Senin, 03 November 2014

tugas ke 6 Wiji Lestari

Aplikasi Filsafat dalam Komunikasi
Ilmu komunikasi adalah ilmu yang amat luas. Maka dari itu, komunikasi memiliki cakupan yang amat penting apabila kita mulai meniliknya terutama dari segi filsafat ilmu, dan bukan hanya sebagai komunikasi dari pengertian harfiahnya saja. Filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mempertanyakan mengenai pengetahuan dan bagaimana kita mengetahui pengetahuan tersebut. Melalui tilikan filsafat ilmu, kita dapat memulai upaya penstrukturan ranah komunikasi yang beragam.
Komunikasi merupakan bagian dari kajian filosofis, sehingga di dalam praktek komunikasinya di terapkan pemikiran filosofis. Filsafat ilmu komunikasi mengkaji ilmu komunikasi dari segi ciri-ciri, cara perolehan, dan pemanfaatannya, komunikasi juga dapat menjadi kajian ilmu yang bermetode, bersistem, dan berlaku universal karena memiliki objek kajian formal (tingkah laku) dan material (manusia)
Dalam berkomunikasi dipertanyakan aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis atas konteks pesan yang disampaikan. Hal ini diperlukan agar tercipta sebuah alur komunikasi yang kritis dan membangun. Berpikir filosofis adalah berpikir kritis dalam menangkap suatu fenomena dan pesan.
Berdasarkan teori komunikasi Lasswell yaitu media komunikasi, alat komunikasi atau produk komunikasi sangat dibutuhkan pada saat komunikasi. Produk komunikasi dibuat untuk mengemas simbol-simbol atau makna yang ingin disampaikan. Pesan tidak disampaikan langsung tetapi dituangkan terlebih dahulu dalam media komunikasi, seperti Televisi, radio, buku, film, spanduk, dan sebagainya.
Produk Komunikasi
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa, bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Salah satunya adalah Televisi yaitu Media komunikasi massa pada abad ini yang tengah digandrungi masyarakat. Perkembangan pertelevisian di Indonesia dua tahun terakhir ini memang amat menarik, televisi-televisi swasta bermunculan melengkapi dan memperkaya TV yang sudah ada.
Namun realitasnya, yang terjadi adalah stasiun-stasiun TV di Indonesia terjebak pada selera pasar yang mana tema acara yang disajikan hampir semua saluran TV tidak lagi beragam tetapi seragam yang membuat pertelevisian indonesia kurang kreatif dan tidak menyediakan alternatif berbagai pilihan. Media hanya melihat rating semata tanpa melihat fungsionalnya.
Fenomena ini menandakan satu permasalahan di dalam kehidupan nilai-nilai "filosofis" televisi di Indonesia.Televisi Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kecenderungan mencampuradukan berita dan hiburan melalui format tayangan "infotainment". Kebergunaan berita menjadi berkurang bahkan menyimpang. Hal ini disebabkan di antaranya oleh tekanan pasar yang makin meningkat.
Referensi
Bambang Q-anees dan Elvinaro Ardianto. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini