Senin, 06 Oktober 2014

tugas 3 m hamzah hasbi kpi 5c

Menurut Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Unsur-unsur filsafat:
1. Ontologi
Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu (S.Suriasumantri, 1990:63). Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas.
Dengan demikian Ontologi adalah hakikat yang Ada (being, sein) yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut sebagai kenyataan dan kebenaran (Sutardjo AW, 2007:34).
2. Epistemologi
Istilah epistimologi untuk pertama kalinya muncul dan digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971:94)
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat episteme, pengetahuan; dan logos, theory. Epistemologi adalah cabang ilmu filasafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan (Uyoh Sadulloh,2007:30). Epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan bagaimana memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat, atau cara mendapatkan pengetahuan yang benar (Suriasumantri J, 1990:101)
Dengan pengertian ini epistemologi tentu saja menentukan karakter pengetahuan, bahkan menentukan "kebenaran" macam apa yang dianggap patut diterima dan apa yang patut ditolak. Bila kumpulan pengetahuan yang benar/episteme/diklasifikasi, disusun sitematis dengan metode yang benar dapat menjadi epistemologi. Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya (Sutardjo AW, 2007:32).
Metode Filsafat

Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-metode filsafat yang khas adlah sebagai berikut:
1. Metode Kritis : Socrates dan plato
Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yangmenjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat.
2. Metode Intuitif : Plotinus dan bergson
Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
3. Metode Skolastik : aristoteles, thomas aquinas, filsafat abad pertengahan.
Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.
4. Metode Geometris : rene descartes dan pengikutnya
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.
5. Metode Empiris :Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume
Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini