Selasa, 15 September 2015

Arief Fadhillah_Teori Struktual_Tugas II Soskot. Nim: 11140540000013 Jurusan:Pengembangan Masyarakat Islam

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL Teori Struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubugan Ciri pokok perspektif ini adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat (societal needs). Masyarakat sangat serupa dengan organisme biologis, karena mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat melangsungkan keberadaannya atau setidaknya berfungsi dengan baik Ciri dasar kehidupan sosial struktur sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan merespon terhadap permintaan masyarakat sebagai suatu sistem sosial. Asumsinya adalah ciri-ciri sosial yang ada memberi kontribusi yang penting dalam mempertahankan hidup dan kesejahteraan seluruh masyarakat atau subsistem utama dari masyarakat tersebut. Masyarakat dalam pemikiran struktural fungsional yang sangat mengedepankan pemikiran bologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan. Teori struktural fungsional juga mengedepankan suatu perspektif yang menekankan harmonisasi dan regulasi yang dikembangkan berdasarkan sejumlah asumsi-asumsi homeostatik yang dapat dikembangkan lebih jauh sebagai berikut: 1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang kompleks 2. Setiap bagian dari sebuah masyarakat eksis karena bagian tersebut memiliki fungsi penting dalam memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan 3. Semua masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengintegrasikan diri Tokoh-tokoh dari Prespektif Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons dan dipengaruhi oleh para sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu bersifat empiris, positivistis dan ideal. Pandangannya tentang tindakan manusia itu bersifat voluntaristik, artinya karena tindakan itu didasarkan pada dorongan kemauan, dengan mengindahkan nilai, ide dan norma yang disepakati. Tindakan individu manusia memiliki kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang dipilih tersebut dikendalikan oleh nilai dan norma Pandangan Talcot Parsons untuk memahami masyarakat manusia dipelajari seperti mempelajari tubuh manusia: Struktur tubuh manusia memiliki berbagai bagian yang saling berhubungan satu sama lain Oleh karena setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas Functional imperative menggambarkan empat tugas utama yang harus dilakukan agar masyarakat tidak mati yaitu : Adaptation Goal attainment Integration Latentcy Robert K. Merton Merton mengutip tiga postulat yang terdapat di dalam analisa fungsional yang kemudian disempurnakannya satu demi satu. •Postulat pertama, adalah kesatuan fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai "suatu keadaan di mana seluruh bagian dari sistem sosial bekerja sama dalam suatu tingkat keselarasan atau konsistensi internal yang memadai, tanpa menghasilkan konflik yang berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau diatur. •Postulat kedua, yaitu fungsionalisme universal, terkait dengan postulat pertama. Fungsionalisme universal menganggap bahwa "seluruh bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif" •Postulat ketiga melengkapi trio postulat fungsionalisme, adalah postulat indispensability. Ia menyatakan bahwa "dalam setiap tipe peradaban, setiap kebiasaan, ide, obyek materil, dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan, dan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sistem sebagai keseluruhan" Merton juga menerapkan lima tipe cara adaptasi individu terhadap situasi tertentu, antara lain: A..Conformity (konformitas) adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat B.Innovation (inovasi) merupakan cara ketika perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang masyarakat. C.Ritualism (ritualisme) adalah perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya namun masih tetap berpegang pada cara yang digariskan masyarakat. D.Retreatism merupakan bentuk adaptasi perilaku yang tidak mengikuti tujuan budaya dan juga tidak mengikuti cara untuk meraih tujuan budaya. E.Rebellion (pemberontakan) adalah pola adaptasi ketika orang tidak lagi mengikuti struktur sosial yang ada dan berusaha menciptakan struktur sosial baru Neil Smelser Analogi dengan tubuh manusia mengakibatkan Neil Smelster merumuskan konsep keseimbangan dinamis-stasioner Menurut Neil Smelser ada 2 variabel dalam perubahan sosial, yakni adalah variabel indipenden dan dependen. Bagian terpenting adalah spesifikasi variabel-variabel tertentu dan umumnya teoritisi mendefinisikan atau menggap perubahan sosial adalah 1.Berkaitan dengan jumlah populasi dan satu unsur sosial 2.Tingkat perilaku penduduk dalam jangka waktu tertentu 3.Pola-pola kebudayaan Menurut Smelser Ada 7 langkah urutan perubahan sosial; 1.Ketidak puasan yang berasal dari kegagalan mencapai tujuan yang memuaskan dan dari kesadaran tentang kemungkinan perubahan. 2.Kekacauan pisik dalam bentuk berbagai reaksi emosional sapirasi yang tidak dapat di lihat dari sudut penyelesaian masalah. 3.Penggunaan energi yang di ciptakan lebih rasional dalam upaya menyadari maksud dari sistem nilai yang ada. 4.Upaya menetapkan ide-ide dan pola institusional khusus yang akan di laksanakan. 5.Pelaksanaan perubahan oleh individu atau kelompok dan pelaksanaannya di beri sanksi sesuai dengan nilai yang ada. 6.Rutinitasi Perubahan yang di terima. Berikutnya Neil Smelster merumuskan untuk menjelaskan perbedaan masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.

Sent from Yahoo Mail for iPhone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini