Senin, 24 September 2012

TUGAS 3 / SITI AISYAH KPI 1E

 

 

A.KONFLIK KELAS

Marx sering mengggunakan istilah kelas di dalam tulisan-tulisannya, tetapi dia tidak pernah mendefinisikan secara sistematis apa yang dia maksud dengan istilah ini. Kelas bagi Marx, selalau didefinisikan berdasarkan potensinya terhadap konflik. Di dalam suatu konflik biasa dengan individu-individu yang lain tentang nilai surplus.Di dalam kapitalisme terdapat konflik kepentingan yang inheren. Konflik inheren inilah yang membentuk kelas-kelas (Ollman,1976).

Karena kelas didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik, maka konsep ini berbeda-beda baik secara teoretis maupun historis. Bagi Marx, sebuah kelas benar-benar eksis hanya ketika orang menyadari kalau dia sedang berkonflik dengan kelas-kelas yang lain. Ketika mereka menyadari konflik, maka mereka menjadi suatu kelas yang sebenarnya, suatu kelas untuk dirinya.

Ada 2 macam kelas yang ditemukan Marx ketika menganalisis kapitalisme: 1)Borjuis dan 2)Proletar. Kelas borjuis merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Konflik antar kelas borjuis dan proletar adalah contoh lain dari kontradiksi material yang sebenarnya.Kontradiksi ini berkembang sampai menjadi kontradiksi antar kerja dan kapitalisme. Bahkan beberapa  kapitalis akan ditekan melalui cara-cara ampuh untuk memonopoli dengan melakukan merger. Semua orang yang digantikan ini akan terpaksa turun kelas menjadi proletariat. Marx menyebut pembengkakan yang tak terelekan di dalam jumlah proletariat ini dengan proletarianisasi.

Marx meramalkan suatu situasi di mana masyarakat akan terdiri dari secuil kalangan kapitalis eksploitatif dan kelas proletariat serta "tentara cadangan" ocialy yang sangat besar. Logika ocial kapitalis memaksa kapitalis menghasilkan lebih banyak proletariat yang tereksploitasi. Marx melihat bahwa kontradiksi kapitalisme tidak hanya menyebabkan revolusi proletariat, tetapi juga krisis-krisis individual dan ocial yang menimpa masyarakat modern.

Terlepas dari sifatnya yang mengeksploitasi, kelahiran kapitalisme membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi kebebasan para pekerja. Sistem kapitalis membebaskan mereka dari tradisi-tradisi yang mengungkung masyarakat-masyarakat sebelumnya. Marx percaya bahwa kapitalisme adlah akar penyebab munculnya definisi-definisi karakter zaman modern, sehingga para kapitalis terdorong untuk terus merevolusi alat-alat produksi dan mengubah masyarakat.


 

B. LATAR BELAKANG AGAMA SEBAGAI CANDU

Agama, Marx juga malihat agama sebagai sebuah deology. Dia merujuk pada agama sebagai candu masyarakat, berikut catatanya: "Kesukaran agama-agama pada saat yang sama merupakan ekspresi dari kesukaran yang sebenarnya dan juga protes melawan kesukaran yang sebenarnya. Agama adlah napas lega makhluk yang tertindas, hatinya dunia yang tidak punya hati, spiritnya kondisi yang tanpa spirit. Agama adalah candu masyarakat".(Marx,1843/1970).

Marx percaya bahwa agama seperti halnya deology, merefleksikan suatu kebenaran namun terbalik. Karena orang-orang tidak deo melihat bahwa kesukaran dan ketertindasan mereka diciptakan oleh deolo kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama. Marx menolak suatu deolo yang mengandung ilusi-ilusi agama.

Bentuk keagamaan ini mudah dikacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi dasar suatugerakan revolusioner. Kita juga melihat bahwa gerakan-gerakan keagamaan sering berada di garda depan dalam melawan kapitalisme (misalnya teologi pembebasan). Meskipun demikian, Marx merasa bahwa agama khususnya menjadi bentuk kedua deology dengan menggambarkan katidakadilan kapitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan mendorong perubahan revolusioner ke akhirat. Dengan cara ini, teriakan orang-orang tertindas justru digunakan untuk penindasan selanjutnya.


 

C. IDEOLOGI

Perubahan-perubahan yang penting untuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi tidak hanya cenderung dicegah oleh relasi-relasi yang sedang eksis, akan tetapi juga oleh relasi-relasi pendukung, institusi-institusi dan khususnya ide-ide umum. Ketika ide-ide umum menunjukkan fungsi ini, Marx memberikan nama khusus terhadap ideologi.

Marx menggunakan kata tersebut untuk menunjukkan bentuk ide-ide yang berhubungan. pertama ideologi merujuk kepada ide-ide yang secara alamiah muncul setiap saat di dalam kapitalisme, akan tetapi karena hakikat kapitalisme merefleksikan realitass didalam suatu cara yang terbaik (Larrain,1979). Inilah tipe ideologi yang direpresentasikan oleh fetisisme komoditas atau oleh uang. Walaupun pada hakikatnya kitalah yang memberi nilai kepada uang tersebut, akan tetapi  yang sering terlihat adalah bahwa uanglah yang memberi kita uang.

Tipe ideologi ini mudah terganggu karena didasarkan pada kontradiksi-kontradiksi material yang mendasarinya. Nilai manusia tidak benar-benar tergantung pada uang dan kita sering menemui orang yang hidup membuktikan kontradiksi-kontradiksi itu. Di dalam pengamatan gangguan-gangguan inilah penggunaan kedua dari ideologi relevan.

Ketika gangguan-gangguan muncul dan kontradiksi-kontradiksi material mendasar terungkap, tipe kedua ideologi akan muncul. Disini Marx menggunakan istilah ideologi untuk merujuk kepada sistem-sistem aturan ide-ide yang sekali lagi berusaha menyembuyikan kontradiksi-kontradiksi yang berada di pusat sistem kapitali. Pada kebanyakan kasus, mereka melakukan hal ini dengan salah satu dari tiga cara berikut :

1)      Mereka menghadirkan suatu sistem ide sistem agama, filsafat, literatur, hukum yang menjadikan kontradiksi-kontradiksi tampak koheren.

2)      Mereka menjelaskan pengalaman-pengalaman tersebut yang mengungkapkan kontradiksi-kontradiksi, biasanya sebagai problem-problem personal atau keanehan-keanehan individu.

3)      Mereka menghadirkan kontradiksi kapitalis sebagai yang benar-benar menjadi suatu kontradiksi pada hakikat manusia dan oleh karena itu satu hal yang tidak bisa dipenuhi oleh perubahan sosial.

Namun persoalannya bukan siapa yang menciptakan, akan tetapi bahwa ideologi-ideologi selalu menguntungkan golongan yang berkuasa dengan menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi yang akan membawa perubahan sosial. Oleh karena itu, ideologi-ideologi harus diciptakan untuk menjaga sistem kapitalis, dan satu cara di mana mereka melakukan hal ini dengan menggambarkan ketidaksetaraan sebagai kesetaraan dan ketidakbebasan sebagai kebebasan.


 

D.MODA PRODUKSI

 

Di dalam proses produksi sosial yang dilakukannya, manusia memasuki relasi-relasi tertentu yang niscaya dan tidak bergantung pada keinginan mereka. Pada tahap tertentu dari perkembangan mereka, kekuatan-kekuatan produksi material di dalam masyarakat berkonflik dengan relasi-relasi produksi yang ada atau apalagi kalau bukan ekspresi legal dari hal yang sama dengan relasi properti tempat mereka bekerja sebelumnya. Dari bentuk-bentuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi ini, relasi-relasi tersebut berubah menjadi kendala-kendala yang mengikat. Kemudian muncullah suatu periode revolusi sosial. Ketika fondasi ekonomi mengalami perubahan, keseluruhan superstruktur juga mengalami perubahan yang lebih kurang sama.(Marx,1859/1970:20-21).

Teori Marx menyatakan bahwa suatu masyarakat akan cenderung mengadopsi sistem relasi-relasi sosial terbaik yang memfasilitasi pekerjaan dan perkembangan kekuatan-kekuatan produktifnya. Oleh karena itu, relasi-relasi produksi bergantung pada wilayah kekuatan-kekuatan material produksi. Marx menambahkan bahwa relasi-relasi antar orang-orang ini juga bisa diekspresikan sebagai relasi-relasi kepemilikan kapitalis memiliki alat-alat produksi tidak demikian halnya dengan para buruh.

Ekonomi kapitalis memiliki relasi-relasi yang unik antar orang-orang dan mereka menaruh harapan-harapan tertentu, kewajiban-kewajiban, dan tugas-tugas. Bagi Marx yang penting di dalam relasi-relasi produksi ini adalah kecenderungan mereka terhadap konflik kelas, akan tetapi dampak relasi-relasi produksi ini terhadap keluarga dan relasi-relasi yang personal.

Sosialisasi penting untuk memproduksi pekerja, perubahan-perubahan di dalam kekuatan-kekuatan produksi melahirkan perubahan mendasar pada struktur keluarga. Perubahan-perubahan ini juga bisa dilihat sebagai relasi-relasi produksi. Marx memprediksikan bahwa, walaupun hal ini tidak brkaitan secara langsung, relasi dan bentuk-bentuk penopang ini cenderung berbentuk sokongan terhadap relasi-relasi produksi.

Revolusi sering kali diperlukan untuk mengubah relasi-relasi produksi. Kita melihat bahwa suber utama revolusi adalah kontradiksi material antara kekuatan-kekuatan produksi dan relasi-relasi produksi. Bagaimanapun revolusi ini mengambil bentuk kontradiksi yang lain, antar orang yang mengeksploitasi dan orang yang dieksploitasi. Marx tidak percaya bahwa setiap peberontakan para pekerja bisa efektif, karena yang akan berhasil hanyalah pemberontakan yang menghendaki perubahan dalam kekuatan-kekuatan produksi. Dan revolusi ini, menurut Marx juga akan melahirkan perubahan dalam relasi-relasi pendukung,institusi-institusi dan ide-ide umum sehingga relasi-relasi produksi yang baru bisa terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini