Selasa, 08 September 2015

Fwd: Tasya Yustina AA - KPI 1A - Pengantar Sosiologi (Tugas 1)



---------- Pesan yang diteruskan ----------
Dari: Tasya Atmadinata <tasyaatmadinata20@gmail.com>
Tgl: Selasa, 08 September 2015
Subjek: Tasya Yustina AA - KPI 1A - Pengantar Sosiologi (Tugas 1)
Kpd: kuliahtantan@gmail.com


Tasya Yustina Anggraini A – 11150510000029 - KPI 1A -  Pengantar Sosiologi – Tugas 1

 

Pengertian sosiologi

            Sosiologi adalah apa yang terjadi sehari hari dilingkungan masyarakat kita. Kita berbicara individu, bicara tentang masyarakat, lembaga lembaga social, kelompok kelompok social di sosiologi yang notabene bukanlah sesuatu yang asing. Secara sederhana, sosiologi adalah studi ilmiah tentang masyarakat. Lebih khusus nya lagi, studi tentang organisasi masyarakat (zanden, 1988:4). Studi ilmiah berarti kita mempelajari masyarakat dengan metode reset yang memiliki aturan ketat. Sementara istilah organisasi, menurut kamus, adalah sekelompok orang yang bekerja sama ( a group of people who walk together). Karena itu sosiologi bisa dipahami sebagai studi ilmiah tentang sekelompok orang yang bekerja sama didalam masyarakat. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk hewani yang bermasyarakat. Jadi kiranya statement aris toteles ini menjadi thesis bagi kita untuk mengakui kalau kita tak mungkin hidup menyendiri.

            Kita sebagai individu, memang ditakdirkan hidup bersama orang lain di masyarakat. Ini lah tujuan yang dipelajari sosiologi yakni, sosiologi bertujuan mempelajari bagaimana kita sebagai individu memiliki relasi dengan institusi social yang lebih besar bisa bentuknya kelompok, lembaga, atau masyarakat pada umumnya. Zanden mengungkapkan dengan kata kata sebagai berikut "in brief, you can't be human all by yourself. What you think, how you feel, and what you feel and do is fashioned by your interaction  with other people in group setting" (zanden, ibid).

            Kutipan diatas memberi isyarat bahwa masyarakat dimana kita lahir memang telah membentuk identitas kita, kepribadian, perasaan, proses berfikir, dan nasib baik yang kita miliki. Karena itu, masyarakat sesungguhnya memiliki kekuatan sosialnya (social forc) sendiri, baik dalam bentuk system hokum, system ekonomi, sisitem politik maupun system budaya. Kekuatan social (social forc) ini menyentuh dan membentuk kita dengan beragam cara. Seberapa banyak pengaruh kekuatan social itu pada kita adalah tergantung pada sumber daya yang kita miliki, dukungan social, dan kepribadian kita. Jika ketiga hal ini dimilki seseorang secara kuat sesungguhnya masih ada peluang baginya untuk bisa mempengaruhi masyarakat. Karena itu, selain mempelajari bagaimana masyarakat mempengaruhi individu, sosiologi juga mempelajari bagaimana individu mempengaruhi masyarakat.

Tokoh tokoh sosiologi

August comte (1789-1857)

            Dikenal sebagai bapak sosiologi, dialah yang memberi ilmu ini dengan nama sosiologi. Dalam rangka menjadikan ilmu ini sebagai bagian dari sains ilmiah, maka ia menyarankan agarmenggunakan metode ilmiah yang terbukti sukses dipakai oleh ilmu ilmu alam.

Herbert spencer (1820-1903)

            Sosiolog kelahiran inggris ini dikenal sebagai pendiri kedua (second founder) sosiologi setelah comte. Sama halnya dengan comte, spencer juga konsen dengan masalah social static dan social dynamic serta keyakinannya bahwa dunia social harus dipahami melalu observasi yg cermat. Yang khas dari spencer pandangannya bahwa masyarakat itu mirip dengan tubuh manusia seperti halnya tubuh manusia yang terbentuk dari organ organ seperti ginjal, paru paru dan hati, masyarakat juga terbentuk dari institusi institusi seperti keluarga, agama, pendidikan, Negara dan ekonomi.

Karl marx (1818-1883)

            Meski menganggap dirinya bukanlah seorang sosiolog tetapi ide idenya sangat berpengaruh kuat pada sosiologi. Pada pandangannya, sains bukan semata mata alat untuk memahami masyarakat tetapi juga alat untuk mentransformasi masyarakat. Dengan kata lain, ilmuan social hendaknya tidak hanya menggambarkan dunia, tapi juga harus mampu merubahnya. Marx ingin sekali merubah institusi kapitalis dan membangun orde social yang lebih humanis.

Emil Durkheim (1864-1920)

            Adalah sosiolog perancis keturunan yahudi. Baginya, sosiologi adalah mempelajari social fact (fakta social) dan fakta social bukanlah fakta individual. Social fact adalah aspek kehidupan social yang tak dapat dijelaskan dalam pengertian biologis ataupun psikologis dari seorang individu.

Max weber (1864-1920)

            Weber (dibaca dengan "vay-ber" adalah sosiolog kelahiran jerman dan sebaya dengan George simmel (1858-1918), seorang sosiolog jerman lainnya. Kontribusi pentingnya adalah penjelasannya mengenai verstehen, yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan understanding, yang berarti memahami atau mengerti. Secara istilah, verstehen adalah metode pengumpulan data yg berhubungan dengan tindakan social individu. Bagi weber sosiologi bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang tindakan individu atau menghubungkan mengapa orang sampai bertindak demikian dan untuk apa dia bertindak seperti itu (zanden,1988:19)

Teori makrososiologi (2) teori konflik

Tokoh awal: karl marx

            Teori kelas. Sumbangan marx kepada sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas. Marx berpendapat bahwa sejarah masyarakat hingga kini adalah sejarah perjuangan kelas.dengan munculnya kapitalisme terjadi pemisahan tajam antara mereka yang menguasai alat produksi dan mereka yang hanya mempunyai tenaga. Pengembangan kapitalisme memperuncing kontradiksi antara kedua kategori social sehingga pada akhirnya terjadi konflik diantara dua kelas. Dalam kerangka teori marx cara produksi yang terdapat dalam masyarakat merupakan factor yang menentukan struktur masyarakat tersebut. Pandangan ini dituangkan dalam konsepnya mengenai struktur infra dan struktur supra. Menurut padangan marx struktur supra selalu ditentukan oleh struktur infra.

            Allienasi. Konsep penting lain yang dikembangan marx adalam konsep allienasi. Marx melihat bahwa sejarah manusia memperlihatkan peningkatan penguasaan manusia terhadap alam serta pneingkatan allienasi manusia.

Tokoh awal: max weber

            Karya weber sering dikaitkan dengan teori sosiologi yang berbeda. Uraian weber menganai tidakan social sebagai pokok perhatian sosiologi dijadikan dasar bagi pengembangan teori interaksionisme simbolik weber pun dianggap sebagai tokoh yang memberi sumbangan terhadap fungsionalisme awal. Namun weber dianggap pula sebagai penganut teori konflik.

Tokoh Modern : Ralf Dahrendorf

            Ia menolak pandangan marx, ia menyatakan bahwa perubahan social tidak hanya datang dari dalam tetapi bisa juga dari luar masyarakat; perubahan dari dalam masyarakat tidak selalu disebabkan oleh konflik social. Akhirnya dahrendorf mencatat bahwa kekuasaan politik selalu menikuti kekuasaan di bidang industry.

Tokoh modern : Lewis Coser

            Coser terkenal karena pandangannya bahwa konflik mempunyai fungsi fositif bagi masyarakat (lihat Coser, 1964) menurut devinisi kerja Coser konflik adalah "perjuangan mengenai nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan" (Coser, 1964:8).

Referensi buku:

1.      Nama penulis: Bernard raho, SVD.

Penerbit: prestasi pusaka, Jakarta.

Nama buku: teori sosiologi modern

Tahun buku: 2007

Cetakan: 1

2.      Nama penulis: Drs. M. Amin Nurdin, MA dan Ahmad Abrori, M. Si

Penerbit: UIN Jakarta press

Nama buku: mengerti sosiologi

Tahun buku: 2006

Cetakan: 1

3.      Nama penulis: kamanto sunarto

Nama buku: pengantar social

Adisi revisi

            


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini