Much Mugni Noorrachman (NIM. 11.12.051.000.104) – KPI 5D 2014 – Etika
dan Filsafat Komunikasi – Tugas I "Etika I"
بسم الله الرّحمٰن الرّحيم
Etika I: Seputar Istilah dan Kerancuan Istilah: Etika dan Moral,
Ammoral dan Immoral, Etika dan Etiket, Moralitas, Subyektif, dsb.
Membedakan antara: Etika Diskriptif, Etika Normatif, dan Metaetika,
Hakikat Etika Filosofis.
++ SEPUTAR ISTILAH
Etika dan Moral
Etika; Ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh
akal pikiran.
Moral; sesuai dengan ide-ide umum diterima tentang tindakan manusia,
mana yang baik dan wajar. Sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang
oleh umum diterima yang meliputi sosial atau lingkungan tertentu.
Ammoral dan Immoral
Ammoral; sama artinya dengan non moral adalah sesuatu yang tidak
berhubungan dengan konteks moral, diluar suasana etis. Menurut kamus
Bahasa Indonesia, tidak bermoral berarti tidak berakhlak. Sedangkan
dalam sudut bhasa latin, netral dari sudut moral atau tidak mempunyai
relevansi etis.
Immoral; tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang
walaupun orang tersebut sudah tahu bahwa hal tersebut memang salah dan
tetap melakukannya. Contohnya adalah pencuri. Sudah tahu mencuri
adalah tindakan yang buruk, tetap saja dilakukan.
Etika dan Etiket
Etika dan etiket adalah hal yang menyangkut perilaku manusia. Namun,
kedua-duanya memiliki perbedaan. Etika selalu berlaku walaupun tidak
ada saksi mata, sedangkan etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket
tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau saksi mata yang melihat.
Etika bersifat jauh lebih absolut atau mutlak, etiket bersifat
relative. Etika memandang manusia dari segi dalam, etiket hanya
memandang manusia dari segi lahiriah saja. Etika Memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri, etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus
dilakukan oleh manusia.
Moralitas
Moralitas; berasal dari kata dasar "moral" berasal dari kata "mos"
yang berarti kebiasaan. Kata "mores" yang berarti kesusilaan, dari
"mos", "mores". Moralitas yang secara dapat dipahami sebagai suatu
tata aturan yang mengatur pengertian baik atau buruk perbuatan
kemanusiaan, yang mana manusia dapat membedakan baik dan buruknya yang
boleh dilakukan dan larangan sekalipun dapat mewujudkannya, atau suatu
azas dan kaidah kesusilaan dalam hidup bermasyarakat.
Subyektif
Subyektif; pemikiran relatif, di mana pendapat tersebut benar bagi
dirinya dan belum tentu bagi orang lain (tidak universal).
++ SEPUTAR ETIKA
Etika Deskriptif
Etika Deskriptif; cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas,
seperti adat kebasaan, anggapan tentang baik dan buruk, tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari
moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan atau subkultur
tertentu. Oleh karena itu, etika deskriptif tidak memberikan pemikiran
apa pun, ia hanya memaparkan. Etika deskriptif lebih bersifat netral.
Etika Normatif
Etika Normatif; berarti sistem-sistem yang dimaksud untuk memberikan
petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut baik
atau buruk. (Lauren Bagus, Kamus Filasafat, 1996: 217).
Metaetika
Metaetika; kajian etika yang ditunjukan pada ungkapan-ungkapan etis.
Bahasa etis atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral dikaji
secara logis. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan
dengan 'baik' atau 'buruk.' Perkembangan lebih lanjut dari metaetika
adalah fisafat analitis.
Hakikat Etika Filosofis
Hakikat Etika Filosofis; adalah dasar ilmu yang menanamkan tentang
sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian.
++SUMBER
1. Dr. Hamzah Ya'qub, "Etika Islam, Pembinaan Akhlaqulkarimah (suatu
pengantar)," cetakan IV, CV Diponegoro, Bandung: 1988.
2. Muhamad Mufid, "Etika dan Filsafat Komunikasi," Kencana, Jakarta: 2009.
3. Prof. Dr. Nina W. Syam, M.S., "Filasafat sebagai Akar Ilmu
Komunikasi," Simbiosa Rekatama Media, Bandung: 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar