Senin, 03 Desember 2012

Laporan 5

Nama               : Imas Hayati Nufus
Kelas               : KPI 1E
Nim                 : 1112051000159
Tugas               : Laporan ke 5

PENGARUH SEORANG USTAD PENGAJAR MEMBACA AL-QUR'AN
 
a.       Latar Belakang
Sudah menjadi rahasia publik bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang  termasuk ke dalam Negara yang penduduknya mayoritas di dominasi oleh umat muslim. Senada dengan hal ini, tentunya, salah satu kewajiban umat muslim adalah bisa membaca al-quran, yang memang al-qur'an sebagai pedoman kehidupan manusia dan juga sebagai pegangan hidup manusia. Hal ini juga di ungkapkan oleh salah seorang guru mengaji al-qur'an anak-anak di sebuah pedesaan kecil yaitu al-ustad H. Nazmuddin. Beliau menuturkan bahwa "bisa membaca al-qur'an itu hukumnya fardu 'ain, dalam artian fardu 'ain ini adalah kewajiban yang di tuntut kepada perindividu".
Beliau merasa seiring berkembangnya zaman, semakin sedikit orang-orang muslim yang belajar membaca al-qur'an sehingga orang-orang muslim saat ini sedikit sekali yang bisa membaca al-qur'an. Ini terjadi karena belajar membaca al-qur'an tidak di biasakan sejak usia dini, sehingga orang-orang muslim yang dewasa sudah semakin sibuk dengan urusannya dan  melupakan belajar membaca al-qur'an. Atas dasar inilah yang mendorong pak ustad H.Nazmudin ini untuk mengajari anak-anak membaca al-qur'an di mulai dari usia dini agar ketika mereka dewasa ada re-generasi umat islam yang masih mampu membaca ayat suci al-qur'an.
b.      Pertanyaan Pokok
1.      Bagaimana pengaruh seorang guru mengaji terhadap lingkungan sosial?
Pertanyaan ini di ajukan guna mengetahui pengaruh yang di berikan oleh seorang pengajar membaca al-qur'an terhadap lingkungan sekitarnya.
c.       Metode Penelitian
Objek yang menjadi penelitian saya kali ini adalah sebuah tempat belajar membaca al-qur'an yang terletak di sebuah pedesaan kecil, pada hari sabtu, 2 desember 2012. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana pengaruh pengajar membaca al-qur'aniniterhadap lingkungan sosial di sekitarnya.
Jenis metodelogi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metodelogi penelitian kualitatif. Metode ini bersifat alamiyah yang tidak sama  sekali menggunakan grafik maupun hitungan matematis dengan rumusans tatistik. Metode ini juga dapat memberikan data yang lengkap  secara deskriptif secara lisan maupun tulisan.
d.      Gambaran Tokoh
Informasi kali ini saya dapat dari seorang guru mengaji al-qur'an di sebuah pedesaan kecil yaitu al-ustad H. Nazmuddin. Beliau sudah lama mengajari anak-anak kecil mengaji. Beliau mengajari anak-anak kecil mengaji dengan sukarela tanpa pamrih dan tanpa merasa keberatan. Di samping beliau aktif mengajari anak-anak kecil mengaji beliau juga aktif sebagai pelukis kaligrafi dalam bahasa arab maupun bahasa indonesia. Beliau juga termasuk salah seorang ustad yang di percaya untuk  mengisi beberapa pengajian di desa tersebut.
Waktu             : Sabtu, 2 Desember 2012
Tempat            : Jl. Raya Serang Km 22 Balaraja-Tangerang
e.       Analisis
Agama Islam memang agama yang sangat fenomenal, hal ini di buktikan dengan adanya di beberapa Negara yang penduduknya di dominasi oleh Umat Islam.Walaupun terdapat sebuah Negara yang tidak di dominasi oleh Umat Islam, namun di dalam Negara tersebut pasti terdapat  beberapa orang yang beragama Islam.
Indonesia termasuk salah satu Negara yang penduduknya di dominasi oleh agama islam. Tentunya, sebagai Umat Islam sudah sepantasnya mengetahui hal apa saja yang di wajibkan, di sunahkan, di larang, di haramkan, dan di bolehkan. Salah satu dari hal yang di wajibkan bagi umat muslim adalah kewajiban belajar membaca al-qur'an. Belajar membaca al-qur'an begitu penting, mengapa? karena bahasa yang di gunakan di dalam al-qur'an adalah bahasa arab yang juga di gunakan di dalam shalat. Jika tidak bisa membaca al-qur'an bagaimana seorang Muslim bisa melaksanakan shalat yang tidak bisa di gantikan oleh siapapun. Karena shalat merupakan fardu 'ain, sama halnya dengan kewajiban belajar membaca al-qur'an. Membaca al-qur'an juga termasuk ke dalam fardu 'ain, yaitu kewajiban yang di tuntut kepada perindividu bukan komunitas.
Seiring berkembangnya zaman yang pesat. Kerap kali orang-orang muslim yang hidup di perkotaan dan sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya sudah jarang sekali bisa menemukan orang yang bisa membaca al-qur'an untuk mengajari anak-anaknya mengaji. Ini kerap kali menjadi alasan orang-orang muslim untuk tidak belajar membaca al-qur'an. Hal ini menunjukkan betapa guru membaca al-qur'an begitu berpengaruh terhadap masyarakat luas yang masih memerlukan jasa seorang pengajar membaca al-qur'an.
Berbeda dengan kehidupan di perdesaan yang masih kuat dalam menjalankan aktivitas-aktivitas keagamaan, seperti mengaji, shalat berjamaah di masjid dan pengajian-pengajian kitab yang dilakukan setiap ba'da shalat jum'at. Kegiatan belajar membaca al-qur'an di rumah pak H. Nazmuddin ini di lakukan hampir setiap malam ba'da maghrib di teras rumahnya, kecuali pada malam jum'at, beliau meliburkan mengaji karena memang malam jum'at kegiatan mengaji di pindahkan ke masjid jami' yang terdapat di desanya tersebut yakni mengaji yasin. Pengajian yang di selenggarakan olehnya ini tidak hanya untuk anak-anak kecil  tetapi juga untuk para remaja yang masih ingin belajar mengaji al-qur'an. Tentu saja pengajian yang di adakan oleh pak H. Nazmuddin ini memberikan dampak positif terhadap anak-anak tersebut juga membawa pengaruh yang baik terhadap mereka.
Maka hal ini membuktikan bahwa pengajar membaca al-qur'an memang begitu berpengaruh dan di butuhkan oleh Re-generasi yang semakin di khawatirkan tidak bias membaca al-qur'an sehingga hanya sedikit sekali dari mereka yang bisa membaca al-qur'an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini