nama: SYIFA NUROHMAH
NIM: 11140540000010
1. Dedi Rosadi
Pak dedi adalah pendiri yayasan Nurani Insani. Yayasan ini bertujuan untuk dapat menyelamatkan generasi bangsa yang potensial tapi berada di bawah garis kemiskinan. Yayasan yang didirikan oleh Dedi Rosadi berbeda dengan penyelenggara pendidikan anak jalanan pada umumnya. Sebab, yayasan ini berstatus Sekolah Dasar Swasta (SDS). Meskipun menyandang nama swasta, anak-anak jalanan di sekolah ini tidak diwajibkan membayar uang sepeser pun.
Namun, untuk penerimaan jumlah murid sekolah ini dibatasi maksimal 20 per kelas. Sebab, jumlah ruang kelas di SDS ini masih sangat terbatas. Proses belajar mengajar tidak diharuskan selalu berada di ruang kelas. Anak-anak sering diajak belajar secara langsung di lapangan, seperti diajak ke bank untuk mengetahui cara menabung, menarik ATM, dan tempat-tempat lainnya. Sedangkan yang menjadi pendampingnya adalah guru-guru yang notabene lulusan dari beberapa universitas di Jakarta. Sayangnya, kesejahteraan guru di sekolah ini masih sangat rendah. Saat ini ada 12 guru tetap dan satu orang sukarelawan.
Yayasan ini ingin meningkatkan derajat pendidikan masyarakat Indonesia ke semua kalangan termasuk kalangan ekonomi tidak mampu. Khususnya anak-anak jalanan, anak pemulung, anak yatim piatu dan putus sekolah dan dhuafa lainnya, yang tinggal di sepanjang sungai banjir kanal dan rel kereta api bongkaran dan Pejompongan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat dan wilayah lainnya.
2. Udih Yusuf
Pak udih adalah salah satu bos pasar di pasar induk jakarta timur. Beliau mempekerjakan orang-orang dari daerahnya sendiri khususnya bagi pengangguran dan keluarganya. Beliau juga membuat pasar-pasar kecil berbagai daerah untuk membuka lapangan pekerjaan di daerah tersebut.
Beliau menjadi inspirasi bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Walaupun beliau sudah menjadi sukses, namun dalam kesibukannya beliau tetap mengurus keluarga besarnya. Dan juga mampu mengajak orang-orang didaerahnya untuk bekerja dengannya.
3. Ustd. Yusuf mansyur
Beliau adalah penggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati. Pada 2003 Ustadz Yusuf Mansur dan istri merintis Pondok Pesantren Daarul Qur'an di rumahnya yang sederhana, di daerah Ketapang, Tangerang. Di situ beliau memboyong delapan santri laki-laki murid Ustadz H Ahmad yang sedang kesulitan dana untuk operasional pesantrennya. Disinilah, kedelapan santri pertama diasramakan. Ditambah dengan santri baru sehingga genap menjadi 70 kader penghafal Qur'an. Kampung Bulak pun lebih dikenal sebagai Bulak Santri sampai kini. Beliau juga aktif dibidang bisnis dan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar