Senin, 27 Oktober 2014

ETIKA 5_LIDYA ISMAWATIE_KPI 5-C_1112051000076

Lidya Ismawatie
KPI 5-c
1112051000076
Etika Dalam Komunikasi dan Kebudayaan
Memahami Dimensi Etik dalam Ruang Kebudayaan

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tentang tata cara pergaulan, dimana diatur tata cara bergaul untuk dapat saling menghormati . Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan orang yang melakukan komunikasi agar tentram, terlindungi tanpa ada pihak yang dirugikan kepentinganya dan perbuatan yang dillakukan sesuai adat kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia secara umum. Tata cara pergaulan, aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam bermasyarakat dan menentukan mana yang baik dan tidak baik, itulah yang disebut etika.
Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak dengan bertanggung jawab. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani setiap kehidupan. Oleh karena itu etika merupakan bagian dari wujud pokok budaya yang pertama yaitu gagasan atau ide . budaya seperti yang dikemukakan koentjaranigrat yaitu komplek gagasan, perilaku dan hasil karya manusia yang dijadikan milik dari dan dipergunakan untuk memenuhi hidup yang didapat dengan belajar secara kontinu (terus-menerus).
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan yang  terletak pada variasi langkah dan cara manusia berkomunikasi melintas komunitas manusia atau kelompok sosial. Semua masyarakat tentunya memiliki kebudayaan. Salah satu komponen kebudayaan adalah nilai. Nilai merupakan suatu referensi yang  dipegang sebagai pedoman tingkah laku setiap anggota masyarakat atau kelompok budaya tertentu.
Manusia dalam memahami etika tentu saja melalui proses yang disebut enkulturasi. Enkulturasi adalah proses individu dalam mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kehidupanya. Seringakli individu belajar dan meniru berbagai macam tindakan , perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan itu telah di internalisasi dalam kepribadianya. Dengan berkali-kali meniru maka tindakanya menjadi suatu pola yang mengatur tidakanya "dibudayakan".
Etiket bersifat relatif, yang  dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah, sedang etika menyangkut manusia dari segi dalam. Dari uraian itu tampak jelas keterkaitan antara budaya dengan etika, bahwa kebudayaan secara utuh merupakan induk munculnya berbagai macam pranata yang dalam hal ini harus dijadikan milik diri manusia dalam rangka hidup bermasyarakat sesuai dengan masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini