Senin, 22 September 2014

TUGAS2_SOSIOLOGI PERKOTAAN

Nama   : Vikron Fahreza

Nim     : 1113054000025

Kelas   : PMI 3

 

Wilayah Kukusan terletak di kota Depok Jawa Barat, wilayah ini merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Daerah khusus Ibu Kota Jakarta. Hal inilah yang membuat para kaum urban banyak menempati wilayah ini, hal itu dikarenakan daerah kukusan cukup sejuk dan masih sangat hijau karena banyak pohon yang tumbuh diwilayah ini. Selain itu depok juga dikenal sebagai daerah penyokong ibu kota Jakarta sama halnya seperti bekasi Tangerang dan Bogor.

Di wilayah kukusan ini banyak sekali kaum urban yang berasal dari pulau Jawa, diantaranya dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan pulau Madura, seperti yang kita ketahui suku Jawa merupakan suku yang sangat cepat membaur dan akrab dengan lingkungan tempat dimana mereka tinggal, hal itu dikarenakan sifat mereka yang cenderung bersahabat, menyenangkan dan sopan, sehingga hampir disetiap wilayah di Indonesia terdapat kaum urban yang berasal dari tanah Jawa.  Khusus di wilayah kukusan ini kaum urban yang menetap mayoritas berasal dari daerah jawa tengah dan Jawa Timur, mereka kebanyakan hijrah meninggalkan kampong halaman dari mulai awal tahun 90-an, ketika saya tanyakan apa , motif dan tujuan mereka meninggalkan kampong dan lebih memilih hijrah ke kota besar, mereka menjawab kota lebih menjanjikan masa depan yang lebih baik ketimbang desa, di kota menurut mereka pekerjaan jauh lebih melimpah. Dari salah satu narasumber yang wawancara beliau akrab dipanggil pak sis dan sudah meninggalkan pekalongan kampung halamannya sejak tahun 1988, beliau berkata bahwa hidup dikota ternyata tidak semanis apa yang dianggapnya dahulu ketika semasih hidup didesa, hidup dikota ternyata dituntut untuk menjadi pribadi yang serba bisa dan serba siap melakukan apapun, menurutnya jika kekota hanya dengan bekal nekat saja maka yang didapat hanyalah kesedhian dan penyeselan yang tiada akhir. Beliau sendiri yang sudah hidup hampir 26 tahun dikota hanya memiliki usaha laundry dirumahnya dan usahanya itu harus dapat mencukupi kebutuhan 7 anaknya  dan 1 orang istrinya.

Teori tindakan rasional nilai ( Marx Webber )

Teori tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.

Dalam permasalahan ini saya mengaitkan dengan teori tindakan rasional nilai milik marx webber sebab teori ini, merupakan teori yang menitikberatkan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, disini apa yang dilakukan oleh narasumber yang saya wawancarai memiliki sebuah pertimbangan yang sangat berat untuk meninggalkan ibu kota dan kembali ke desa, hal itu dikarenakan beliau sudah memiliki anak-anak yang banyak yang sudah banyak bersekolah di kota dan untuk kembali ke desa bukan merupakan suatu pilihan yang baik karena kualitas sekolah dikota lbih baik ketimbang didesa, selain itu faktor ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang diprtimbangkan oleh pak siswanto, beliau berfikir bahwa usaha laundry yang ia jalani dikota jauh lebih baik ketimbang menggarap lahan didesanya sendiri.

Teori kelas sosial ( Karl Marx )

Seperti yang kita ketahui teori kelas sosial milik Karl Marx merupakan teori yang membicarakan tentang  golongan sosial dalam sebuah tatanan masayarakat yang ditentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi, Menurut Marx golongan sosial adalah gejala khas pada masyarakat pascafeodal, sedangkan golongan sosial dalam masyrakat feodal atau masyarakat kuno disebut dengan Kasta. Marx juga mengatakan bahwa Pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu tertentu, tetapi kelas-kelas sosial. Bukan hanya kelas sosial apa yang ditemukan, tetapi struktur kekuasaan yang ada dalam kelas sosial tersebut. Menurut Marx, dalam kelas-kelas ada yang berkuasa dan yang dikuasai. Jika dikaitkan pada peristiwa yang saya amati seputar masalah kaum urban di Kukusan, teori milik Karl Marx ini sepertinya tidak berlaku, sebab meskipun perbedaan pendapatan antara sesama kaum urban di wilayah ini ada, tetapi tidak terjadi pengelompokkan kelas diantara mereka, mereka semua hidup berdampingan secara damai tanpa melihat seberapa besar pendapatan, seberapa tinggi jabatan atau seberapa kayanya mereka.

Teori Fungsional struktural ( Emile Durkheim )

Teori fungsional structural / structural fungsional yaitu teori yang menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan lainnya pendekatan structural fungsional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial. Teori fungsional struktural milik Emile Durkheim ini sangat relevan dengan apa yang saya amati pada masyarakat urban yang mendiami wilayah kampung Kukusan ini, sebab teori ini menyinggung tentang permasalahan ketergantungan antar satu individu kepada individu lain agar individu-individu tersebut dapat bertahan hidup dan mencapai keteraturan sosial diantara mereka, setelah saya amati memang itulah yang terjadi pada masyarakat urban di Kukusan ini, mereka saling ketergantunga antar satu sama lain sehingga dengan ketergantungan mereka itu, mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka masing-masing, dan ternyata dengan ketergantunga mereka juga memiliki dampak yang positif, mereka saling menghargai satu sama lain agar tidak terjadi percekcokan diantara mereka, dengan begitu keharmonisan akan tercipta dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini