaan miliik masyarakat lain.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini