Senin, 24 September 2012

teori konflik

Nama: Mustofa Hamdi
Jurusan : pengembangan masyrakat islam  Semester 3
Nim : 1111054000015
Tugas ke-2
Konflik terbagi menjadi 2 yaitu :
1-      horizontal, konflik horizontal dapat terjadi antara komunitas antar komunitas.
2-      vertikal,  konflik vertikal dapat terjadi antara komunitas
antara negara, komunitas antara bisnis, dan antara bisnis dan negara.
-) konflik horizontal dan vertikal di sebut dengan komunitas kelas.
-) menurtut karl.max definisi kelas terbagi menjadi 3:
1-      elite dan borjuis
elite yang di maksud yaitu elit dalam arti elit politik dan ekonomi .
borjuis ialah orang-orang yang berfikir bagaimana menjaga kekuasaannya .
2-      menengah.
Menengah ialah orang-orang yang berfikir bagaimana menjadi profesional.
3-      Proletar/bawah
Proletar ialah orang-orang yang berfikir bagaimana menjadi lebih baik posisinya dari sebelumnya.
-) konflik – konflik di perkotaan sering terjadi karena merebutkan
sumber daya  politik, sosial, ekonomi dan simbolik. Contohnya :
* Sumber daya politik dalam kekuasaan, yang mana saling merebutkan kekuasaan yang mana masyrakat yang menjadi korban dari sumber daya
politik.
* Sumber daya simbolik dalam bentuk ijazah,gelar, nilai dan lain-lain.
-) konflik dapat terjadi mulai di dalam rumah hingga luar rumah.
 
definisi konflik Menurut coser dibagi dua, yaitu :
1. Konflik realistis
Berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang
terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para
partisipan, dan yang ditujukan kepada objek yang dianggap mengecewakan. Contohnya para karyawan yang mogok bekerja agar tuntutan kenaikan gaji mereka dikabulkan.
 
2. Konflik Non-Realistis
Berasal bukan dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis,
tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari
salah satu pihak. Coser menjelaskan dalam masyarakat yang buta huruf
pembalasan dendam biasanya melalui ilmu gaib seperti teluh, santet dan
lain-lain. Sebagaimana halnya masyarakat maju melakukan
pengkambinghitaman sebagai pengganti ketidakmampuan melawan kelompok
yang seharusnya menjadi lawan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini