Rabu, 12 Desember 2012

sosiologi agama ; Mutia Sholeha_KPI 1D

Hidup Hemat dengan Menabung     
Tokoh : Ibu Hj. Muhidah Damayanti
 

Latar Belakang

           
            Seiring berjalannya waktu, semakin hari harga makanan pokok semakin melonjak. Apalagi disaat menjelang hari raya Idul Fitri. Atas dasar itulah tokoh yang saya pilih ini membentuk atau lebih tepatnya mencetuskan untuk mengajak masyarakat disekitar tempat tinggalnya untuk "Menabung". Ya, "Tabungan Hari Lebaran" begitu beliau menamakan programnya itu untuk mengajak masyarakat menjadi lebih hemat dan bisa menabung untuk memnuhi kebutuhannya menjelang hari raya Idul Fitri.

Metode Penelitian

           
            Metode penelitian yang saya gunakan adalah penelitian kualitatif dengan meneliti langsung tingkah laku orang-orang yang diteliti.

Gambaran Subjek

 
            Ibu Hj. Muhidah Damayanti adalah seorang ibu rumah tangga yang sederhana namun beliau sangat mementingkan masa depan. Dimata keluarganya beliau adalah seorang istri yang sholeha dan ibu yang baik. Dilingkungan tempat tinggalnya beliau adalah sosok yang dermawan. Beliau juga pernah menjadi seorang kader kelurahan dan beliau menjalankan tugasnya dengan baik.

Analisis Penelitian

 
            Sejak tahun 1998 ibu Hj. Muhidah Damayanti atau bu hj.ida biasa beliau dipanggil. Mengajak masyarakat disekitarnya untuk menabung bersama-sama dengan nominal rupiah yg ringan setiap harinya. Dimulai dari masyarakat yang ada disekitar tempat tinggalnya menabung hari demi hari sampai pada waktu yang ditentukan yaitu dua minggu sebelum hari raya Idul Fitri. Beliau berkata bahwa tabungan yang diadakannya itu insya Allah dapat membantu masyarakat disekitarnya dalam mengumpulkan uang untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Jumlah uang yang ditabung pun bervariasi. Mulai dari seribu rupiah perhari sampai sepuluh ribu rupiah perhari tergantung pada kemampuan orang yang mau menabung. Dan hasil dari tabungan mereka pun bermacam-macam. Ada yang mengambilnya dalam bentuk sembako kebutuhan sehari-hari seperti gula, terigu, minyak goreng, sirup dan lain sebagainya. Ada pula yang mengambil tabungannya dalam bentuk uang dan mereka menerimanya sesuai dengan jumlah hari yang telah mereka isi.
            Empat belas tahun sudah beliau menjalani programnya ini dengan pengikutnya yang lama-kelamaan berdatangan dari daerah lain tak jauh dari daerah tempat tinggalnya. Pernah anggotanya mencapai 1500 orang. Ini berarti program yang beliau cetuskan tersebut sukses dan dipandang positif oleh banyak orang. Namun tetap saja pasang surutnya cobaan datang silih berganti beliau lewati dengan penuh kesabaran.
            Masyarakat yang ikut dalam program ini pun mengaku sangat senang dengan adanya program ini karena mereka merasa program ini bisa membantu mereka dalam mengatasi masalah keuangan mereka menjelang hari raya. Memang hari raya tidak dilihat dari mewahnya penampilan seseorang. Namun ada baiknya jika hari raya yang datang satu tahun sekali itu disambut dengan keistimewaan oleh para umat yang merayakannya.
            Kejadian yang terjadi pada ibu Hj ida tersebut, saya katakan sesuai dengan teori Marx yang mengatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat produktif. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka miliki. Dorongan ini diwujudkan bersama-sama orang lain. Dengan kata lain manusia pada hakikatnya adalah makhlik sosial. Mereka perlu bekerja sama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini