Judul Penelitian : Kepemimpinan Sebagai Proses Perubahan
Peneliti :
Nama :Azmy Azis
NIM : 1112051100050
I. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, dayapersuasi, dan intensitas.Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, dayapersuasi, dan intensitas.Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan Kharismatik Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
II. Pertanyaan Pokok Penelitian
1. Bagaimana kharakteristik yang baik untuk menjadi seorang pemimpin?
2. Apa perubahan yang terjadi selama bapak menjadi seorang pemimpin?
III. Metode Penelitian
Metode yang digunakan : Kualitatif. Yaitu metode sosiologi yang prosesnya mengambil data secara langsung, dimana peneliti sebagai instrument. Metode ini dilakukan dengan dasar mencari data-data yang kuat lalu dilakukan wawancara terhadap narasumber.
Wawancara ini dilakukan pada :
Lokasi : Rumah Bapak H.Yusuf Abu Bakar
Waktu : Selasa, 15.00 WIB
IV. Gambaran Subjek dan Objek Penelitian
Bapak Drs. H. M. Yusuf Abu Bakar MM (Bima, 11 April 1946) adalah seorang mantan kepala sekolah dari berbagai sekolah yang termasuk dari yayasan yang ia dirikan. Beliau adalah seorang sarjana lulusan IAIN Jakarta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada tahun 1976 dan meneruskan pendidikan S2 nya di Universitas Tama Jagakarsa dan lulus pada tahun 2006. Beliau bersama ke 14 orang temannya mengadakan kerja sama dan membentuk sebuah yayasan sekolah yang dimana beliau adalah seorang ketua yayasan saat itu. Terhitung sudah ada 6 sekolah yang mereka bangun selama ini. Sebagai pemimpin yayasan tentunya beliau terjun langsung dalam perkembangan sekolahnya saat itu. Latar belakang dipilihya beliau sebagai ketua yayasan karena dianggap oleh rekan nya itu sebagai orang yang mampu untuk mempimpin bisa menkoordinasi segala sesuatunya dengan baik dan memang semua sifat kepemimpinan itu sudah ada pada diri beliau. Itu pun mengantarkan beliau menjadi seorang kepala sekolah di beberapa sekolah yang ia dirikan bersama rekannya. Selama masa kepemimpinannya, beliau menerapkan system POAC yaitu, Planning, Organizing, Actuating,dan Controling. Hadirnya sekolah-sekolah ini tentunya bukan hanya sebagi media pembelajaran saja, tetapi menurut bapak Yusuf ini juga sebagi tuntutan untuknya dimana tuntutan itu seperti bagaimana ia harus menjadi seorang pemimpin yang baik yang bisa mensukseskan sekolah-sekolahnya dan juga murid-murid yang ia pimpin.
V. Analisis
Pemimpin adalah sebuah jabatan yang diberikan atas kepercayaan penuh oleh rekan-rekannya kepada bapak Drs.H.M.Yusuf Abu Bakar MM sebagai seorang ketua yayasan dan kepala sekolah di beberapa sekolah yang ia dirikan bersama 15 orang rekannya itu. Ia selalu menjadi seorang kepala sekolah pertama di sekolahnya itu. Lama beliau menjabat sebagai ketua dan kepala sekolah adalah selama 30 tahun yang dimulai dari tahun 1970. Selama 30 tahun itu, ia menjabat tidak hanya di satu sekolah saja, tetapi beberapa sekolah. Sekolah yang pertama kali ia pimpin adalah SMP Yaspen di Petukangan dan masa kepemimpinannya dimulai dari tahun 1970. Lalu, tidak hanya sampai situ saja, pada tahun 1982 ia menjadi kepsek di SMEA Makarya dan itu hanya berlangsung 2 tahun. Setelah itu di SMK Yanusa dari tahun1984 sampai tahun 2005. Pada tahun 1988 ia berhasil mendirikan SMK M.H Thamrin yang berlokasi di gintung. Pada tahun 1992 berhasil mendirikan SMK Averus pada tanggal 16 Juni 1992. Setelah itu ia menjadi kepala sekolah di SMK Fathahillah dari tahun 2000-2003. Selain menjadi kepala sekolah dan pemimpin yayasan, ia juga mengaktifkan diri berbagai organisasi salah satunya di Tarbiyah Islamiyah. Ia menjadi DPP kepala bidang bagian pendidikan tingkat nasional. Pada tahun 1990 ia menjabat sebagi Wakil Kepala 2. Menurut bapak Yusuf, definisi kepempinan itu sendiri adalah seni yang menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan. Kriteria atau kharakteristik yang harus dimiliki seorang pemimpin itu menurutnya, adalah kharismatik, tegas, jujur, pintar dalam segala sesuatunya, memiliki iman dan taqwa yang baik, dan mementingkan kepentingan umum/bersama diatas kepentingan pribadi. Fungsi dari kepemimpinan itu sendiri adalah Planning, Organizing, Actuating, Controling (POAC). Tujuannya adalah Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi Sosialisasi(KIS). Tanpa tujuan dan fungsi yang jelas, semua itu tidak akan berjalan dengan lancar. Kepemimpinan itu adalah berasal dari bakat, yang dimana bakat itu harus ada faktor pendukungnya agar kemampuan itu makin berkembang dengan baik.
Walaupun seseorang sudah terlahir dengan bakat kepemimpinan, tanpa dikembangakan dan di latih dengan baik, kemampuan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, jika seseorang tidak terlahir dengan mempunyai bakat kepemimpinan, tetapi ia dikesehariannya terlatih dan mengembangkannya dengan baik maka dengan sendirinya kemampuan memimpin itu ada. Baginya, faktor yang menjadikan ia mau menjadi pemimpin adalah ia ingin menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, nusa dan bangsa dan orang lain. Ia ingin memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik, dan menjadi pemimpin yang berakhlak mulia yang memahami IPTEK dan IMTAQ. Tanpa adanya keseimbangan antara pengetahuan dan agama seseorang tidak akan bisa menjadi pemimpin yang baik bagi bawahannya. Selama ia menjadi pemimpin tentunya ada perubahan yang ia bawa, baik pada dirinya sendiri, keluarga, komunitas, maupun masyarakat. Perubahan yang terjadi pada dirinya adalah, ia menjadi lebih tegas dalam mengambil keputusan, dan menjadi orang yang berwibawa. Dampak pada keluarganya, ia mengharuskan anaknya-anaknya untuk melebihi apa yang ia dapatkan, itu tuntutan bagi dirinya sendiri dan juga anak-anaknya, karena ia harus menyekolahkan semua anaknya sampai jenjang yang tinggi agar anak-anaknya pun bisa menjadi panutan bagi generasi berikutnya, lalu anak-anaknnya harus bisa menghargai cita-cita orang tuanya dan menekuni semua itu dengan baik. Hasilnya, sebagai contoh salah satu dari anak bapak Yusuf ada yang sudah menjadi seorang dokter, dan yang lainnya masih ada yang melanjutkan studi S2 dan S1 nya. Lalu, dampak pada komunitas nya, ia menjadi seorang yang unggul diantara anggota komunitas yang lainnya, sehingga ia terpilih sebagai Waka 2 Tarbiyah Islamiyah dan menjadi DPP kepala bidang bagian pendidikan tingkat nasional di Tarbiyah Islamiyah juga. Dampak itu pun juga terjadi di masyarakat, ia menjadi seorang yang lebih berwibawa, santun, jujur dan tegas sehingga hingga beberapa periode ia menjadi seorang ketua RT/RW dan hingga saat ini ia masih sering dicalonkan sebagai ketua RT/RW tetapi, ia sudah tidak ingin disibukan dengan kegiatan itu, ia hanya ingin fokus mengurus sekolah-sekolahnya karena mengingat usianya yang tidak muda lagi. Tujuan lain ia memilih jalan seperti itu karena menurutnya kecerdasan bangsa adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Mengingat, Indonesia masih dibawah negara-negara lain dalam bidang pendidikan. Ia tidak mempedulikan bagaimana keadaan ekonomi para murid-muridnya karena mulai dari kalangan atas hingga menegah kebawah bisa bersekolah disitu. Bagi yang berasal dari kalangan menegah kebawah, diadakan program beasiswa jadi tidak ada alasan untuk tidak bersekolah. Dalam menjalani kehidupannya sebagai pemimpin, pak Yusuf mempunyai tokoh idola yang dimana ia menerapkan sifat idola nya itu pada dirinya, yaitu Mahfud M.D karena menurutnya Mahfud M.D mempunyai sifat yang jujur, tegas, berani dan mempunyai iman yang kuat dan semua sifat itu penting adanya untuk seorang pemimpin. Kesimpulannya adalah, untuk seorang pemimpin harus menguasai IPTEK dan memahami IMTAQ, antara IPTEK dan IMTAQ harus seimbang agar bisa menjadi pemimpin yang baik dan tercapainya cita-cita dan tujuan itu.
Daftar Pustaka
Narasumber : Bapak Drs. H. M. Yusuf Abu Bakar MM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar