Senin, 03 Desember 2012

agita surya pertiwi_Lap 3_kelompok sosial

KOMUNITAS PUNK MUSLIM
Oleh: Agita Surya Pertiwi (1112051100002)
Jurnalistik 1A
 
I.                 Latar Belakang
Apa yang terbayang saat mendengar kata PUNK ? mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah pengamen, rambut mohak, narkoba, anarkis, kotor, dan segala kehidupan jalanan. Namun disalah satu sudut kota Jakarta, terdapat puluhan punkers yang memiliki dakwah sebagai orientasi pergerakannya. Kebanyakan punkers pada umumnya seringkali terlihat bersifat anarkis, sedangkan mereka memilih Al.Qur'an dan Hadist sebagai pedoman pergerakannya. Komunitas ini lebih sering disebut street punk karena komunitas ini merubah hal negatif yang menempel pada punk jalanan. Ketika banyak orang menilai street punk hanyalah sampah, punk muslim merangkul mereka. Walau aliran musik mereka punk, mereka membawakan pesan dakwah dalam liriknya. Mereka merasa ideologi anarkisme tak pantas untuk mereka yang muslim. Komunitas ini awalnya berbentuk band punk muslim yang terdiri dari 10 orang personil.
II.              Pertanyaan Pokok Penelitian
 
1.     Bagaimanakan pengaruhnya komunitas ini terhadap anak-anak jalanan lainnya ?
 
III.            Metode Penelitian
      Metode yang saya gunakan dalam penelitian kali ini adalah Kualitatif agar mendapatkan informasi melalui wawancara yang lebih mendalam kepada narasumber dan mendapatkan hasil yang lebih intensif.
                        Waktu             : 01 Desember 2012, pukul 13.00 WIB
                       Tempat            : terminal Pulo Gadung
IV.            Gambaran Subjek/Objek yang diteliti
            Toni adalah salah satu anggota dari kumpulan anak-anak jalanan punk muslim. Dia juga sebagai narasumber yang telah bersedia membantu dalam proses wawancara dan memberikan berbagai informasi lebih lebih lengkap tentang komunitas anak jalanan ini. 
 
V.              Analisis
 
      Punk muslim, yaitu sebuah komunitas punk yang bermarkas di Jl. Swadaya, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Sejak berdirinya komunitas ini mereka berkomitmen akan membawa islam sebagai jalur dalam segala kegiatannya. Mereka tidak mau disebut sebagai anggota tetapi lebih memilih disebut sebagai penghuni punk muslim. Dalam segi penampilan mereka tidak jauh berbeda dengan punkers lain yang biasa ditemui. Mereka bercelana jeans kumal, gaya bicara juga alakadarnya, dan hampir semuanya memakai kaos berwarna hitam. Setelah berkenalan dan berbicara lebih jauh, barulah karakter mereka sangat terlihat berbeda dengan punkers punkers pada umumnya. Walau mereka beraliran musik punk, mereka membawakan pesan dakwah dalam liriknya, berbeda pula dengan punkers pada umumnya yang selalu anarkisme, mereka merasa ideologi anarkisme tidak pantas untuk mereka yang muslim. Komunitas punk muslim ini sudah memiliki 50 orang penghuni, 20 orang penghuni diantaranya tinggal di markas mereka di Pulo Gadung, beberapa diantara mereka bergabung karena ada ajakan dari penghuni komunitas, ada juga atas dasar keinginannya sendiri untuk datang ke markas. "Tidak mudah mengajak para penghuni punk muslim untuk mengikuti pola kehidupan didalam markas yang agamis. Karakter anak jalanan yang keras menjadi salah satu kendalanya, namun tak membuat para penghuni komunitas punk ini menyerah. Kegiatan di markas punk muslim ini selain berlatih musik mereka juga mengaji dan solat berjamaah, memang tidak mudah untuk mengajak mereka solat, terkadang kalau solat ya solat, kalau mereka tidak mau ikut dulu ya tidak apa-apa, biarin aja mereka melihat dulu. Komunitas ini sangat membawa perubahan terhadap anak jalanan lainnya, sebenarnya memang itu tujuannya yaitu mengajak anak-anak jalanan lainnya untuk mengerti apa itu agama dan menjadikan Al.Quran sebagai pedoman hidup mereka, tidak lagi bersifat anarkis" ujar Toni.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini