KEPEMIMPINAN Ir. Soekarno
M.Badruzzaman (1112051100015)
Jurnalistik 1A
I. Latar Belakang
Kartono (1993: 33-34) membberikan definisi pemimpin. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya disatu bidang, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian tujuan.
Pemimpin merupakan seorang yang memiliki kelebihan, sehingga dia mempunya kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahannya, sehingga dapat mengarahkan mereka ke arah pencapaian tujuan yang telah disepakati. Pemimpin menciptakan suatu perubahan yang paling efektif dalam penampilan kelompoknya. Pemimpin merupakan orang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam suatu kelompok. Dengan demikian inti dari pengertian pemimpin adalah peranan kunci, dominasi serta pengaruh.
Kepemimpinan adalah suatu proses keadaan dimana orang-orang karena kemampuan untuk mengulangi masalah-masalah dalam kehidupan kelompoknya, diikuti oleh orang lain di dalam kelompok tersebut, serta dapat mendorong serta dapat mempengaruhi tingkah laku mereka.
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.
II. Pertanyaan Pokok Penelitian?
1. Bagaimana model atau pola kepemimpinan Soekarno dalam memimpin Indonesia?
III. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian Kualitatif, dengan menggunakan teknik gathering data (pengumpulan data) menggunakan buku, serta media internet.
IV. Gambaran Subjek Penelitian
Dr.(HC) Ir. Soekarno; nama lahir: Koesno Sosrodihardjo lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Ir Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.
Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
V. Analisis
Soekarno adalah bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dari Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Dalam buku the leadership secret of Soekarno menggambarkan perjalanan Soekarno menjadi seorang pemimpin besar di Indonesia. Ternyata proses yang dilalui Soekarno tidak berbeda dengan pemimpin-pemimpin lainnya, dimulai dari berguru kepada orang-orang yang dikaguminya, mengadaptasi kepemimpinan tokoh-tokoh tersebut, serta mengimplementasikan dengan caranya sendiri.
Menurut Soekarno, seorang pemimpin harus memahami apa yg disebutnya sebagai 'Psikologi Kebangsaan'. Karena dengan demikian ia akan mampu mengubah cara pandang para pengikutnya, dari perasaan tertindas menjadi perasaan bebas & merdeka, dari perasaan yg miskin & inferior menjadi perasaan yg sejahtera & superior. Dengan memahami 'Psikologi Kebangsaan', seorang pemimpin akan mendapatkan legitimasi dari para pengikutnya. Tahapan-tahapan yg dilalui Soekarno sebelum menjadi pemimpin nasional tak jauh berbeda dengan pemimpin-pemimpin besar lainnya. Soekarno memulainya dengan belajar kepada para pemimpin yg mendahuluinya. Proses bergabung dalam organisasi, meniru & mengikuti apa yg dilakukan pemimpin yg dihormatinya, juga dilakukan Soekarno. Namun, ada satu nilai yg dipedomani oleh Soekarno,
Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada figur sentral dan kultus individu. Soekarno termasuk sebagai tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme yang pertama, baik di dalam negeri maupun untuk lingkup Asia, meliputi negeri-negeri seperti India, Cina, Vietnam, dan lain-lainnya. Tokoh-tokoh nasionalis anti-kolonialisme seperti inilah pencipta Asia pasca-kolonial. Dalam perjuangannya, mereka harus memiliki visi kemasyarakatan dan visi tentang negara merdeka. Ini khususnya ada dalam dasawarsa l920-an dan 1930-an pada masa kolonialisme kelihatan kokoh secara alamiah dan legal di dunia. Prinsip politik mempersatukan elite gaya Soekarno adalah "alle leden van de familie aan een eet-tafel" (semua anggota keluarga duduk bersama di satu meja makan). Dia memperhatikan asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga partai.
Melihat bagaimana seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun pemerintahan, menunjukkan perannya yang sentral sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan sebagai panutan. Akan tetapi,ia akhirnya dijadikan kambing hitam atas peristiwa yang mengakibatkan kekacauan politik di masa akhir kepemimpinannya. Dan gaya yang diterapkannya jelasmenunjukkan bahwa Soekarno merupakan tipe pemimpin yang demokratis denganmengedepankan semangat persatuan di atas kepentingan golongan, kelompok, ras, suku,agama tertentu akan tetapi juga ada yang menilainya sebagai pemimpin yang bertipe otoriter karena terkesan memaksakan kebijakan pemerintahannya kepada lembaga legislatif pada saat itu.Sebagai seorang pemimpin sejati soekarno mampu membawa arah perjuangantetap konsisten meskipun banyaknya rintangan yang dihadapinya. Dapat dijadikan contoh ketika beliau berkali-kali dipenjara oleh pemerintahan kolonial, beliau tetap tegar bahkan semakin lantang dalam menentang penjajahan sampai memperoleh kemerdekaannya. Dalam hal sebagai inspirator atau seorang idealis Soekarno dapat menunjukkan prestasinya melalui rumusan Pancasila yang menjadi dasar negara hingga sekarang disamping pemikiran-pemikiran yang lain seperti Marhaenisme, kemandirian untuk hidup di atas kaki sendiri, nasionalisme persatuan di atas perbedaan yang ada di dalamnegara dan satu idealisme yang kontroversial mengenai konsep NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis) demi tercapainya persatuan bangsa mencapaieksistensinya di dalam mempertahankan kemerdekaan. Sebagai pemimpin yang idealis,Soekarno tidak mudah terpengaruh dengan keadaan bangsa ketika dihadapkan padasituasi yang sedang gawat. Beliau tetap berada untuk berada di atas prinsipnya sendiridan menghindari campur tangan asing. Idealis seperti ini tercermin dengan seringnya pergantian sistem pemerintahan demi mengatasi masalah di dalam keadaan yang berbeda-beda. Bahkan idealismenya terlihat agak otoriter karena harus memaksakankeputusannya dalam mengatasi krisis dengan dekrit presiden, dan mengangkat dirinyamenjadi presiden seumur hidup misalnya.Pada masa perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa, Soekarno layak disebutsebagai simbol perjuangan karena pada saat itu beliau mampu tampil sebagai diplomatdan orator yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat. Keberanian beliauterlihat ketika menyuarakan secara berapi-api tentang revolusi nasional, antineokolonialisme dan imperialisme. Dan juga kepercayaannya terhadap kekuatan massa,kekuatan rakyat. Beliau adalah seorang pemimpin yang rendah hati disamping sebagaiseorang pemberani. Sifat ini dapat dilihat dari dalam karyanya 'Menggali ApiPancasila'. Beliau berkata "Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karenarakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat," Maka pantas apabila beliau dijadikan simbol perjuangan rakyat karena ketulusannya demi dan untuk rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kandito, Argawi. Soekarno The leadership secret of (Oncor Semesta Ilmu: 2011)
http://radensanopaputra.blogspot.com/2012/04/gaya-kepemimpinan-soekarno.html
http://hanggara-inginpintar.blogspot.com/2011/12/gaya-kepemimpinan-bungkarno.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar