Senin, 10 Desember 2012

Lap 5_Kepemimpinan_Aragea Noorma Gustina_ Jurnalistik 1A

STUDI KASUS KEPEMIMPINAN

 

JUDUL              :  KEPEMIMPINAN  PADA  MASA  SOEKARNO

PENELITI          :  ARAGEA NOORMA GUSTINA ( JURNALISTIK 1A )

NIM                    :  1112051100008

 

 

I.                    LATAR BELAKANG

 

Suatu organisasi atau perkumpulan yang terjadi di dalam masyarakat pasti memiliki pemimpin. Pemimpin dalam suatu organisasi atau perkumpulan adalah tokoh utama dalam berjalannya organisasi tersebut. Menurut para ahli, kepemimpinan ialah :

1.      Menurut Tannebaum, Weschler and Nassarik kepemimpinan ialah Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.

2.      Menurut Hersey dan Blanchard pada tahun 1992, kepemimpinan ialah proses memepengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Formulasi kepemimpinan adalah fungsi pemimpin, pengikut dan variable situasional lainnya

3.      Menurut Hadari Nawawi, kepemimpinan ialah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu sangat penting bagi suatu kelompok, organisasi, bahkan pada suatu negara. Pada penelitian kali ini saya akan meneliti bagaimana pola kepemimpinan presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Alasan saya memilih presiden Soekarno sebagai bahan penelitian karena beliau selalu berhubungan erat dengan Indonesia. Beliau mempunyai sifat yang sangat baik, dan sangat dikenal bagi para pemimpin dunia. Sehingga beliau sering menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Pribadinya yang cerdas namun tetap taat kepada agama yang beliau anut.  Ini lah yang menjadi faktor pendorong utama saya meneliti mengenai pola kepemimpinannya.

II.                  PERTANYAAN POKOK

·         Bagaimana pola kepemimpinan Presiden Soekarno dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia?

 

III.                METODE PENELITIAN

Metode yang saya gunakan pada penelitian kali ini adalah metode kualitatif. Hal ini bertujuan agar saya lebih mudah mendapatkan informasi mengenai pola-pola kepemimpinan presiden Soekarno. Karena metode ini lebih menitik beratkan kepada pengumpulan data melalui narasumber. Dan narasumber yang saya gunakan terdiri dari buku-buku biografi beliau yang sangat banyak beredar di masyarakat.

 

IV.               GAMBARAN TOKOH

Presiden Soekarno lahir pada tanggal 06 Juni 1901 di Surabaya dari pasangan Raden Sukemi Sosrodihardjo seorang guru dan Ida Ayu Nyoman Rai (Bangsawan Bali) dan lebih dikenal sebagai Idayu. Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS). Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil pada tahun 1921, setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada tahun 1926.  Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibundanya Ida Ayu Nyoman Rai

 

V.                 ANALISIS

 

Presiden Soekarno merupakan sosok pemimpin yang sangat kuat dan pemberani. Tak heran banyak petinggi negri dan para pemimpin negara-negara yang mengenalnya bahkan bersahabat dengannya. Soekarno sendiri sering menyebut dirinya adalah seorang marxis, dan itu dibuktikan melalui ucapan-ucapanya bahkan Dr. Tjipto Mangunkusumo menulis tentang Bung Karno di tahun 1941 dalam Hong Po mengakui akan hal itu.  Peran Soekarno di mata dunia sebagai Presiden Indonesia pernah menorehkan sejarah emas seperti Indonesia sebagai pelopor Gerakan Non Blok (GNB), Manuver Soekarno yang memanfaatkan Uni Sovyet sebagai kawan politik melawan Amerika Serikat untuk membebaskan Irian Barat.

Ia dikenal sebagai pemimpin yang sangat anti terhadap kolonialisme dan kapitalisme, baginya kedua isme tersebut melahirkan struktur sosial masyarakat yang eksploitatif. Tiada pilihan lain baginya selain berjuang secara politis untuk menentang kedua paham tersebut. Menurutnya kapitalisme mendorong lahirnya imperialisme baik imperialisme politik maupun imperialisme ekonomi. Tetapi ia tidak menyamakan imperialisme dengan pemerintah kolonial. Imperialisme menurutnya bukanlah pegawai pemerintah, bukanlah suatu pemerintahan, bukanlah kekuasaan bukanlah pribadi atau organisasi apapun.

Sebaliknya imperialisme adalah sebuah hasrat berkuasa yang antara lain terwujud dalam sebuah sistem yang memerintah atau mengatur ekonomi dan negara dan orang lain. Lebih dari sekedar suatu institusi, imperialisme merupakan kumpulan.

Kepemimpinannya sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia, selain mengantarkan bangsa Indonesia kepada kemerdekaan, beliau juga memberikan pengaruh yang kuat dalam hal politik, delegasi dengan negara-negara lain bagi Indonesia itu sendiri. Perubahan pada masyarakat pun sangat terasa. Yang tadinya hanya takut pada penjajahan dan hanya di perbudak oleh penjajah, sekarang menjadi masyarakat yang pemberani dan memiliki semangat bergelora untuk mendapatkan hak dan pendidikan. Sehingga sekarang kita dapat merasakan kebebasan dan pendidikan yang sesuai di negeri kita sendiri. Beliau selalu menjadi aspirasi bagi kaum muda untuk dapat bergerak lebih maju dari kemarin. Beliau merupakan tokoh sentral pada masanya. Selain dalam hal itu, beliau juga sangat berpengaruh pada pembangunan infrastruktur di Indonesia. Seperti contohnya Mesjid Istiqlal, Monument Nasional, Hotel Indonesia, Patung Selamat datang dan masih banyak lagi.

Tanggal 1 Oktober 1965 merupakan titik balik dalam perjalanan hidup Soekarno, karena sejak tanggal itu Soekarno bukan lagi merupakan pemimpin tertinggi di Indonesia. Perlahan tapi pasti sinar bintang Presiden Soekarno mulai surut ke belakang.

Setelah tidak berkuasa Bung karno dikarantina, ia diperlakukan tidak manusiawi, dan sakit-sakitan. Perlakuan kasar dan misteri dibalik kematian Soekarno masih menjadi perdebatan kompleks dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejak Supersemar 1966 dikeluarkan Soekarno secara praktis tidak memegang kekuasaan seperti semula. Selain itu situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965.

 

Tetapi di balik semua unsur politik yang terjadi di dalam pemerintahannya, beliau tetap sosok presiden yang menginspirasi banyak kaum masyarakat Indonesia untuk mencapai kemerdekan yang sebanarnya tanpa perlu di perlakukan tidak adil oleh bangsa lain, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat.

 

VI.               DAFTAR PUSTAKA

1.      Katoppo, Aristides (ed).1994. 80 Tahun Bung Karno Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

2.      Anwar, Rosihan H. 2007. Soekarno, Tentara, PKI, Jakarta: Yayasan Bogor Indonesia.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini