Senin, 22 September 2014

Nama             : Mohammad Miqdad

Nim                 : 1112051000075

 

Definisi Etika, Moral, Moralitas, Etiket, immoral, dan ammoral

Dalam percakapan sehari-hari penggunaan istilah etika dengan etiket, moral dengan moralitas, dan immoral dengan ammoral sering sekali dicampur adukkan. Padahal istilah-istilah tersebut memiliki pengertian yang  berbeda-beda.

1.     Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu "ta etha". Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

2.     Moral, Moralitas, Immoral dan Ammoral

Sedangkan Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata 'moral' yaitu "mos" sedangkan bentuk jamaknya yaitu "mores" yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata 'etika', maka secara etimologis, kata 'etika' sama dengan kata 'moral' karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata 'moral' sama dengan kata 'etika', maka rumusan arti kata 'moral' adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu 'etika' dari bahasa Yunani dan 'moral' dari bahasa Latin.

Adapun Moralitas berasal dari kata sifat Latin moralis  mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan 'moral', hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang "moralitas suatu perbuatan", artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

Kemudian selain ada istilah "moral", dan "moralitas" terdapat pula istilah "amoral" dan "immoral". Secara etimologis amoral berarti tidak berkaitan dengan moral. Misalnya ada yang mengatakan bahwa bisnis itu amoral, artinya bisnis tidak berkaitan dengan moral. Sedang immoral berarti bertentangan dengan moral.

3.     Etika dan Etiket

Selain dikenal istilah etika juga dikenal istilah etiket. Ada persamaan dan perbedaan antara etika dan etiket. Persamaannya adalah bahwa etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Kemudian kedua istilah ini juga mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia, sehingga menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Adapun perbedaannya ada beberapa, diantaranya ialah bahwa: 

a)     Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia.

b)     Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata,

c)      Etiket bersifat relatif. Sedangkan Etika bersifat absolut. "Jangan mencuri", "Jangan membunuh" merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.

d)     Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. 

Selanjutnya, Etika yang merupakan ilmu menyelidiki tentang tingkah laku moral  dibagi atas tiga pendekatan, yaitu :

Ø  Etika deskriptif

Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. Etika dsekriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam kebudayaan-kebudayaan atau sub kultur yang tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya.

Ø  Etika Normatif

Etika normative merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral. Etika normative itu tidak deskriptif melainkan preskriptif atau memerintah, tidak melukiskan melainkan menentukan besar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral. Secara singkat etika normative bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktek. Etika normative dibagi menjadi dua yaitu :

  1. Etika umum memandang tema-tema umum seperti apa itu norma etis. Mengapa norma dan moral mengikuti kita. Dan apakah itu nilai. Tema-tema seperti itulah yang menjadi objek penyelidikan etika umum.
  2. Etika khusus berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas wilayah perilaku manusia yang khusus.

Ø  Meta Etika

Dalam bahasa Yunani meta mempunyai arti "melebihi", "melampui". Istilah ini diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas di sini bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-­ucapan kita di bidang moralitas. Metaetika seolah-olah bergerak pada taraf lebih tinggi dari pada perilaku etis, yaitu pada taraf "bahasa etis". Atau bahasa yang kita gunakan dalam bidang moral.

            Setelah mempelajari tiga cara untuk mempraktekan etika. Kita bisa simpulkan bahwa dalam studi tentang moralitas dapat dibedakan pendekatan non-filsofis dan pendekatan filsofis. Pendekatan non filsofis adalah etika deskriptif, sedangkan pendekatan filsofis bisa sebagai normative dan bisa juga sebagai mataetika atau etika analistis.

 

 

 

Daftar Pustaka

Tebba, Sudirman, etika media massa indonesia (jakarta: pustaka irVan 2008)

K. BertensEtika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini