Aplikasi Filsafat dalam Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia. Dari manusia kepada manusia. Bahwa manusia dalam komunikasi itu penting, tak dapat disangkal lagi. Dalam komunikasi paling sedikit harus ada tiga unsur, yakni komunikator, pesan atau pernyataan, dan komunikan. Dua dari tiga komponen itu, yakni komunikator dan komunikan adalah manusia dengan segala kompleksitas kejiwaannya.
Onong U. Effendi mendefinisikan filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dah metodenya.
Dalam kajian komunikasi terdapat beberapa instrumen yang mendukung terjadinya suatu proses komunikasi. Salah satunya merupakan sebuah situs online facebook. Dimana suatu individu-individu bisa melakukan interaksi tanpa melakukan tatap muka secara langsung. Namun disamping itu ada juga kelemahan-kelemahan seperti harus adanya koneksi internet dengan sinyal yang mendukung dan sebagainya.
Jika ilmu komunikasi membahas tentang proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Sedangkan ilmu filsafat membahas tentang apa yang ada (epistemologi), bagaimana cara memperolehnya (ontologi), kegunaannya (aksiologi). Maka, ilmu filsafat komunikasi mencoba membahas ilmu komunikasi dari segi ciri-ciri, cara perolehan, dan kemanfaatannya.
Dewasa ini, ilmu komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Ilmu komunikasi telah menghasilkan banyak produk yang menyediakan perangkat komunikasi dalam berbagai bentuk. Sehingga komunikasi tidak hanya dapat diungkpkan melalui tatap muka langsung, melainkan dengan sistem tertentu kita dapat berkomunikasi tanpa bertemu langsung namun terasa sangat dekat.
Kemajuan teknologi turut serta mempengaruhi adanya gebrakan-gebrakan baru di segala bidang, termasuk dalam bidang komunikasi. Fenomena-fenomena besar muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Sebuah kata digitalisasi muncul dan sedikit banyak menjadi latar belakang perubahan perilaku hidup manusia.
Melalui jaringan digital, para remaja dapat mencari informasi tentang apa saja, termasuk memanfaatkan jejaring sosial sebagai media komunikasi antar pribadi, baik itu secara berkelompok atau empat mata. Secara disadari atau tidak, aktivitas komunikasi antar pribadi merupakan bagian terpenting dalam suatu lingkungan sosial. Dengan setiap orang melakukan aktivitas komunikasi antar pribadi maka suatu bentuk lingkaran sosial akan terbentuk.
Manusia memang sangat membutuhkan aktivitas komunikasi untuk dapat saling berbagi dan menerima informasi, dengan begitu kebutuhan psikologisnya akan bisa terpenuhi. Jika seseorang tidak pernah melakukan komunikasi antar pribadi tentu dia akan mengalami banyak masalah dalam hidupnya, yang mana bisa mengakibatkan menurunnya kualitas hidup di masa depan.
Tidak dapat dipungkiri, akhirnya digitalisasi telah mempengaruhi dunia komunikasi. Fenomena-fenomena besar muncul seiring dengan semakin merebaknya hubungan yang terjalin melalui media digital. Banyak sekali hubungan antar pribadi yang terjalin melalui dunia maya, baik itu melalui sosial media ataupun situs-situs resmi tentang online dating. Hubungan ini pun tidak hanya hubungan romatisme yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan, tapi juga hubungan pertemanan biasa. Bagi individu yang belum saling mengenal pun bisa menjalin hubungan melalui sosial media, apalagi individu-individu yang sudah saling mengenal. Sosial media, salah satunya facebook dapat digunakan untuk meningkatkan intensitas komunikasi bagi individu yang sudah saling mengenal, sehingga mempererat hubungan pertemanan.
Facebook merupakan salah satu jejaring sosial yang diminati remaja di Indonesia, sehingga menempatkan Indonesia di posisi keempat dunia sebagai pengguna facebook terbanyak setelah Amerika Serikat, Brasil dan India. Jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai 42 juta jiwa. Hal ini berarti hampir seperempat penduduk Indonesia secara keseluruhan merupakan pengguna facebook. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa facebook bisa sangat digemari oleh sebagian penduduk Indonesia.
Menurut Van Dijk, salah satu karakteristik dari internet sebagai media baru yaitu interaktifitasnya, yang berbeda dengan media konvensional. Interaktifitas ini memungkinkan komunikasi dua arah berlangsung. Dalam hal ini, interaktifitas yang ditawarkan facebook menjadi jawaban dari pertanyaan mengapa facebook digemari oleh sebagian besar remaja, termasuk di Indonesia. Dalam satu akun, facebook menyediakan tempat agar pengguna dapat menuangkan apa yang dikehendakinya untuk diketahui pengguna lain. Selain itu, pengguna dapat mengunggah gambar atau foto ke dalam akunnya dan juga pengguna dapat melakukan chatting dengan pengguna yang lain, termasuk video call dapat dilakukan hanya dengan satu akun.
Fenomena di atas tentu telah menggeser makna komunikasi tatap muka dan hubungan interpersonal manusia. Menurut Bittner, ia menjelaskan bahwa hubungan interpersonal berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human voice). Jelas, bahwa chatting yang dilakukan melalui facebook tidak berlangsung menggunakan suara manusia (human voice). Meskipun fasilitas untuk melakukan video call dalam facebook sekarang telah tesedia, namun tidak banyak orang yang terlibat hubungan didalamnya memanfaatkan fasilitas ini. Hubungan melalui facebook tentu akan lebih sering menggunakan kata-kata verbal dan tanpa bisa menunjukan bahasa non verbal. Kebanyakan para remaja pun menggunakan facebook hanya sekedar menulis status, saling berkomentar di status teman, dan sejenisnya. Jarang sekali para remaja menggunakan fitur video call yang terdapat pada situs facebook ini.
Kepercayaan antar partner tidak setinggi hubungan tatap muka mengingat banyak bahasa non verbal yang sangat mempengaruhi kedalaman hubungan tidak dapat maksimal dalam hubungan dengan menggunakan internet atau chatting. Namun, banyak remaja sekarang yang tidak menyadari hal ini. Mereka merasa orang-orang yang mereka temui di facebook meskipun baru dikenal adalah "orang-orang baik" yang dapat dengan mudah berteman dengan mereka. Mereka tak menghiraukan bahasa verbal atau non verbal yang merupakan unsur penting dalam komunikasi.
Seharusnya, media sosial sendiri hanya sekedar menjadi alat bantu dalam mempermudah komunikasi yang terkendala jarak, ruang, waktu dan materi. Bukan malah menjadi pengganti komunikasi tatap muka atau interaksi nyata terhadap lingkungan sekitar. Banyak fenomena remaja sekarang, yang sebenarnya tinggal dalam satu kompleks tapi jarang sekali berinteraksi secara langsung tapi justru menggunakan media sosial sebagai pengganti interaksi secara langsung tersebut. Bagaimanapun juga komunikasi tatap muka yang melibatkan keintiman jarak akan lebih memperkuat sebuah hubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar