Senin, 12 Mei 2014

Fauzia Firdawati_Tugas 6_TOR dan Laporan Penelitian 2

Fauzia Firdawati

1113054100006

Laporan Penelitian 2

Re -Lokasi Pasar Pondok Gede Yang Kurang Memuaskan

I.       Latar Belakang

Pasar Pondok Gede merupakan pasar tradisional yang sudah lama berdiri. Berada di jalan raya pondok gede dekat dengan kecamatan Pondok Gede terdapat macam - macam dagangan mulai dari makanan khas pasar, sayuran, buah – buahan hingga alat perabotan rumah tangga tersedia di pasar ini. Pedagang akan mulai membuka lapaknya pukul 03.00 pagi hingga 16.00 sore hari.

Karena banyaknya pilihan yang dapat dibeli, sehingga pembeli yang tidak hanya berasal dari daerah pondok gede rela berbelanja di pasar pondok gede. Hal itu didukung banyaknya angkutan umum yang trayeknya melewati pasar pondok gede.

Semakin berkembangnya pasar, Pemerintah Kota Bekasi memutuskan untuk mengubah pasar tradisional yang terkesan becek,kotor, dan sempit menjadi pasar modern dengan lokasi yang lebih luas dan bersih. Namun, tidak semua pedangang menerima keputusan pemkot. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan seperti biaya sewa kios yang tidak murah, takut pelanggan kabur, dan alasan lainnya.

·         Pentingnya Penelitian

Mengapa hal ini penting untuk di observasi? Karena kurangnya sosialisasi dari pemkot, dan banyaknya pedagang yang tidak setuju pindah sehingga pedagang lebih senang untuk menjajakan dagangannya di pinggir jalan bahkan ke tengah jalan yang menyebabkan kemacetan sehingga ruang berjalan bagi pengendara kurang. Dengan demikian, keluhan atau aspirasi dari pedagang semoga bisa tersampaikan dalam makalah ini.

·         Asumsi

Pandangan masyarakat tentang adanya pemindahan lokasi berdagang yang kurang cocok menurut harga dan tempat sewa yang membuat beberapa pedagang mengeluh dan tidak mau berdagang di "pasar bersih" yang sudah di bangun oleh Pemkot Bekasi.

 

II.     Teori Penelitian

Teori yang saya gunakan dalam observasi ini adalah tindakan sosial menurut Max Weber, yang terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka. Hubungan sosial menurut Weber  yaitu suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain. Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi. Sedangkan metode yang saya lakukan adalah observasi dengan wawancara dan hasil dari observasi saya berupa narasi.

 

III.  Pertanyaan Penelitian

1.    Bagaimana pengaruh terhadap penolakan pedagang yang tidak mau di pindahkan ke tempat yang sudah di sediakan oleh Pemkot Bekasi?

2.    Apa keinginan pedagang supaya mau pindah ke pasar bersih yang sudah disediakan pemerintah?

 

IV.  Metode Penelitian

Metode yang saya gunakan dalam observasi ini adalah metode kualiatatif yaitu dengan meneliti bagaimana pengaruh pedagang di pasar pondok gede tentang penolakan mereka terhadap pemidahan lokasi dagang mereka serta keluhan dan keinginan mereka dalam mencari nafkah untuk sehari – hari dari hasil berdagang tersebut. Agar observasi ini berguna untuk mengungkap apa penyebab penolakan ini terjadi dan memberi kejelasan cara mengatasinya, sehingga menjadi satu kesatuan hasil observasi yang baik dan bermanfaat bagi khalayak umum.

 

V.    Area Riset

Lokasi yang saya jadikan sebagai objek observasi adalah Pasar Pondok Gede di jalan raya Pondok Gede, Jakarta Timur. Subjek saya dalam observasi ini adalah pedagang di pasar lama dan pedagang di pasar baru.

 

VI.  Laporan Penelitian

Pasar pondok gede merupakan pasar tradisional yang terkesan becek,kotor, bau, dan sempit. Namun dengan adanya perkembangan pasar di daerah Kota Bekasi, maka pemkot Bekasi memutuskan untuk merelokasi pedagang supaya pembeli dapat melakukan jual – beli dengan nyaman dan aman.

 

Hal ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra terhadap pedagang. Menurut pedagang yang saya wawancara, beliau mengatakan pemindahan pasar ini hanya akan mengurangi pembeli dan keuntungan yang biasa mereka dapat. Kurang nyamannya lokasi yang disediakan  mereka berdagang juga menjadi salah satu alasan mereka. Menurut mereka, tempat terbuka, becek, merupakan tempat yang cocok untuk mereka berdagang dan sesuai dengan dagangan mereka.

 

Lagi pula harga sewa yang ditawarkan oleh pemkot kepada mereka bisa dibilang cukup tinggi bagi pedagang menengah – kebawah seperti mereka. Hal itulah yang menjadi permasalahan utama bagi mereka.

 

Maka dari itu, mereka memutuskan untuk tetap berdagang walaupun harus "bertaruh nyawa" karena dagangan mereka pun harus tumpah ke jalan karena kurangnya lahan untuk mereka berdagang. Kemacetan yang terjadi justru menjadi kesempatan bagi mereka untuk menjajakan dagangan mereka supaya menarik pelanggan. "Tidak peduli macet yang penting laku" kata salah satu dari mereka.

 

Sedangkan pedagang yang pro dengan pemindahan mereka ke tempat yang disediakan pemkot Bekasi berpendapat bahwa lokasi mereka yang baru hanya butuh adaptasi yang baru saja. Adapun pembeli yang datang pada mereka karena sudah berlangganan lama jadi tidak mungkin pindah ke pedagang lainnya. Bersih, dan nyaman kata mereka. Namun, tak dapat dipungkiri jika yang berdagang di pasar baru ini memang pedagang menengah – keatas yang mampu membayar sewa yang cukup tinggi itu. "Justru pembeli lebih senang dengan tempat yang nyaman dan bersih seperti ini. Buktinya setiap sabtu dan minggu pagi dagangan saya laku terjual" aku pedagang di pasar yang baru ini.

Narasumber

1.       Nama            : Sutoyo

Umur            : 47 tahun

Lokasi            : Pasar Lama

 

2.       Nama            : Wardani

Umur            : 35 tahun

Lokasi            : Pasar Lama

 

3.       Nama            : Bang Jek

Umur            : 29 tahun

Lokasi            : Pasar Baru

 

4.       Nama            : Bang Ade

Umur            : 35 tahun

Lokasi            : Pasar Baru

 

Waktu Observasi      : Sabtu, 10 Mei 2014 jam 07.00 sampai selesai

 

VII.     Kesimpulan

 

Perelokasian pasar yang dilakukan oleh pemerintah kota Bekasi di Pasar Pondok Gede mendapatkan penerimaan dan penolakan. Argumen yang mereka sampaikan sepertinya tidak diacuhkan oleh pemkot, sehingga pedagang yang kontra terhadap pemerintah membuat penolakan dengan berdagang di pinggir jalan. Dengan lahan yang seadanya mereka membuktikan kalau dagangan mereka bisa laku terjual dengan tidak memperdulikan keadaan jalan yang macet karena ulah mereka.

 

Sedangkan bagi mereka pedagang yang mampu membayar harga sewa dan merasa cocok dengan lokasi yang baru tentu merasa nyaman dan positif kalau pembeli juga akan nyaman dengan keadaan pasar yang bersih, wangi dan nyaman. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini