Nama : Rizky Arif Santoso
Kelas : PMI 3
NIM : 1113054000001
Modernitas dalam Kampung : " Pengaruh Kompleks Perumahan Sompok terhadap Pemukiman Rakyat di Semarang ".
Oleh : Radjimo Sastro Wijono
Kebijakan pembangunan pemukiman di perkotaan merupakan masalah penting dalam penataan kota. Karena ia terkait dengan persoalan perencanaan tata ruang, tata guna tanah, lingkungan dan berbagai persoalan sosial budaya, ekonomi, dan politik yang muncul sebagai dampak dari kebijakan yang diterapkan.
Buku ini mengungkapkan berbagai kebijakan pemukiman di Kota Semarang dalam tiga lintasan kekuasaan, yakni masa pemerintahan kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan setelah Indonesia Merdeka. Pada masa pemerintah kolonial Belanda kebijakan di sektor perumahan telah mencanangkan pemukiman untuk rakyat, terutama rakyat miskin dengan dasar keterjangkauan nilai penjualannya. Walaupun dalam praktik pendistribusiannya tidak merata. Pendudukan Jepang kebijakan di bidang pemukiman untuk rakyat tidak begitu intens. Setelah Indonesia Merdeka berbagai program kebijakan dan upaya dilakukan untuk mencukupi kebutuhan perumahan rakyat.
Pembangunan pemukiman Sompok sebuah perkampungan di timur kota Semarang dilakukan melalui intervensi berbagai paket-paket kebijakan pemerintah. Tidak dipungkiri, kompleks perumahan ini telah mengambil peran penting dalam perkembangan kota Semarang. Pembangunan kompleks perumahan modern ini memiliki andil besar dalam perubahan lingkungan fisik kota, merubah masyarakat perdesaan dan perkotaan. Perubahan morfologi kota, perdesaan menjadi semi perkotaan, maupun semi perkotaan menjadi perkotaan. Keberhasilan pembangunan sektor perumahan ini menjadikan kota Semarang sebagai pelopor pembangunan kota pada awal abad ke-20 di Hindia Belanda. Dampak sosial yang muncul akibat pembangunan kompleks pemukiman adalah lahirnya sebuah komunitas sosial dan gaya hidup (life style) baru di Sompok dan Kompleks perumahan lainnya.
Anaisis :
Menurut Durkheim mengenai kebijakan pemukiman di daerah kota Semarang merupakan tidak terlepas dari peran pemerintah. Struktur fungsionalis dari tiap-tiap elemen berjalan sesuai fungsinya masing-masing. Itu dapat dilihat dari kebijakan di era kolonial Belanda yakni dengan membuat pemukiman khusus rakyat miskin dengan dasar keterjangkauan nilai penjualnya. Walau tidak merata pendistribusiannya, akan tetapi kebijakan pemerintahan di era kolonial Belanda menjadi sangat penting dalam rangka memberikan tempat tinggal bagi kaum dhuafa. Mungkin saat itu, Belanda punya maksud lain dengan diberikannya rakyat miskin pemukiman di daerah Semarang, akan tetapi disisi lain kebijakan tersebut baik dalam rangka pemerataan pembangunan khususnya disektor pemukiman (tempat tinggal). Jadi, sistem yang berlaku di era pemerintahan Belanda berjalan dengan baik dan berjalan sesuai fungsinya masing-masing.
Menurut Weber perihal kebijakan pemukiman Sompok merupakan inspirasi dari pelaku (individu) dalam rangka membangun perekonomian nasional. Mengapa demikian?? Sebab, dengan adanya pemukiman ini, maka sangatlah berperan dalam rangka pembangunan kota Semarang selanjutnya. Pembangunan yang modern ini mengundang perubahan lainnya baik perubahan fisik kota (penampilan kota) dan dampaknya secara tidak langsung akan membuat masyarakat khususnya daerah Semarang menjadi lebih cerdas karena efek dari pembangunan kota yang cukup baik. Selain itu, dengan adanya kebijakan tersebut membuat masyarakat lebih dewasa dalam memandang dan menjaga perkotaan dengan lebih bijak dari keadaan sebelumnya. Dengan demikian, sedikit inspirasi dari kebijakan perkotaan yang berada di daerah Sompok, Semarang, akan menginspirasi dan terbentuk komunitas yang produktif, gaya hidup yang lebih maju dan modern (life style) dan peradaban yang semakin membaik dan memicu daerah perkotaan yang lain untuk turut menerapkan kebijakan pemukiman yang modern.
Referensi :
http://www.obor.or.id/bukus/view/932/baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar