Senin, 06 Oktober 2014

lidya ismawatieKPI C tugas 3

Filsafat : Definisi, Unsur-unsur, Metode, dan Hakikat
  1. Definisi Filsafat
Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran dan akhirnya mendapatkanya.

Menurut Plato (427 SM- 347 SM) seorang filosuf yunani yang termahsyur murid Scorrates dan guru Aristoteles, mengatakan : filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli), sedangkan menurut Rene Descrates (1596-1650) ia memberikan definisi filsafat adalah sebagai kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia lah yang menjadi pokok penyeledikanya. Dari beberapa rumusan filsafat yang dikemukakan diatas, terlihat jelasbahwa ilmu filsafat didefinisikan berbeda oleh satu tokoh dengan tokoh yang lain. Hal ini juga sekaligus menunjukan bahwa filsafat merupakan ilmu yang maha penting untuk dikaji dan dikembangkan. Dari waktu ke waktu orang terus mengkaji dan mendalami ilmu filsafat ini diberbagai belahan penjuru dunia, selain itu filsafat sangat sulit diberi batasan secara ketat dan pasti. Dengan demikian masing-masing orang atau tokoh yang memberikan makna dan definisi yang berbeda terhadap istilah filsafat ini.

  1. Unsur-unsur
1. Ontologi
Ontology terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos.ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu jadi ontology adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada kuasa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam keharmonisan.
2. epistimologi
Istilah epistimologi berasal dari bahasa Yunani kuno, dengan asal kata episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori pengetahuan. Pembahasan epistimologi tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.
3. Aksiologi meliputi nilai-nilai (values) yang normative dalam pemberanian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpa dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawan, seperti kawasan social, kawasan simbolik atau pun fisik-material.

  1. Metode
Sebagian ahli ada yang mengelompokan metode yang dipergunkan dalam mempelajari filsafat ini menjadi tiga macam, yaitu metode sistematis, historis dan kritis. Dengan menggunakan metode sistematis para pelajar akan menghadapi karya-karya filsafat, misalnya mempelajari tentang teori-teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang ilmu lainya. Kemudian ia akan mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Kemudian yang kedua dengan menggunakan metode historis, metode ini digunakan bila para pelajar mengkaji filsafat dengan mengikuti sejarahnya. Ini dapat dilakukan dengan cara membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukanya dalam sejarah. Yang terakhir dengan menggunakan metode kritis, metode ini digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Dimana para pelajar haruslah telah memiliki bekal pengetahuan tentang filsafat secara memadai. Dalam metode ini pengajaran filsafat dapat menggunakan metode sistematis atau historis.langkah pertama adalah memahami isi ajaran, kemudian para pelajar mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam bentuk menantang atau menolak namun bisa juga mendukung atau memperkuat terhadap ajaran atau paham filsafat yang sedang dikajinya. Dalam mengkritik mungkinia menggunakan pendapatnya sendiri atau dengan menggunakan pendapat para filosof lainya.
D. Hakikat
Pada hakikatnya filsafat itu sebagai :
  1. metode berpikir untuk
  1. Memperoleh hakikat atas gejala/peristiwa alam dan social (diddalamnya termasuk ekonomi, politik dan budaya)
  2. Memecahkan masalah alam dan social artinya mengambil keputusan
  3. Dan memahami bentuk dan isi sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera. 

  1. pedoman berpikir, bersikap dan bertindak dalam mengahadapi gejala/peristiwa alam dan sosial.
  2. Metode berpikir kritis rasional (selalu mempertanyakan tentang gejala/peristiwa alam dan sosial), holistic (berpikir saling hubungan obyek secara menyeluruh), dan dialektik (berfikir konflik, perubahan dan perkembangan tentang objek)

Sumber :
Atang A.H dan beni A.s, filsafat umum dari metologi sampai teorifilosofi, (Bandung : CV pustaka setia, 2008)

Susanto M.Pd, filsafat ilmu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini