NILAI BERBUDAYA TERHADAP MASYARAKAT
Nama :Milki Amirus Sholeh
Nim : 1112051000138
a) Latar belakang
Dalam kehidupan berbudaya dan berbangsa sebuah peninggalan dan sebuah nilai sejarah tertuang dari berbagai aspeknya merupakan hal yang seharusnya mutlak tak di buang dalam berkaidah dalam kemanusiaan, dan nilai sebuah kemanusiaan akan tertransmisikan lewat hal yang membawa akan nilai budaya saat ini yaitu seni
Seni tak hanya lewat cerita akan hikayat sebuah kisah melainkan bagaimana sebuah pelajaran dalam kehidupan bisa menjadi sebuah patokan akan dalam melestarikannya, hal ini kenapa sampai saat ini banyak terdapat ketimpangan dalam berbudaya kesinian, masyarakat mulai tergerus dalam berbagai masalah tertama lemahnya pengakuan dan kebanggaan terhadap seni sendiri maka jangan salah jika akhir-akhir ini sebuah pengklaiman budaya tradisonal bangsa mulai di renggut hak dan kepemilikannya
Posisi sebuah budaya dan seni bukan saja terletak pada daya hibur yang di pandang masyrakat sebagai bahan tontonan terutama lebih lagi menjadikannya sebagai nilai jual, ini menimbulkan pertanyaan quo vadis seni budaya Indonesia?
Perlu disadari pula bahwa hal ini bisa banyak kemungkinan akan sebuah dekadensi budaya dan seni saat ini tak di pungkiri lagi bahwa ada sedikit salah kaprah masyrakat dalam menilai sebuah seni itu sendiri makannya timbul berbagai sudut pandang terhadap adanya suatu budaya baik positif maupun negatif, sekurang kurangnya bangsa yang besar harus bangga dengan seni dan budaya.
Dalam penelitian ini amat menarik menyaksikan hiangnya sebuah kesimbangan bagaimana sebuah seni dan budaya bisa kembali disinergikan dalam existensinya, sehingga tak cendrumg sebagai pemuas keinginan yang bersifat pragmatis belaka, perlunya dukungan dari berbagai pihak tentunya tak cukup budayawan saja
Seni dan budaya yang saat ini dimilki Indonesia merupakan kebuyaan yang kesemuanya sudah masuk dalam catatan UNESCO sebagai warisan duni diantaranya batik dan wayang ,belum lagi dengan kebudayaan setempat total dari semua kebudayaan yang ada sampai saat ini inidonesia memiliki lebih dari 132 kebudayaan yang tersebar mulai dari sabang sampai merauke
Seni dan budaya tak mengenal sebuah batas, dalam kedudukannya pun seni budaya adalah sebuah aturan yang amat mengikat misalnya papua dan keraton Yogyakarta, dalam menjalankan roda kehidupan mereka melakukan filter yang menyesuaikan dengan kaidah berbangasa perpedoman pancasila yang tak membuang nilai budaya nya sendiri
Sangat penting lagi bagimana menyusun kerangka sebuah pemahaman yang bersifat universal sehingga dapat di pahami bagaimana seharusnya seni dan budaya tak terkikis oleh sebuah globalisasi
b) Pertanyaan pokok
1) Bagaimana peran seni budaya bisa mempengaruhi masyrakat saat ini yang mulai agak jauh dari nilai bangga atas budaya itu sendiri?
c) Metode penelitian
Metode penelitiaan : kualitatif ,metode ini digunakan dalam rangka mengetahui sejauh mana hubungan yang dibangun dalam kesinian untuk menbangun suatu kondisi dalam menjaga nilai akan warisan budaya dan seni yang terdapat dalam bangsa dan bagaimana hal ini bisa mempenagruhi sebuah tatanan masyrakat modern.
Waktu : 30 november2012 , jam 19:00-21:30
Tempat : TAMAN ISMAEL MARZUKI
Jl. Cikini Raya no: 73 (jalan kali pasir)
Jakarta pusat 103330
d) Gambaran tokoh
nara sumber D.Zawawi Imron beliau merupakan tokoh kelahiran Gapura Sumenep Madura pada tanggal 1 januari 1945 ,beliau merupakan salah satu tokoh penyair dan budayawan nasional dan sekarang menjabat sebgai dewan kesinian nasional, dalam karirnya beliau banyak menulis sebuah karya yang banyak di muat di berbagai media keseniaan saat itu sebelum pada tahun tahun 2000 dia mulai di perhitungkan dalam tataran kesenian nasional terutama pada saat membacakan puisi di taman Ismael marzuki, tokoh penyair ini adalah masih satu angkatan dengan ws. Rendra (alm) diantara karyanya Madura akulah darahmu,dan rembulan tertusuk ilalang sehingga pada tahun 2002 dia dianugrahi gelar the S.E.AWRITE AWARD di Bangkok Thailand dan mengukuh kan dia sebagai salah satu diantara penyair yang diperhitungkan di asia tengara selain dalam lingkup kesinian nasional dalam kebudayaan setempat (Madura) beliau sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai persoalan yang menyangkut budaya Madura sendiri selain dari itu sekarang beliau menjabat sebagai pengasuh dalam pesantren ilmu di yogyakarta.
Analisis
Kesenian merupakan hal yang biasa dan sangat lumrah terjadi dalam lingkup masyrakat sekitar, mereka terbangun dari nilai yang diahasilkan dari budaya mereka geluti, dengan demikian sebuah seni terasa sudah agak mejauh dari porosnya saat ini ada beberapa hal yang mencakup segala yang berkaitan langsung diantaranya rasa kebhinekaan tunggal ini sebenarnya sangat berkesinambungan dalam keberadaan sebuah seni masyrakat kini mulai menjauhkan diri dikarenakan ada hal yang baru sehingga yang lama mulai terpinggirkan maka sulit rasanya bagaimana membangun konsepsi dalam masyrakat majemuk seperti di Indonesia dan kadang kala batu ganjalannya pun terlihat tak menentu antara budaya kurang di kembangkan dan konsepsi masyrakat yang mulai berubah dengan demikian kesenian yang dirasakan saat ini masih belum transparan di karenakan tak ada dukungan moral, apa lagi kesenian yang mulai dirasakan sebagai sebuah warisan
Sampai saat untuk mewujudkan semangat akan nilai kebudayaan nasional banyak yang bergerak dalam ke teateran dan kepenyairan karena disisi lain seorang seniman yang berorientasi pada seni akan bisa memagami bagaimana suatu hal yang bersiapat abstrak menjadi sebuah pemahaman untuk pembangunan, fakta yang selanjutnya kesenian yang di miliki Indonesia saat ini masih sedikit yang mendapatkan perhatian sehinggga mau tidak mau jika kalangan etnis yang memilki sebuah ekpresi kesenian masih kokoh mempertahankan budayanya mereka akan di cap sebagai jalangan yang amat tertutup dan tak mau membuka diri contoh suku badui dan suku dayak Kalimantan sedangkan disisi lain kebudayaan yang melakukan tindakan pembukaan diri mulia ikut pada siapa mereka memperlihatkan budaya mereka pada saat ini suku sunda mulai agak terkikis akan keberadaanya bukan tidak mungkin terkadang nilai budaya yang kita enyam sebagai warisan leluhur kadang di bawa oleh perubahan masyarakat
Disisi lain sampai saat ini masyrakat yang mulai berkembang konsepsi tertang berbudaya mulai terpinggirkan denga demikian posisi dan interaksi masyrakat dengag kalangan budayawan selaku pelaku dan pelestari budaya mulai agak rengang oleh Karena perlu di kembangkan bagaimana disintegrasi dalam masyrakat seperti ini tak menjadi sebuah penyakit yang nantinya merusak tatanan yang sudah ada,
Teater dan pertunjukan adalah sarana yang para budayawan pilih untuk memberikan hiburan sekaligus pengajaran bagaimana sesungguhnya posisi seni itu sendiri dan hal ini sangat mendukung terbukti ketika pagelaran seni dan pertunjukan yang di gelar di berbagai ruang dan sanggar teater banyak menimbulakn antusiasme dalam masyrakat baik dari kalangan pelajar maupun kalangan menengah keatas tujuannya taka lain agar nantinya jika ruang penyadaran public lewat bahasa verbal langsung tak memungkinkan untuk menjadikan sebuah pelajaran terhadap masyrakat maka ruang kesenianlah jadi jalan keluar bagaimana sesungguhnya menempatkan budaya
Tampa sebuah budaya maka manusia bisa apa dalam setiap penekannanya manusia hanya bisa hidup jika bisa melakukan nilai yang sudah ada sebaik mungkin dalam setiap menyampaikan suatu pegelaran yang di tunjukkan terhadap penyadaran terhadap masyarakat berpedoman pada sebuah istilah walaupun tak selalu di jadikan sebuah keabsahan yaitu ars longa ,vitae brevis (seni itu panjang sedangkan hidup itu pendek), kalimat semacam ini bukan saja mengilustrasikan bagaimana sebuah kehidupan tak begitu berarti bila budaya telah terhancurkan lewat kebiasaan baru
Para budayawan kebanyakan seni dan budaya tak hanya terbatas pada sebuah menikmati bagaimana warisan itu di jadikian sebagai nilai kebanggan tak hanya pribadi tapi juga terhadap bangsa, dan fakta kemudian yang amat merisaukan kebanyakan para budayawan dan penyair sampai sat ini mulia sedikit keberadaanya sangat miris jika kita melihat siapa melanjutkan langkah mereka apakah budaya sudah tak berkesinambungan lagi dengan nilai masyrakat modern ataukan mereka menunggu para budayawan tiada sehingga mereka bisa mengidupkan ataukan ataukah akan terbenam tak berjejak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar