Selasa, 08 September 2015

Alisha Nur Pengantar Sosiologi Tugas 1

A.     Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa Latin) berarti kawan dan logos (bahasa Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek sosiologi adalah masyarakat. Sosiologi memfokuskan diri pada hubungan-hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat.

Berikut ini, beberapa tokoh yang mendefinisikan sosiologi, yaitu :

1.      Herbert Spencer mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.

2.      Emile Durkheim menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang berisi cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu. Fakta-fakta tersebut mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu.

3.      Max Weber mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tindakan-tindakan sosial.

 

B.      Tokoh-Tokoh Sosiologi

 

1.      Karl Marx (1818-1883)

Beliau lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. Merupakan seorang filsuf, ekonom, sosiolog sekaligus aktivis politik. Selama hidupnya, beliau telah banyak menghasilkan karya, seperti "Economic and Philosophical Manuscript" dan masih banyak lagi. 

2.      Max Weber (1864-1920)

Beliau lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864. Merupakan seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul "The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism" yang ditulis pada tahun 1904-1905 dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1930.

3.      Emile Durkheim (1858-1917)

Beliau lahir di Epinal, Perancis, 15 April 1858. Dikenal sebagai salah satu tokoh sosiologi modern. Tahun 1890an adalah masa kreatif Durkheim. Pada tahun 1893, ia menerbitkan "The Division of Labor in Society" lalu setelah itu disusul dengan beberapa karya lainnya.

4.      Georg Simmel (1858-1918)

Beliau lahir di Berlin, 1 Maret 1858. Terkenal dikalangan akademisi Jerman, mempunyai pengikut internasional, terutama di Amerika. Disana karyanya berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi.

 

C.      Teori-Teori Dasar Sosiologi


1.      Teori Fungsionalisme Struktural

Robert Nisbet menyatakan bahwa fungsionalisme struktural adalah satu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang. Kingsley Davis berpendapat, fungsionalisme struktural adalah sinonim dengan sosiologi. Alvin Goulduer secara tersirat berpendapat serupa ketika ia menyerang sosiologi Barat melalui analisis kritis terhadap teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons.

 

2.      Teori Konflik

Teori konflik sebagian berkembang sebagai reaksi terhadap fungsionalisme struktural dan akibat berbagai kritik. Teori konflik ini berasal dari berbagai sumber lain seperti teori Marxian dan pemikiran konflik sosial dari Simmel. Pada tahun 1950 dan 1960, teori konflik menyediakan alternatif terhadap fungsionalisme struktural, tetapi dalam beberapa tahun terakhir telah digantikan oleh berbagai macam teori neo-Marxian. Salah satu kontribusi utama teori konflik adalah meletakkan landasan untuk teori-teori yang lebih memanfaatkan pemikiran Marx. Masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori itu tak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar struktural- fungsionalnya. Teori ini lebih merupakan sejenis fungsionalisme struktural yang angkuh ketimbang teori yang benar-benar berpandagan kritis terhadap masyarakatnya.

 

3.      Teori Pertukaran Sosial

Teori-teori pertukaran masa kini yang dikembangkan Homans dan Blau konsisten dengan tekanan individualistis dalam pemikiran sosial Inggris di abad ke 18 dan 19. Tetapi proses pertukaran dapat dianalisa dengan asumsi-asumsi dasar yang berbeda-beda. Misalnya teori Durkheim mengenai solidaritas organis mengandung suatu proses pertukaran, walaupun teorinya itu pada umumnya tidak dianggap sebagai teori pertukaran, dan pasti tidak didasarkan pada asumsi-asumsi pemikiran sosial Inggris yang bersifat individualistis.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini