Senin, 16 Maret 2015

Nurdin Araniri_Ekologi_PMI VI_Tugas 1 Resume

NAMA            : Nurdin Araniri

NIM                : 1112054000010

Mata Kuliah    : Ekologi

TITIK BALIK PERADABAN (Sains, Masyarakat dan Kebangkitan Kebudayaan)

BAB I

KRISIS DAN TRANSFORMASI

Pada awal dua dasawarsa terakhir abad ke 20, kita menemukan diri kita berada dalam suatu krisis global yang serius, yaitu suatu krisis kompleks dan multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan kesehatan dan ekonomi, teknologi dan politik. Krisis ini merupakan krisis dalam dimensi-dimensi intelektual, moral dan spiritual; suatu krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah umat manusia. Untuk pertama kalinya kita dihadapkan pada ancaman kepunahan ras manusia yang nyata dan semua bentuk kehidupan diplanet ini.

Kita telah menimbulkan puluhan ribu nuklir, yang cukup untuk mengahancurkan seluruh dunia beberapa kali, dan perlombaan senjata itu pun berlanjut dengan kecepatan melaju. Biaya kegilaan nuklir kolektif ini pun mengejutkan. Pada tahun 1978, sebelum terjadinya peningkatan biaya terbaru, pengeluaran militer dunia kira-kira 425 miliar dolar (lebih dari satu miliar dolar setiap harinya). Sementara itu lebih dari 15 juta orang (sebagian besar anak-anak) meninggal karena kelaparan setiap tahunnya, 15 juta lainnya kekurangan gizi dengan serius. Hampir 40% dari penduduk dunia tidak mempunyai peluang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan prefesional, namun negara berkembang menghabiskan biaya tiga kali lebih besar untuk persenjataan dari pada untuk kesehatan. 35% dari seluruh umat manusia kekurangan air minum yang bersih, sementara separoh dari keseluruhan ilmuwan yang ada terlibat dalam teknologi pembuatan senjata.

Ancaman perang nuklir merupakan bahaya terbesar yang dihadapi oleh manusia saat ini. Sementara kekuatan-kekuatan militer meningkatkan persediaan senjata nuklir mereka, dunia industri sibuk membangun pembangkit-pembangkit tenaga nuklir yang sama-sama berbahaya, yang mengancam punahnya kehidupan diatas planet kita. Kini kita menyadari bahwa kekuatan nuklir itu tidak aman, tidak bersih dan tidak murah. Elemen-elemen radiokatif yang dilepaskan oleh reaktor nuklir sama dengan elemen-elemen yang membentuk ledakan bom atom. Ribuan ton bahan berancun ini telah dilepaskan kelingkungan oleh letusan-letusan nuklir dan tumpahan-tumpahan reaktor. Karena bahan-bahan beracun itu terus menumpuk dalam udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, dan air yang kita minum, maka risiko kita terhadap berkembangnya kanker dan penyakit-penyakit generika semakin meningkat. Racun radiokatif yang paling berbahaya, plutonium, bisa diurai yang berarti bahwa racun tersebut bisa digunakan untuk membangun bom atom. Dengan perkembangnya yang terus-menerus, kemungkinan akan terjadinya kepunahan global itu setiap harinya semakin besar.

Bahkan tanpa mempertimbangkan ancaman malapetaka nuklir sekalipun, ekosistem global dan evolusi kehidupan selanjutnya di bumi dalam bahaya yang serius dan bisa berakhir dalam suatu bencana ekologis dalam skala besar. Sebagai akibatnya, kesehatan dan kesejahteraan hidup kita menjadi terancam. Kota-kota besar menjadi tertutup oleh selimut asap kabut yang berwarna kekuning-kuningan dan terasa menyesak. Polusi udara yang terus-menerus ini tidak hanya mempengaruhi manusia melainkan juga menganggu sistem ekologi. Polusi udara melukai dan membunuh tumbuh-tumbuhan, dan mengubah populasi binatang yang tergantung pada tumbuh-tumbuhan itu secara drastis. Selain polusi udara, kesehatan kita juga terancam oleh air yang kita minum dan makanan yang kita makan, yang keduanya tercemar oleh berbagai macam bahan kimia beracun. Baik kita berbicara tentang kanker, kejahatan, polusi, kekuatan nuklir, inflasi, maupun kehabisan energi, dinamika yang mendasari masalah-masalah tersebut adalah sama.

Diantara transisi-transisi terdapat ada tiga yang akan mengoncang dasar kehidupan kita dan akan mempengaruhi sistem sosial, ekonomi, dan politik kita secara mendalam.

Kesadaran ekologis akan tumbuh hanya jika kita memadukan pengetahuan rasional kita dengan intuisi untuk hakikat lingkungan kita yang nonlinier. Kearifan intuitif semacam ini merupakan ciri dari kebudayaan-kebudayaan tradisional dan terbelakang, terutama kebudayaan Indian Amerika, dimana kehidupan ditata berdasarkan kesadaran lingkungan yang sedemikina halus.

Pada abad kedua puluh fisika telah melewati beberapa revolusi konseptual yang jelas mengungkapkan batas-batas pandanagn dunia mekanistik dan menuju kearah pandangan dunia ekologis organik yang menunjukan banyak kesamaan dengan pandangan mistik sepanjang zaman dan dalam situasi tradisi. Alam semesta tidak lagi dipandang sebagi sebuah mesin, yang tersusun atas sekumpulan objek yang terpisah, melainkan sebagai sebuah keseluruhan yang harmonis yang tidak bisa dipisahkan, suatu jaringan hubungan dinamis yang meliputi manusia pengamat dan kesadarannya dengan cara yang sangat esensial.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini