A. PERTENTANGAN KELAS Marx yang datang ke inggris setelah dibuang dari tempat asalnya Jerman, karena mengusulkan revolusi percaya bahwa penggerak sejarah manusia ialah konflik kelas. Marx membagi kelas sosial kedalam 2 bagian yaitu borjuis (mereka yang memiliki alat produksi) dan proletar (nereka yang bekerja untuk para pemilik alat produksi). Ia mengatakan bahwa kaum borjuis terlibat konflik dengan kaum proletar. Perjuangan ini akan berakhir jika kaum pekerja bersatu dalam revolusi dan membuang rantai-rantai perbudakan mereka. Marx meramalkan suatu situasi dimana masyarakat akan terdiri dari secuil kalangan kapitalis eksploitatif dan kelas proletariat serta tentara cadangan industry yang sangat besar. Makin terpusatnya kerja pabrik, sebagaimana kepulihannya, memperhebat kemungkinan resistensi yang terorganisir terhadap kapitalisme. Inilah yang akan membawa pada revolusi. Kapitalisme tentu saja berusaha mencegah revolusi ini. Logika system kapitalis memaksa kapitalis menghasilkan lebih banyak proletariat yang tereksploitasi dan orang-orang inilah yang akan mengakhiri kapitalisme melalui revolusi mereka. Pembagian kerja dan pemilikan pribadi adalah pertentangan antara kepentingan-kepentingan materil dalam kelas-kelas social yang berbeda. Pembagian yang paling penting dalam masyarakat adalah pembagian kelas-kelas yang berbeda. Faktor yang paling penting mempengaruhi vgaya hidup dan kesadaran individu adalah posisi kelas. Ketegangan konflik yang paling besar dalam masyarakat,tersembunyi atau terbuka, adalah yang terjadi antarkelas yang berbeda, dan salah satu sumber perubahan ssosial yang paling ampuh adalah yang muncul dari kemenangan satu kelas lawan kelas lainnya.
B. AGAMA SEBAGAI CANDU Bagi Feuerbach agama itu merupakan proyeksi dalam bentuk "surga bagi pemikiran", harapan dan keyakinan manusia. Orang bisa mempercayai eksistensi Tuhan secara riil seperti yang dikemukakannya. Marx mengambil kembali pemikirannya ini bahwa agama adalah candu bagi masyarakat. Marx melihat agama sebagai sebuah ideology. Marx percaya bahwa agama, seperti halnya ideologi, merefleksikan suatu kebenaran,namun terbalik. Bentuk agama ini mudah dikacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi dasar suatu gerakan revolusioner. Meskipun demikian Marx merasa bahwa agama khususnya menjadi bentuk kedua ideology dengan menggambarkan ketidakadilan kapitalisme sebagai sebuah ujian bagi keyakinan dan mendorong perubahan revolusioner ke akhirat.
C. IDEOLOGI Perubahan-perubahan yang penting untuk perkembangan kekuatan-kekuatan produksi tidak hanya cenderung dicegah oleh relasi-relasi yang sedang eksis, akan tetapijuga oleh relasi-relasi pendukung, institusi-institusi, dan khususnya,, ide-ide umum. Ketika ide-ide umum menunjukan fungsi ini, Marx memberikan nama khusus terhadapnya ideology. Pertama, ideology merujuk kepada ide-ide yang secara alamiah muncul setiap saat didalam kapitalisme, akan tetapi yang,karena hakikatnya kapitalisme, merefleksikan realitas didalam suatu cara yang terbalik. Inilah tipe ideology yang dipresentasikan oleh fetisime komodita atau oleh uang. Tipe ideology ini mudah terganggu karena didasarkan pada kontadiksi-kontradiksi material yang mendasarinya.
D. MODE PRODUKSI Karl Marx menyimpulkan bahwa kelas social tergantung pada suatu faktor tunggal: alat produksi,peralatan pabrik,lahan dan modal yang digunakan untuk memproduksi kekayaan. Perjuangan untuk mengendalikan alat produksi mula-mula dapat bersifat terselubung,dalam bentuk memperlambat kerja atau sabotase industry. Dasar atau fundamen masyarakat terletak dalam kehidupan materilnya. Dengan bekerja manusia menghasilkan (berproduksi) untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat. Cara produksi dari sebuat masyarakat berupa tenaga kerja produksidan hubungan produksi. Cara produksi ini membentuk kaki penopang yang menyangga superstruktur politik,yuridis dan ideologis masyarakat. Ketika sampai pada tingkat perkembangan tertentu, tenaga produksi mulai terlibat konflik dengan hubungan produksi. Itu sebabnya maka dimulailah era revolui social. Bergantinya suatu cara produki ke cara produksi lain menimbulkan kontradiksi-kontradiksi ekonomi, dan ini mengakibatkan pertarungan kelas. Ketika Marx menulis tentang transisi dari kapitalisme menuju sosialisme Marx lalu mengembangkan sebuah konsep dialektika transformasi social. Kapitalisme biasanya tunduk pada kontadiksi-kontradiksi ekonomi yang akhirnya menimbulkan krisis-krisis periodic. |
Blog tempat mengirimkan berbagai tugas mahasiswa, berbagi informasi dosen, dan saling memberi manfaat. Salam Tantan Hermansah
Senin, 24 September 2012
TUGAS 3/SARAH MEIDA PRATIWI/ KPI1E
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar