Teori tindakan rasional nilai
Teori tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
Dalam permasalahan ini saya mengaitkan dengan teori tindakan rasional nilai milik Marx Webber sebab teori merupakan teori yang menitik beratkan pertimbangan dan perhitungan yang sadar.
Teori struktural
Durkheim mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. Pemikiran inilah yang menjadi sumbangsih Durkheim dalam teori Parsons dan Merton mengenai struktural fungsional. Selain itu, antropologis fungsional-Malinowski dan Radcliffe Brown juga membantu membentuk berbagai perspektif fungsional modern.
Durkheim berpikir bagaimana masyarakat dapat mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer Durkheim adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan masyarakat, suatu posisi yang kelak dikenal sebagai fungsionalisme.
Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Teori fungsionalisme yang menekankan kepada keteraturan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain, dengan kata lain masyarakat senantiasa berada dalam keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa dan setiap struktur yang ada, fungsional bagi sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada diperlukan oleh sistem sosial itu, bahkan kemiskinan serta kepincangan sosial sekalipun. Masyarakat dilihat dari kondisi dinamika dalam keseimbangan. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya jika tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.
Teori kelas Maxisme
Bertumpu pada pemikiran bahwa sejarah dari masyarakat yang ada sampai sekarang adalah sejarah perjuangan kelas. Dengan kata lain, teori kelas berpraanggapan bahwa pelaku utama dalam masyarakat adalah kelas-kelas sosial. Misalnya saja keterasingan manusia adalah hasil penindasan suatu kelas oleh kelas lainnya. Teori yang dikemukakan oleh Karl Marx ini bukanlah teori yang eksplisit, melainkan sebuah latar belakang uraian Marx tentang hukum perkembangan sejarah, kapitalisme dan sosialisme. Dalam teori ini, Marx membedakan masyarakat berdasarkan mode produksi (teknologi dan pembagian kerja). Dari masing-masing mode produksi tersebut lahir sistem kelas yang berbeda dimana suatu kelas mengontrol sistem produksi (kelas pemilik modal) dan kelas yang lain merupakan produsen langsung serta penyedia layanan untuk kelas dominan (kelas buruh). Faktor ekonomi inilah yang akhirnya mengatur hubungan sosial pada masyarakat kapitalisme.
Wilayah Cempaka Putih terletak di kota Tanggerang Selatan, wilayah ini merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Daerah khusus Ibu Kota Jakarta. Hal inilah yang membuat para kaum urban banyak menempati wilayah ini, hal itu dikarenakan daerah kukusan cukup padat dan banyak para urban memlih tinggal karena banyak akses pekerjaan diwilayah ini. Selain itu Tanggerang juga dikenal sebagai daerah penyokong ibu kota Jakarta sama halnya seperti Bekasi dan Bogor.
Diwilayah Cempaka Putih ini banyak sekali kaum urban yang berasal dari pulau Jawa, diantaranya dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti yang kita ketahui suku Jawa merupakan suku yang sangat cepat membaur dan akrab dengan lingkungan tempat dimana mereka tinggal, hal itu dikarenakan sifat mereka yang cenderung bersahabat, menyenangkan dan legowo. Sehingga hampir disetiap wilayah di Indonesia terdapat kaum urban yang berasal dari tanah Jawa. Khusus di wilayah ini kaum urban yang menetap mayoritas berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka kebanyakan hijrah meninggalkan kampung halaman dari mulai awal tahun 90-an, ketika saya tanyakan apa motif dan tujuan mereka meninggalkan kampung dan lebih memilih hijrah ke kota besar, mereka menjawab kota lebih menjanjikan masa depan yang lebih baik ketimbang desa, di kota menurut mereka pekerjaan jauh lebih melimpah. Dari salah satu narasumber yang wawancara beliau akrab dipanggil Pak Andri dan sudah meninggalkan pekalongan kampong halamannya sejak tahun 1995, beliau berkata bahwa hidup dikota ternyata tidak semanis apa yang dianggapnya dahulu ketika semasih hidup didesa, hidup dikota ternyata dituntut untuk menjadi pribadi yang serba bisa dan serba siap melakukan apapun. Menurutnya jika kekota hanya dengan bekal nekat saja maka yang didapat hanyalah kesedhian dan penyeselan yang tiada akhir. Beliau sendiri yang sudah hidup hampir 20 tahun dikota hanya memiliki usaha warung sembako dirumahnya dan usahanya itu harus dapat mencukupi kebutuhan 3 anaknya dan 1 orang istrinya.
Bila saya amati kehidupan antar sesama kaum urban dikota-kota besar seperti Jakarta ini mereka cenderung harmonis khususnya di lingkungan kampong kukusan, depok jawa barat ini. Suasana kekeluargaan yang kental sangat terasa di kampung ini, tidak pernah ditemui kecekcokan antar sesama warga baik yang satu daerah maupun yang lain daerah, meskipun wilayah ini penduduk aslinya adalah warga keturunan betawi, tetapi ini bukan menjadi masalah bagi kaum urban yang berada di wilayah ini, mereka tanpa kesulitan berbaur dengan warga asli yang mendiami kampung itu, saling tenggang rasa dan menghormati satu sama lain merupakan kunci keakuran dari setiap elemen warga yang berada di kampung kukusan ini. Hal menarik juga terlihat di kampung ini meskipun penduduk nya beraneka ragan dan dari beraneka macam suku tetapi mereka tidak menonjolkan kebudayaan daerah mereka masing-masing, kebudayaan itu mengalami akulturasi sehingga timbul budaya-budaya baru yang terjadi akibat berbaurnya antara budaya dari setiap daerah asal mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar