Nama : Imas Hayati Nufus Kelas : KPI 5 E
Nim : 1112051000159 Tugas : Pertama
1. Etika dan Moral
Etika mengandung tiga pengertian, yaitu:
(a) Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai/norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. (b) Etika berarti kumpulan asas suatu kelompok asas atau nilai moral, misalnya kode etik. (c) Etika merupakan ilmu tentang baik atau buruk. Etika di sini sama dengan moral (Bertens, 1993:6, Etika). Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani, ethos yang artinya watak, sedangkan moral berasal dari kata mos, bentuk tunggal, mores (jamak) yang artinya kebiasaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia. Secara istilah moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
2. Amoral dan Immoral
Secara etimologis "amoral" berarti tidak berkaitan dengan moral. Istilah "amoral" berarti netral dari sudut pandang moral atau tidak mempunyai relevansi moral atau etis. Sedangkan "immoral" berarti bertentangan dengan moral.[1]
3. Etika dan Etiket
Kedua terminologi ini berbeda pengertian, Meskipun masih ada kesamaan antara keduanya. Persamaannya ialah bahwa etika dan etiket menyangkut tindakan dan perilaku manusia, etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif. Sementara itu ada empat perbedaan pokok antara etika dan etiket (Darji Darmodiharjo dan Shidarta, 2004: 257), salah satunya adalah: "Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak. Sementara itu, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut apakah suatu perbuatan bisa dilakukan antara ya dan tidak."
4. Moralitas dan Subyektif
(a) Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk. (b) Subyektif lebih kepada keadaan dimana seseorang berfikiran relatif, penilaian yang dihasilkan dari menduga-duga berdasarkan perasaan.
5. Etika Deskriptif, Etika Normatif dan MetaEtika; Hakikat Etika Filosofis
(a) Etika Deskriptif : ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan etika yang pembahasannya semata-mata bersifat deskriptif, yang berusaha untuk membuat deskripsi yang secermat mungkin tentang fakta yang ada. Secara deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik yang berlaku atau yang ada didalam masyarakat. (b) Etika Normatif menjelaskan tentang tindakan-tindakan yang seharusnya terjadi atau yang semestinya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Etika normatif tidak seperti etika deskriptif yang hanya melihat dari luar sistem nilai etika yang berlaku, tetapi etika normatif melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. (c) Metaetika adalah kajian etika yang ditujukan pada ungkapan-ungkapan etis. Bahasa etis atau bahasa yang digunakan dalam bahasa moral dikaji secara logis. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan 'baik' atau 'buruk'. (d) Hakikat Etika Filosofis : Etika filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia dari sudut norma-norma susila atau dari sudut baik atau buruk. Dari sudut pandang normatif, etika filsafat merupakan wacana yang khas bagi perilaku kehidupan manusia, dibandingkan dengan ilmu lain yang juga membahas tingkah laku manusia.
Sumber:
1. Prof. DR. Nina W. Syam, M.s. Filsafat sebagai akar ilmu komunikasi, (Bandung; Simbiosa Rekatama Media), 2010
2. Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta; Kencana), 2009
3. Dr. H. Hamzah Ya'qub, Etika Islam, (Bandung; Cv Diponegoro), 1983
4. Sudirman Tebba. Etika Media Massa Indonesia. (Ciputat; Penerbit Pustaka Irvan), 2008
5. Rosmaria Siafariah Widjajanti SS,M.SI, Etika. (Jakarta; Penelitian UIN Syarif Hidayatullah), 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar