Nama : Nirma Sugiarti
Kelas : KPI 5D
NIM : 1112051000136
A. Etika dan Moral
Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan pengertian tentang moral adalah:
1. Ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.
2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani berani bersemangat, bergairah, berdisiplin dan sebagainya.
3. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Dalam pengertian tersebut ada persamaan arti etika dan moral yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang atau suatu kelompok. Adapun perbedaan etika dan moral yaitu moral hanya merupakan norma-norma tentang baik dan buruk, sedangkan etika adalah ilmu mengenai norma tentang baik dan buruk.
B. Amoral dan Immoral
Kemudian, selain ada istilah etika dan moral, ada istilah amoral dan immoral. Secara etimologis amoral tidak berkaitan dengan moral, sedangkan immoral berarti bertentangan dengan moral. Istilah amoral berarti netral dari sudut pandang moral atau tidak mempunyai relevansi moral atau etis. Sedangkan immoral seperti dikatakan tadi, berarti bertentangan dengan moral.
C. Etika dan Etiket
Beberapa perbedaan pokok antara etika dan etiket ( Darji Darmodiharjo dan Shidarta, 2004:257) :
1. Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak. Sementara itu, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut apakah suatu perbuatan bisa dilakukan antara ya dan tidak.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial jadi selalu berlaku ketika ada orang lain. Sementara etika tidak memerhatikan orang lain atau tidak.
3. Etiket hanya menyangkut segi lahiriyah saja, sementara etika lebih menyangkut aspek internal manusia. Dalam hal etiket, orang bisa munafik. Tetapi dalam hal dan perilaku etis, manusia tidak bisa bersikap kontradiktif.
D. Moralitas
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
E. Subjektif dan Objektif
Subjektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan objektif sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi dengan didukung dengan fakta/data.
F. Etika Deskriptif, Etika Normatif dan Metaetika
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, anggapan tentang baik atau buruk , tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan, subkultural tertentu. Oleh karena itu, tidak memberikan pemikiran apapun, ia hanya memaparkan. Etika deskriptif lebih bersikap netral.
2. Etika Normatif
Etika normatif mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat secara lebih kritis. Ia juga bisa mempersoalkan apakah norma itu benar atau tidak. Etika normatif berarti sistem-sistem yang dimaksud untuk memberikan petunjuk atau penuntun dalm mengambil keputusan yang menyangkut baik atau buruk.
3. Metaetika
Metaetika yaitu kajian etika yang ditunjukkan pada ungkapan-ungkapan etis. Bahasa etis atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral dikaji secara logis. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan baik atau buruk. Perkembangan lebih lanjut dari metaetika adalah filsafat analitis.
G. Hakikah Etika Filosofis
Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran melainkan memeriksa kebiasaan, nilai, norma, dan pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika menuntut pertanggungjawaban dan mau menyingkatkan kerancuan (kekacauan). Etika tidak membiarkan pendapat-pendapat moral yang dikemukakan dipertanggungjawabkan. Etika berusaha untuk menjernihkan permasalahan moral, sedangkan kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia.
sumber : Muhamad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi
Sudirman Tebba, Etika Media Massa Indonesia
Prof. Dr. Nina W. Syam, M.S , Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi
Kelas : KPI 5D
NIM : 1112051000136
A. Etika dan Moral
Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sedangkan pengertian tentang moral adalah:
1. Ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.
2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani berani bersemangat, bergairah, berdisiplin dan sebagainya.
3. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Dalam pengertian tersebut ada persamaan arti etika dan moral yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang atau suatu kelompok. Adapun perbedaan etika dan moral yaitu moral hanya merupakan norma-norma tentang baik dan buruk, sedangkan etika adalah ilmu mengenai norma tentang baik dan buruk.
B. Amoral dan Immoral
Kemudian, selain ada istilah etika dan moral, ada istilah amoral dan immoral. Secara etimologis amoral tidak berkaitan dengan moral, sedangkan immoral berarti bertentangan dengan moral. Istilah amoral berarti netral dari sudut pandang moral atau tidak mempunyai relevansi moral atau etis. Sedangkan immoral seperti dikatakan tadi, berarti bertentangan dengan moral.
C. Etika dan Etiket
Beberapa perbedaan pokok antara etika dan etiket ( Darji Darmodiharjo dan Shidarta, 2004:257) :
1. Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu. Etiket memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak. Sementara itu, etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut apakah suatu perbuatan bisa dilakukan antara ya dan tidak.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial jadi selalu berlaku ketika ada orang lain. Sementara etika tidak memerhatikan orang lain atau tidak.
3. Etiket hanya menyangkut segi lahiriyah saja, sementara etika lebih menyangkut aspek internal manusia. Dalam hal etiket, orang bisa munafik. Tetapi dalam hal dan perilaku etis, manusia tidak bisa bersikap kontradiktif.
D. Moralitas
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
E. Subjektif dan Objektif
Subjektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Sedangkan objektif sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkan perkiraan dan asumsi dengan didukung dengan fakta/data.
F. Etika Deskriptif, Etika Normatif dan Metaetika
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, anggapan tentang baik atau buruk , tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu, kebudayaan, subkultural tertentu. Oleh karena itu, tidak memberikan pemikiran apapun, ia hanya memaparkan. Etika deskriptif lebih bersikap netral.
2. Etika Normatif
Etika normatif mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat secara lebih kritis. Ia juga bisa mempersoalkan apakah norma itu benar atau tidak. Etika normatif berarti sistem-sistem yang dimaksud untuk memberikan petunjuk atau penuntun dalm mengambil keputusan yang menyangkut baik atau buruk.
3. Metaetika
Metaetika yaitu kajian etika yang ditunjukkan pada ungkapan-ungkapan etis. Bahasa etis atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral dikaji secara logis. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan dengan baik atau buruk. Perkembangan lebih lanjut dari metaetika adalah filsafat analitis.
G. Hakikah Etika Filosofis
Etika pada hakikatnya mengamati realitas moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran melainkan memeriksa kebiasaan, nilai, norma, dan pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika menuntut pertanggungjawaban dan mau menyingkatkan kerancuan (kekacauan). Etika tidak membiarkan pendapat-pendapat moral yang dikemukakan dipertanggungjawabkan. Etika berusaha untuk menjernihkan permasalahan moral, sedangkan kata moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia.
sumber : Muhamad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi
Sudirman Tebba, Etika Media Massa Indonesia
Prof. Dr. Nina W. Syam, M.S , Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar