Senin, 06 Oktober 2014

sarah fauziah audina_tugas ke4_PMI3_relasi-relasi produktif dan tidak produktif masyarakat kota

Relasi-relasi produktif dan tidak produktif masyarakat kota

1.      Pengertian relasi produktif, tidak produktif

Pengertian relasi menurut saya ialah hubungan. Pengertian produktivitas. Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain.

produktivitas memiliki dua dimensi, pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan berkualitas, kuantitas, dan waktu. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Pengertian masyarakata kota menurut Max Weber. Kota menurutnya apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

 

2.      Pertanyaan penelitian

·         Apakah warga di daerah kemayoran gempol RT02/08 memilki pekerjaan yang tetap ?

·         Apakah warga RT02/08 ada yang memilki usaha rumahan ?

·         Bagaimana hubungan warga RT02/08 antara pekerja tetap dan usaha rumahan berjalan harmonis ?

3.      Analisis terhadap 3 persepektif

a.       Teori structural fungsionalis menurut Durkheim

Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian – bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing – masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim dalam teori Parsons dan Merton mengenai struktural fungsional. Selain itu, antropologis fungsional-Malinowski dan Radcliffe Brown juga membantu membentuk berbagai perspektif fungsional modern.

Teori fungsionalisme yang menekankan kepada keteraturan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, dengan kata lain masyarakat senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa dan setiap struktur yang ada, fungsional bagi sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada diperlukan oleh sistem sosial itu, bahkan kemiskinan serta kepincangan sosial sekalipun. Masyarakat dilihat dari kondisi dinamika dalam keseimbangan. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya jika tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di daerah kemayoran gempol RT02/08 warga di rt 02 ini sebagian besar mereka memiliki pekerjaan yang tetap misalnya seperti karyawan, guru, dan lain-lain. Sehingga masyarakat di lingkungan RT02 ini sangat harmonis dan saling tolong menolong. Sebagian warga juga melakukan usaha rumahan di daerah tersebut.

b.      Teori tindakan social Max Weber

Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu  tindakan  individu sepanjang  tindakan  itu mempunyai makna atau arti subjektif  bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika  tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada   orang  lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan social dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali  dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu (Weber dalam Turner 2000). menurut Weber  tindakan sosial dapat pula dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu sekarang, waktu  lalu, atau waktu yang akan datang. Sasaran suatu tindakan social bisa individu tetapi juga bisa kelompok atau sekumpulan orang. Campbell  (1981).

Warga RT02 ini sebagian besar memilki usaha rumahan seperti percetakan, warung, dan konveksi. Karna kebanyakan warga yang baru tamat SMP atau SMA membuat mereka menjadi pengangguran. dikarenakan usia mereka yang memang belum siap mencari kerja atau yang malas mencari kerja. Dengan adanya usaha rumahan seperti percetakan, warung dan konveksi mereka yang tidak memilki pekerjaan ini sedikit dapat berkurang. Karena mereka yang menganggur ini bisa mengambil pekerjaan di usaha rumahan tersebut. Mereka bisa bekerja dengan santai di rumah sambil membantu pekerjaan orang tuanya di rumah.

c.       Teori kelas menurut Karl Mark

Teori Kelas merupakan teori yang berdasarkan pemikiran bahwa: "sejarah dari segala bentuk masyarakat dari dahulu hingga sekarang adalah sejarah pertikaian anatara golongan". Analisa Marx mengemukakan bagaiamana hubungan antar manusia terjadi dilihat dari hubungan antara posisi masing-masing terhadap sarana-sarana Produksi, yaitu dilihat dari usaha yang berbeda dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang langka. Perbedaan atas sarana tidak selalu menjadi sebab pertikaian antar golongan. Marx Beranggapan bahwa posisi didalam struktur yang seperti ini selallu mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki nasib mereka. Marx beranggapan bahwa meskipun gejala-gejala historis adalah hasil dari mempengaruhi berbagai komponen, namun pada analisa terakhir hanya ada satu independent variable yaitu Faktor Ekonomi. Dan menurut Marx sendiri, perkembangan-perkembangan politik, hukum filsafat, kesusasteraan serta kesenian, semuanya tertopang pada faktor ekonomi. Kelas sosial atau golongan sosial merujuk pada stratifikasi (penggolongan) anatara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat ditemukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat.

Dengan perbedaan pekerjaan mereka antara yang memilki pekerjaan dan yang bekerja tidak membuat hubungan antar warga di RT02 ini terjadi kesenggangan. Mereka malah bisa bergaul dengan baik saja. Mungkin perbedaan hanya terjadi antara beberapa warga saja karena itu pun karena mereka menganggap diri mereka yang paling memiliki segalanya di RT tersebut dan menganggap mereka yang tidak memilki pekerjaan itu sebagai orang yang tidak sekelas dengan nya dan memandangnya dengan sebelah mata.

4.      Kesimpulan

Dari penjelasan dan penelitian yang saya lakukan dapat di simpulkan bahwa warga kemayoran gempol RT02/08 sebagian warganya produktif mungkin hanya sebagaian saja yang tidak produktif di karenakan beberapa faktor diantaranya: mereka yang baru tamat SMP atau SMA ini belum siap untuk terjun ke dunia kerja, da nada juga mereka yang memang malas mencari kerja di daerah Jakarta. Mereka beranggapan pendidikan mereka tidak cukup untuk bekerja sehingga menyebabkan mereka tidak produktif dan lebih memilih berdiam diri di rumah samapai mereka yakin ada pekerjaaan yang layak untuk pendidikan terakhir mereka.

Tidak semua warga di RT02/08 ini tidak produktif karena warga juga banyak yang memilki usaha rumahan seperti percetaka, konveksi dan warung-warung. Dengan adanya usaha rumahan tersebut mereka bisa meberdayakan atau mempekerjakan mereka yang tidak memilki pekerjaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini