KEHIDUPAN SEORANG PEDAGANG KUE
DI KANTIN PT. FEDERAL IZUMI MANUFACTURING
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya menyampaikan barang untuk tujuan hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen. Orang yang pekerjaannya memperjualbelikan barang atas prakarsa dan resiko dinamakan pedagang.
Perdagangan dibedakan atas perdagangan besar dan perdagangan kecil. Dalam perdagangan besar jual beli berlangsung secara besar-besaran. Dalam perdagangan besar, barang tidak dijual/disampaikan langsung kepada konsumen atau pengguna, sedangkan dalam perdagangan kecil, jual beli berlangsung secara kecil-kecilan dan barang dijual langsung kepada konsumen.
Sementara itu, pedagang sendiri jenisnya bermacam-macam. Ada pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang dari pintu ke pintu (door to door), pedangang kios, pedangang kaki lima, grosir (pedagang besar), pedagang supermarket dan sebagainya. Jenis-jenis pedagang ini lazim dibedakan berdasarkan pada cara menawarkan barang dagangannya masing-masing.
Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan. Pedagang-pedagang yang berada di kantin PT. Federal Izumi Manufacturing ini bermacam-macam. Ada yang berjualan nasi uduk, gorengan, kue, aneka minuman, bakso, siomay, dan lain-lain.
Kali ini saya tertarik mengambil tema tentang kehidupan seorang pedagang kue. Pentingnya penelitian ini karena saya dapat mengetahui kehidupan seorang pedagang kue secara detail.
Pedagang di PT. Federal Izumi Manufacturing mendapatkan keuntungan setiap 2 minggu sekali. Sistem pemberian gaji yang digunakan yaitu menggunakan kupon pembelian snack di kantin. 1 kupon bernilai Rp 1000. Semakin banyak kupon terkumpul maka semakin banyak gaji yang mereka terima.
2. Pertanyaan Penelitian
a) Bagaimana kehidupan seorang pedagang kue di PT. Federal Izumi Manufacturing?
b) Apakah dengan berjualan gorengan maka kebutuhannya terpenuhi?
3. Metode
Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat. Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut:
• Metode historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisisperistiwa-peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
• Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pada masa lalu dan masa mendatang.
• Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questionaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diamati (participant observer technique).
4. Teori
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Weber dalam Ritzer 1975). Suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial. Suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan social ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu lainnya). Meski tak jarang tindakan sosial dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subjektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Bahkan terkadang tindakan dapat berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam situasi tertentu.
5. Area Riset
Penelitian ini dilakukan di rumah seorang pedagang kue di kantin PT. Federal Izumi Manufacturing, yang beralamat di Perumahan Pondok Damai Blok L4/11 RT011/013 Kec.Cileungsi Kab.Bogor 16820. Subjek/objeknya adalah Ibu Rosmiyati (49 tahun). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April 2014.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Profil Narasumber
Nama : Rosmiyati
Usia : 49 tahun
Pekerjaan : pedagang
Alamat : Perumahan Pondok Damai Blok L4/11 RT011/013 Kec.Cileungsi Kab.Bogor 16820
2. Pertanyaan Lapangan
1. Dengan siapa saja Ibu tinggal di rumah ini?
2. Apa faktor penyebab sehingga Ibu harus berjualan di PT. Federal Izumi Manufacturing?
3. Sudah berapa lama Ibu berjualan di PT. Federal Izumi Manufacturing?
4. Berapa modal yang ibu keluarkan untuk berjualan perhari?
5. Apa saja yang Ibu jual?
6. Berapa pendapatan Ibu perbulan dari penjualan kue? Dan apakah cukup penghasilan Ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarga?
7. Kapan saja waktu Ibu berjualan di pabrik?
8. Berapa lama waktu yang Ibu perlukan untuk memasak?
9. Apa saja kegiatan ibu sehari-hari selain berdagang?
10. Apa kesulitan/kendala yang Ibu hadapi selama berdagang di pabrik?
3. Jawaban
Nama saya Rosmiyati, 49 tahun, saya di rumah ini tinggal bersama 2 orang anak saya.
2 orang anak saya laki-laki semua. Saya memiliki 3 anak, tetapi anak pertama saya sudah menikah dan sudah memiliki rumah sendiri di Rawa Ilat. Anak pertama saya bernama Marlina, sudah memiliki anak 2. Nama anak pertamanya Nayla dan yang kedua bernama Asyam. Anak kedua saya bernama Roni Hermansyah dan yang ketiga Raga Prakasa.
Saya berjualan karena suami saya sudah pensiun dari PT. Federal Izumi Manufacturing. Karena atasan suami saya sudah kenal dengan saya, saya ditawari berjualan di pabrik itu. Mungkin karena beliau juga sudah percaya dengan saya, maka saya terima tawarannya. Saya dan suami juga sudah bercerai, maka saya berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup saya. Saya berjualan di pabrik itu sudah 1 tahun setengah (kira-kira). Saya masuk akhir November 2012 hingga sekarang masih berjualan di pabrik itu.
Modal yang saya perlukan dalam sehari sekitar Rp 300.000, itu saya gunakan untuk membeli bahan-bahan yang akan dijual. Makanan yang saya jual beranekaragam yaitu gorengan (tahu isi, pisang goreng, bakwan, dan tempe goreng/mendoan), kue-kue (donat kentang, bugis, papayis dan bolu kukus), tape, cilok, lontong, ubi rebus, pisang rebus, dan kentang rebus.
Pendapatan saya kalau dihitung perhari misalnya saya belanja 300ribu, untung yang saya dapat secara cash 350ribu. Kalau perduaminggu dihitung dengan kupon, 1 kupon = Rp 1000. Kalau dari kupon saya bisa mendapatkan Rp 2.500.000 perbulan bahkan bisa mencapai Rp 3.000.000 perbulan. Cukup nggak cukup ya di cukup-cukupi. Alhamdulillah sejauh ini cukup-cukup saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saya berjualan di pabrik seminggu 6 hari, liburnya 1 hari. Liburnya kadang tak tentu, kadang hari sabtu, kadang hari minggu. Setiap 2 minggu sekali ganti shift. Kalau masuk pagi jam setengah 10, kalau masuk sore jam 5, dan kalau masuk malam jam 2.
Untuk memasak saya memerlukan waktu yang cukup lama karena banyaknya jenis makanan yang saya jual. Terkadang saya memerlukan waktu 4-5 jam untuk memasak. Selain berdagang di pabrik, saya juga membuka usaha kecil-kecilan yaitu membuka warung di rumah.
Kesulitan yang saya hadapi dalam berdagang yaitu masalah waktu. Saya sering terlambat sampai pabrik sehingga ketika saya datang istirahat pabrik sudah berlangsung 15 menit yang lalu. Selain waktu, kendala lain yaitu kurangnya bantuan dari anak-anak saya. Karena saya lebih sering mengerjakannya sendirian, makanya sering terlambat.
4. Kesimpulan
Ibu Rosmiyati berjualan demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, karena beliau seorang single parent. Alhamdulillah dari hasil penjualannya beliau dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat menyekolahkan anak-anaknya. Dalam kehidupannya banyak kendala yang beliau hadapi. Namun, beliau tetap bersemangat dan selalu tegar dalam menghadapi semua masalahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar