Senin, 24 September 2012

Tugas III / Ahmad Fikry Fauzan / KPI 1 E / 1112051000139

Ahmad Fikry Fauzan
KPI 1E
1112051000139

Pertentangan Kelas
Karl Marx tidak pernah mendefinisikan secara sistematis apa itu kelas. Menurut Karl Marx, definisi kelas berdasarkan potensinya yang ada pada konflik. Individu-individu yang mempunyai kelas tersebut, mempunyai suatu konflik tentang nilai surplus dengan individu-individu lainnya. Menurut Karl Marx, sebuah kelas benar-benar eksis tetapi apabila ada seseorang yang menyadari bahwa dia sedang berkonflik dengan kelas-kelas lain. Dengan kesadaran ini, mereka menjadi suatu kelas yang sebenarnya untuk dirinya.
Ketika menganalisis kapitalisme Karl Marx menemukan dua maca kelas yaitu, kelas borjuis merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern yang memiliki alat-alat produksi dan mempekerjakan pekerja upahan, sedangkan kelas proletar merupakan nama khusus untuk masyarakat rendah seperti pekerja buruh dan nelayan. Konflik antara dua kelas yaitu kelas borjuis dan kelas proletar adalah sebagai contoh dari kontradiksi material yang mengembangkan kontradiksi antara kerja dan kapitalisme. Namun tidak ada satu pun dari kontradiksi-kontradiksi tersebut yang bisa diselesaikan kecuali dengan cara mengubah struktur kapitalis. Bahkan sampai perubahan tersebut tercapai dan kontradiksi makin memburuk.
Karl Marx mengakui bahwa konflik kelas sering disebabkan dalam bentuk-bentuk lain dari stratifikasi seperti etnis, ras, gender dan agama. Akan tetapi dia tidak menerima hal ini ebagai sesuatu yang utama. Kompetisi dengan toko-toko besar dan rantai monopoli akan mematikan bisnis-bisnis kecil dan inpenden, mekanisme akan menggantikan buruh tangan yang cekatan. Sehingga adanya kompetisi ini akan terpaksa turun kelas menjadi proletariat.
Karena kapitalis telah menggantikan para pekerja dengan mesin-mesin, maka semakin banyak orang yang keluar dari pekerjaan dan terjatuh dari proletariat ke tentara cadangan ( industri ). Sampai akhirnya Karl Marx meramalkan suatu situasi di mana masyarakat akan terdiri dari secuil kalangan kapitalis eksploitatif dan kelas proletariat serta tentara cadangan ( industri ) yang sangat besar. Jadi mereka harus mengeksploitasi para pekerja, karena apabila seorang kapitalis tidak melakukan hal itu, maka dia tidak akan mampu berkompetisi dan bersaing dengan para kapitalis yang melakukannya.
Karl Marx melihat bahwa kontradiksi kapitalisme tidak akan menyebabkan volusi proletariat, tetapi juga krisis-krisis individual dan sosial yang menimpa masyarakat modern. Kemudian di dalam kehidupan pada level ekonomi, Karl Marx memprediksikan suatu rangkaian ledakan dan depresi yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan oleh kapitalis dan pemecatan para pekerja demi meningkatkan keuntungan mereka. Sedangkan pada level politis, Karl Marx memprediksikan peningkatan ketidakmampuan suatu masyarakat sipil untuk mendiskusikan dan menyelesaikan persoalan-persoalan sosial

Agama Sebagai Candu
Karl Marx berpendapat bahwa ia percaya agama seperti halnya ideologi yang merefleksikan suatu kebenaran namun terbalik. Oleh karena itu, sistem kapitalis yang menciptakan suatu kesukaran dan ketertindasan sehingga orang-orang tidak bisa melihat, maka dari itu, mereka diberikan suatu bentuk agama. Di sini Karl Marx tidak menolak agama akan tetapi dia menolak ilusi-ilusi agama. Bagi Karl Marx bahwa agama sebagai candu, kesukaran agama-agama pada saat yang sama merupakan respon dari kesukaran yang sebenarnya dan juga protes melawan kesukaran yang sebenarnya. Maka agama adalah napas lega makhluk yang tertindas.
Dalam bentuk keagamaan ini kemungkinan bisa dijadikan dasar suatu gerakan revolusioner. Dekimian Karl Marx bahwa agama menjadi bentuk kedua yang menunjukkan ketidakadilan kapitalisme sebagai ujian bagi keyakinan dan mendorong perubahan revolusioner ke akhirat.

Ideologi
Karl Marx tidak tau persis tentang kata ideologi, akan tetapi dia menggunakan kata ideologi itu untuk menunjukkan bentuk ide-ide yang berhubungan. Pertama, ideologi merujuk kepada ide-ide yang secara alamiah muncul setiap saat di dalam kapitalisme dan pada hakikatnya kapitalismelah yang merefleksikan di dalam suatu cara yang terbalik. Dalam hal ini dia menggunakan metafora kamera obscura yang menggunakan optik quirk untuk menunjukkan bahwa ada bayang-bayang nyata yang tampak terbalik. Inilah tipe ideologi yang menyangkut tentang uang. Meskipun uang hanya potongan kertas
Tipe ideologi ini mudah terganggu karena adanya kontradiksi-kontradiksi material yang mendasarinya. Namun nilai manusia bukan tergantung pada uang dan kita sering menemukan nilai orang yang hidup membuktikan kontradiksi-kontardiksi itu. Misalnya, kita menyadari bahwa membawa ekonomi bukanlah sebuah sistem objektif dan independen, melainkan sebuah ranah politis.
Adapun tipe kedua ideologi yang muncul kemudian digunakan oleh Karl Marx yang merujuk kepada sistem-sistem aturan ide-ide yang berusaha menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi yang ada pada pusat sisem kapitalis ketika kontradiksi-kontradiksi material mendasar terungkap. Dengan banyaknya kasus, mereka melakukan dengan tiga cara :
Mereka menghadirkan suatu sistem ide, sistem agama, filsafat literatur, hukum yang menjadikan kontardiksi-kontradiksi tampak koheren.
Mereka menjelaskan pengalaman-pengalaman tersebut yang mengungkapkan kontradiksi-kontradiksi, biasanya sebagai masalah-masalah dan keanehan-keanehan pribadi.
Merekan menghadirkan kontradiksi kapitalis sebagai benar-benar menjadi suatu kontradiksi pada hakikat manusia dan oleh karena itu satu hal yang tidak bisa dipenuhi oleh perubahan sosial.

Modal Produksi
Menurut Karl Marx untuk berproduksi ( menghasilkan ) kebutuhan-kebutuhan material diri sendiri dan masyarakat. Untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan material dengan mengondisikan hubungan-hubungan antarmereka, institusi-institusi sosial mereka bahkan dengan ide-ide mereka. Karena pentingnya cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan material, serta relasi-relasi ekonomi yang terjadi dan hal ini disebut sebagai dasar. Lalu sementara relasi-relasi nonekonomi, institusi-institusi sosial dan ide-ide yang lain itu disebut sebagai superstruktur.
Pada pandangan Karl Marx tidak menyediakan perkiraan yang pasti dan lurus bahwa superstruktur selaras dengan dasar. Maka dari itu, kemajuan-kemajuan dalam pemenuhan kebutuhan cenderung memproduksi kebutuhan yang lebih banyak lagi, sehingga kebutuhan manusia merupakan dasar motivasi dan dasar ekonomi.
Kekuatan-kekuatan produksi material seperti mesin-mesin, pabrik-pabrik, berkerja upahan, dan yang paling penting adalah manusia. Itulah yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan. Relasi-relasi produksi merujuk kepada perkumpulan yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Karl Marx menyatakan bahwa suatu masyarakat yang memfasilitasi pekerjaan dan perkembangan kekuatan-kekuatan produktif tersebut akan cenderung mengadopsi sistem relasi-relasi sosial terbaiknya. Oleh karena itu, relasi-relasi produksi itu bergantung pada kekuatan-kekuatan material produksi yang ada di dalam wilayah tersebut. Karl Marx menambahkan pendapatnya bahwa relasi-relasi antar orang-orang juga bisa diekspresikan sebagai suatu relasi-relasi kepemilikan, seperti kapitalis yang memiliki alat-alat produksi.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini