Rabu, 14 Oktober 2015

Dwi Aryurini_Masalah Kota dengan Teori Tindakan Sosial Max Weber_Tugas 5 Soskot

Masalah Sosial di Perkotaan: Penelitian Komunitas Punk dengan Menggunakan Teori Tindakan Sosial Max Weber

A.     Teori Tindakan Sosial Max Weber

Max Weber mendefinisikan tindakan sosial sebagai semua perilaku manusia ketika dan sejauh individu memberikan suatu makana subyektif terhadap perilaku tersebut. Dalam teori tindakannya, tindakan bermakna sosial sejauh, berdasarkan makna subyektifnya yang diberikan oleh individu atau individu-individu, tindakan itu mempertimbangkan perilaku orang lain dan karenanya diorientasikan dalam penampilannya. Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami bagaimana tindakn sosial terhadap komunitas punk adalah teori dari Max Weber. Sebagai makhluk hidup senantiasa melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan merupakan suatu perbuatan, perilaku, atau aksi yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya guna mencapai tujuan tertentu. Bagi Weber, dunia terwujud karena tindakan sosial. Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan berorientasi pada atau dipengaruhi oleh orang lain. Manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan untuk melakukannya dan ditujukan untuk mencapai apa yang mereka inginkan atau kehendaki. Setelah memilih sasaran, mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan.

Di dalam teori tindakannya, tujuan Weber tidak lain adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola dan reuglaritas tindakan, bukan pada kolektivitas. "Tindakan dalam pengertian orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subjektif hanya hadir sebagai perilaku seorang atau beberapa orang manusia individual" (George Ritzer & Douglas J Goodman, 2005). Berbeda dengan Marx dan Durkheim yang memandang tugas mereka adalah mengungkapkan kecendrungan-kecendrungan dalam kehidupan sosial manusia dan lebih mengarah pada fungsionalisme dalam kehidupan masyarakat. Weber tidak sejalan dengan pandangan tersebut. Namun sama halnya dengan Marx, Weber juga memperhatikan lintasan besar sejarah dan perubahan sosial. Dan yakin bahwa cara terbaik untuk memahami berbagai masyarakat adalah menghargai bentuk-bentuk tipikal tindakan yang menjadi ciri khasnya.

Weber berpendapat bahwa anda bisa membandingkan struktur beberapa masyarakat dengan memahami alasan-alasan mengapa warga masyarakat tersebut bertindak, kejadian historis (masa lalu) yang memengaruhi karakter mereka, dan memahami tindakan para pelakunya yang hidup di masa kini, tetapi tidak mungkin menggeneralisasi semua masyarakat atau semua struktur sosial. Weber memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan campur tangan proses pemikiran dan tindakan bermakna yang ditimbulkan olehnya antara terjadinya stimulu (pemacu, penggerak) dengan respon (reaksi). Baginya tugas analisis sosiologi terdiri dari "penafsiran tindakan menurut makna subyektifnya". Dalam teori tindakannya, tujuan Weber tak lain adalah memfokuskan perhatian pada individu, pola dan reuglaritas tindakan, dan bukan pada kolektivit.

Jenis-jenis tindakan sosial

            Menurut Max Weber, tindakan sosial dapat digolongkan menjadi empat kelompok (tipe) untuk menjelaskan makna tindakan yang dibedakan dalam konteks motif para pelakunya, yaitu tindakan rasional instrumental, tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan tindakan afektif.

a.       Tindakan Rasionalitas Sarana-Tujuan/ Instrumental (berorientasi tujuan/ penggunaan)

Tindakan ini dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Tindakan "yang ditentukan oleh harapan perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain, harapan-harapan ini digunakan sebagai 'syarat' atau 'sarana' untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya dan perhitungan yang rasional". Dalam teori ini akan digunakan khususnya dalam tindakan sosial untuk mengetahui "syarat" atau "sarana" yang digunakan oleh peneliti dalam tindakan rasionalitas sarana-tujuan/ instrumental terhadap para komunitas punk.

b.      Tindakan Rasionalitas Berorientasi Nilai

Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya. Tindakan "yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius, atau bentuk perilaku lain, yang terlepas dari prospek keberhasilannya". Dalam tindakan rasionalitas berorientasi nilai ini akan bertujuan untuk mengetahui tujuan sesungguhnya yang ingin dicapai dalam memberikan tindakannya terhadap komunitas punk itu sendiri.

c.       Tindakan Afektif

Tindakan ini sebagian besar dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa pertimbangan-pertimbangan akal budi. Seringkali tindakan ini diakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi dapat dikatakan sebagai reaksi spontan atas suatu peristiwa. Tindakan yang ditentukan oleh kondisi emosi aktor. Ledakan kemarahan seseorang misalnya. Atau ungkapan rasa cinta, kasihan, adalah contoh dari tindakan afektif ini. (George Ritzer & Douglas J Googman, 2005). Sedangkan untuk tindakan afektif itu sendiri nantinya akan digunakan untuk mengetahui bagaimanakah perasaan peneliti dalam memberikan tindakan terhadap komunitas punk.

d.      Tindakan Tradisional

Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional karena berorientasi kepada tradisi masa lampau. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. Tindakan yang ditentukan oleh cara bertindak actor yang sudah terbiasa dan lazim dilakukan. Mekanisme tindakan semacam ini selalu berlandaskan hkum-hukum normatif yang yang telah ditetapkan secara tegas oleh masyarakat. (Siahaan, 1986). Dalam tindakan ini bertujuan untuk apakah tindakan yang dilakukan sebelumnya dalam memberikan tindakan terhadap komunitas punk.

B.     Komunitas Punk dalam Teori Tindakan Sosial (Max Weber)

Fenomena komunitas punk dalam masyarakat mendapatkan berbagai macam reaksi. Kasus-kasus pun banyak bermunculan sehingga membutuhkan penanganan. Dalam penelitian ini memfokuskan pada bentuk tindakan sosial yang dilakukan terhadap keberadaan komunitas punk. Untuk menjawabnya digunakan teori tindakan sosial, Max Weber. Dapat diketahui perspektif umum masyarakat bila dilihat secara langsung bahwa komunitas punk adalah di mana suatu anak yang memiliki ciri-ciri penampilan mulai dari gaya rambut yang berdiri dan diberi warna-warna yang terang, memakai anting, mentato tubuh mereka dan suka mengkonsumsi minum-minuman keras, sedangkan dalam bergabungnya anak ke komunitas punk dikarenakan beberapa faktor mulai dari lingkungan pergaulan sampai dengan kontrol orangtua. Dalam tindakan sosial oleh Max Weber terdapat variasi data yang diperoleh. Memperhatikan fenomena sosial merupakan sebuah hal yang harus diperhatikan secara serius. Apalagi fenomena tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita. Baik itu ketika seseorang masih berstatus sebagai pelajar, masyarakat biasa, ataupun kelak ketika seseorang tersebut menjadi pemimpin bangsa.

            Gejala-gejala sosial yang sering kali terjadi di lingkungan seharusnya patut mendapatkan sebuah perhatian khusus. Apakah itu menyangkut nilai dan norma masyarakat, ataupun gejala sosial yang berhubungan dengan perkembangan zaman yang berdampak pada perilaku sosial masyarakat. Yang jelas, sebagai makhluk sosial seharusnya hal tersebut dijadikan sebuah pelajaran terkait kontemplasi sosial yang telah didapatkan. Banyak sekali produk kontemplasi yang didapatkan. Umumnya kontemplasi tersebut merupakan perenungan jati diri seseorang sebagai masyarakat sipil. Mulai dari refleksi sosial tentang pengemis, gelandangan, anak jalanan, sampai dengan fenomena kasus asusila selebritis. Itu semua merupakan pelajaran yang harus didapatkan bagi seseorang sebagai insan sosial, jadikanlah semua fenomena yang terjadi sebagai glass-self atau cermin untuk mengukur kepedulian diri terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita.

            Sebelumnya Nietzhe seorang filosof Jerman ia terkenal dengan gerakan amorpatinya, gerakan anti kemapanan bagi diri. Senantiasa mengkritik kekuasaan, kehidupan, dan keyakinan manusia. Ia tak pernah sekalipun merasa puas dengan kehidupan. Maka dari itu, baginya dunia tidaklah sebesar daun kelor. Ia hadir untuk mengkritik para pemelihara kehidupan yang lalai dengan kemapanan yang telah dicapai. Kini ditemukannya sebuah gerakan anti kemapanan, sebuah gerakan yang seringkali mendapat torehan citra negatif bagi orang disekitarnya, namun tak jarang pula banyak orang yang mengagumi gerakan anti kemapanan tersebut. Yaitu terbentuknya komunitas punk yang kini semakin banyak dan semakin memprihatinkan untuk dilihat mulai dari tampilan sampai dengan gaya hidup mereka yang kadang meresahkan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

            Punk merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang dimana kelompok sosial sendiri merupakan kumpulan individu yang saling memiliki dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki. Disisi lain punk merupakan sub-budaya yang awalnya lahir di London, Inggris. Sebelumnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga berarti jenis music atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

            Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaun perusuh dan criminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

            Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama. Dengan adanya kelompok punk di Indonesia merupakan sebuah bukti konkret bahwasanya para elit kuasa di negara enggan untuk sesekali memperhatikan kondisi sekitar. Mereka senantiasa menyibukkan dirinya untuk mengatur siasat licik supaya kekuasaan yang telah ia capai bisa langgeng, kekal, abadi sampai kapanpun. Sampai ia bosan untuk mendudukinya lagi. Mereka enggan sesekali memperhatikan kondisi para penerus bangsa yang kian hari semakin mengkhawatirkan. Gerakan anti kemapanan komunitas punk merupakan gerakan positif untuk mengatur lajur kebebasan hidup yang diusung para penguasa. Di dalamnya terdapat sebuah sebuah jiwa kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Di dalam gerakan itu pula terkandung makna kebersamaan yang terbalut dalam ikatan emosional solidaritas hidup yang tinggi.

            Dalam penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana tindakan sosial terhadap komunitas punk mengambil dari teori tindakan sosial Max Weber. Weber mendefinisikan tindakan sebagai penerapan semua tingkah laku maupun semua perilaku manusia sebagai pengaplikasian dari dalam diri pada kehidupan nyata ketika dan sejauh individu memberikan suatu makna subyektif terhadap perilaku tersebut. Dalam teori tindakan sosialnya, tindakan bermakna sosial sejauh, berdasarkan makna subyektifnya yang diberikan oleh individu atau individu-individu, tindakan itu mempertimbangkan perilaku orang lain dan karenanya diorientasikan dalam penampilannya (anak punk).

1.      Sejarah Komunitas Punk    

Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: "Public United Not Kingdom" yang berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, punk adalah sebuah cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955. Subkultur Punk muncul sekitar tahun 1970 an di Inggris. Punk mulai populer setelah munculnya grup-grup band Sex Pistol, Velvet Underground, The Ramones, dan lainnya. Grup-grup musik ini menjadi suatu cambuk dalam memicu munculnya suatu gaya hidup Punk di kalangan anak-anak muda saat itu. Munculnya Punk didasari atas semangat pemberontakan terhadap segala bentuk kemapanan dalam masyarakat. Semangat ini berasal dari komunitas anak-anak muda kulit putih kelas pekerja di London.  Mereka adalah kelompok marginal dalam masyarakatnya, dan tentunya sering menghadapi tekanan persoalan sosial dan ekonomi. Anak-anak muda ini telah mencapai titik jenuh sekaligus pesimis terhadap kehidupannya. Dari keadaan itu maka mereka memulai suatu gaya hidup baru yang berbeda dari kehidupan yang pada saat itu dianggap mapan, (saat itu Inggris sedang dalam masa industrialisasi modern).

Gaya hidup ini menimbulkan suatu bentuk kebudayaan sendiri yang berbeda dengan masyarakat umum. Perbedaan ini menjadikan Punk sebuah subkultur dalam masyarakat. Dengan gaya hidup, cara berpakaian, aliran musik, ideologi dan berbagai hal lainnya yang berbeda dari masyarakat umum semakin menguatkan eksistensi subkultur Punk dalam Masyarakat. Gaya berpakaiannya yang sangat khas menjadi suatu ciri tersendiri dari budaya Punk. Dengan menggunakan apa saja yang ingin digunakan dalam berpakaian bahkan yang tidak lazim seperti penggunaan rantai, peniti, dan barang-barang lainnya yang bagi masyarakat umum tidak lazim digunakan dalam berpakaian.  Penggunaan make up oleh pria dan berbagai hal lain dalam berpenampilan menjadikan budaya Punk benar-benar ingin berbeda dari masyarakat umum yang pada saat munculnya Punk, adalah masyarakat yang memuja kemapanan.

Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970 an. Masuknya gaya hidup punk ke Indonesia diawali pula oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia namun perkembangannya tidak sepesat di negeri asalnya. Punk di Indonesia pada awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya.  Pada perkembangannya baik di negeri asalnya maupun di Indonesia, Komunitas Punk telah mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian Punk menjadi trend fashion masyarakat umum.

Punk sebagai bentuk subkultur seperti telah dijelaskan sebelumnya, tentu memiliki nilai-nilai yang bersifat bertentangan karena subkultur ini muncul sebagai bentuk counter culture dari sistem sosial budaya arus utama (mainstream). Yang dimaksud dengan arus utama (mainstream) adalah pola sosial yang dominan dan konvensional.  Perbedaan ini dapat menimbulkan anggapan menyimpang dari masyarakat tentang subkultur punk.

Dengan demikian, Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris, yang menjadi wadah untuk mencurahkan kritik dan protes atas penguasa pada waktu itu. Punk memiliki ideologi sosialis yang bersifat bebas. Punk lebih dikenal melalui gaya busananya seperti potongan rambut Mohawk, jaket penuh dengan spike dan bedge, sepatu boots, jeans ketat, badan bertato, body piercing, dan hidup di jalan-jalan. Proses modernisasi di Indonesia menyebabkan kehadiran Punk sebagai gaya hidup baru, yang umumnya dianut oleh sebagian kaum muda.

Punk kemudian lebih dikenal sebagai tata cara hidup sehari-hari, dengan ekspresi diri yang menjurus pada gaya hidup bebas seperti free sex, nongkrong di jalan, ngamen, mengkonsumsi alkohol, main musik dengan Pogo, dan gaya busana yang nyeleneh. Orang-orang yang mengikuti gaya hidup Punk disebut anak Punk. Persebaran gaya hidup Punk sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah satunya di Bandung. Anak Punk yang ingin hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi sebuah masalah yang perlu dikaji dalam makalah ini.

 

2.      Pengertian Punk

Punk didefinisikan oleh O'Hara (1999) dalam tiga bentuk.  Pertama, punk sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Kedua, punk sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan. Terakhir, punk sebagai bentuk perlawanan yang "hebat" karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri. Definisi pertama adalah definisi yang paling umum digambarkan oleh media. Tapi justru yang paling tidak akurat karena cuma menggambarkan kesannya saja.

Penyebaran budaya punk tidak lepas dari adanya peran dari media yang dapat menyebarluaskan jenis musik ini yang mendorong anak-anak muda untuk mengikuti gaya hidup yang disajikan dalam musik Punk tersebut. Maka dapat dikatakan mereka yang bergaya hidup dan berbudaya Punk mengimitasi suatu bentuk gaya hidup dan budaya yang diterimanya melalui musik yang mereka dengarkan. Suatu bentuk pembelajaran untuk bertingkah laku yang didapat ini sangat mungkin mendapat tanggapan sebagai perilaku yang menyimpang. Peniruan ini semakin didukung dengan adanya desakan dari orang-orang lain yang sebaya (peer group) yang juga mempunyai tingkah laku yang sama dilingkungannya. Hal ini menimbulkan suatu bentuk Delinquency imitation model (peniruan model kenakalan remaja)

Proses Imitasi memerlukan beberapa syarat, menurut Chorus yang dikutip oleh Soelaiman Joesoef dan Noer Abijono (1981) syarat-syarat tersebut ialah:

a.       Adanya minat atau perhatian yang cukup besar terhadap apa yang akan diimitasi

b.      Ada sikap menjunjung tinggi atau mengagumi apa yang akan diimitasi

c.       Tergantung pada pengertian, tingkat perkembangan serta tingkat pengetahuan dari individu yang akan mengimitasi.

3.      Faktor Penyebab Dan Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Komunitas Anak Punk

Adanya Komunitas anak Punk tersebut merupakan bentuk dari kenakalan anak remaja. Dengan demikian, faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi adanya komunitas anak punk merupakan faktor dari kenakalan anak remaja itu sendiri. Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita perhatikan, ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi kenakalan remaja, seperti adanya komunitas anak punk. Faktor-faktor tersebut diantara, sebagai berikut :

a.       Lingkungan Keluarga

Keluarga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan yang luar biasa. Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat bersikap tegas, namun akrab (friendly). Mereka harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan globalisasi.

b.      Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru. Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi, nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar menerima dari para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.

Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan yang penting, sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena itu diperlukan guru yang arif bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak didik untuk aktiv dan maju, memahami perkembangan remaja serta seorang yang dapat dijadikan tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru mereka.

c.       Lingkungan Teman Sebaya

Teman sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.

d.      Lingkungan Dunia Luar

Merupakan lingkungan remaja selain keluarga, sekolah dan teman sebaya, baik lingkungan masyarakat lokal, nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun globalisasi.

Pada masa remaja, emosi masih labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Pada masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan scane punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di dalam punk.

 

4.      Macam-macam Komunitas Anak Punk

Didalam komunitas ini, muncul berbagai jenis atau macam-macam dari komunitas anak punk. Macam-macam komunitas anak punk diantaranya, sebagai berikut :

a.      Anarcho Punk

Komunitas Punk yang satu ini memang termasuk salah satu komunitas yang sangat keras. Bisa dibilang mereka sangat menutup diri dengan orang-orang lainnya, kekerasan nampaknya memang sudah menjadi bagiandari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka juga terlibat bentrokan dengan sesama komunitas Punk yang lainnya.

       Anarcho Punk juga sangat idealis dengan ideologi yang mereka anut. Ideologi yang mereka anut diantaranya, Anti Authoritarianism dan Anti Capitalist.Crass, Conflict, Flux Of Pink Indians merupakan sebagian band yang berasal dari Anarcho Punk.

b.      Crust Punk

Jika Anda berpikir bahwa Anarcho Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal, maka Anda harus menyimak yang satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

       Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcho Punk dengan Heavy Metal. Para Crusties tersebut merupakan orang-orang yang anti sosial, mereka hanya mau bersosialisasi dengan sesama Crusties saja.

c.       Glam Punk

Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya.

d.      Hard Core Punk

Hard Core Punk mulai berkembang pada tahun 1980an di Amerika Serikat bagian utara. Musik dengan nuansa Punk Rock dengan beat-beat yang cepat menjadi musik wajib mereka. Jiwa pemberontakan juga sangat kental dalam kehidupan mereka sehari-hari, terkadang sesama anggota pun mereka sering bermasalah.

e.      Nazi Punk

Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core.

f.        The Oi

The Oi atau Street Punk ini biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi di setiap pertandingan sepak bola. Para anggotanya sendiri biasa disebut dengan nama Skinheads. Para Skinheads ini sendiri menganut prinsip kerja keras itu wajib, jadi walaupun sering membuat kerusuhan mereka juga masih memikirkan kelangsungan hidup mereka. Untuk urusan bermusik, para Skinheads ini lebih berani mengekspresikan musiknya tersebut dibandingakan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Para Skinheads ini sendiri sering bermasalah dengan Anarcho Punk dan Crust Punk.

g.      Queer Core

Komunitas Punk yang satu ini memang sangat aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang "sakit", yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang "sakit", namun komunitas ini bisa menjadi bahaya jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985.

h.      Riot Grrrl

Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya para anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC.

i.        Scum Punk

Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.

j.        The Skate Punk

Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.

k.       Ska Punk

Ska Punk merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat.

l.        Positive Punk 

         Biasa juga disebut dengan Now-Extinct Positive Punk Subculture. Komunitas ini menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Mereka tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.

m.     Punk Fashion

Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya rambut ini banyak orangorang biasa yang mengikutinya karena memang sangat menarik, namun terkadang malah menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan.

 

5.      Faktor – faktor dari dalam Diri yang Menyebabkan Seseorang Mengikuti Komunitas Punk

Punk sebenarnya bukanlah sekedar fashion, Komunitas Punk merupakan bagian dari kehidupan dunia underground. Mereka tidak hanya sekedar sekelompok anak muda dengan busana yang ekstrim, hidup di jalanan dan musik yang keras, tetapi yang mendasar adalah mereka mempunyai ideologi politik dan sosial. Kehadiran mereka adalah perlawanan terhadap kondisi politik, sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat. Komunitas ini juga menghasilkan karya yang cukup banyak. Namun mereka tidak terlalu meng-ekspos karya mereka. Hidup mereka selalu identik dengan gaya hidup dan musik yang berbekal etika DIY (Do It Yourself : kita dapat melakukannya sendiri).

Punk hanya aliran. Tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya akan kembali lagi ke masing-masing individu. Motto dari komunitas Punk itu tersebut, Equality (persamaan hak) itulah yang membuat banyak remaja tertarik bergabung didalamnya. Punk sendiri lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing sehingga mereka mengubah gaya hidup mereka dengan gaya hidup Punk.

Adapun faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan dirinya tertarik mengikuti komunitas Punk :

a.       Rasa seni yang kental, dan mereka ingin mengekspresikan seni tersebut.

b.      Mereka ingin dianggap sebagai bagian masyarakat, dan agar diakui keberadaannya.

c.       Rasa tidak puas terhadap pemerintahan, ataupun protes terhadap kebebasan yang terkekang.

d.      Punk sebagai bentuk perlawanan yang "hebat" karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan mereka sendiri.

e.        Punk sebagai suatu keberanian dalam melakukan perubahan dan pemberontakan.

f.        Sebagai suatu bentuk apresiasi trend remaja dalam bidang fashion dan musik.

g.       Ingin menutupi ketidakpuasan atau ketidakberdayaan hidup maupun perasaan inferior mereka dalam bentuk penampilan yang superior dan unik di mata masyarakat.

h.       Ingin mengekspresikan kemarahannya melalui suatu simbolisme berupa atribut bergaya punk dan pemikiran-pemikiran ideologi anti-kemapanan.

i.         Untuk menutupi kemarahan dan rasa frustasi dari ketidakpuasan terhadap sistem yang telah diterapkan baik oleh orangtua maupun masyarakat.

 

6.      Pengaruh Positif dan Negatif Adanya Komunitas Punk

Komunitas Punk di dalam masyarakat biasanya dianggap sebagai sampah masyarakat. Tetapi yang sebenarnya, mereka sama dengan anak-anak lain yang ingin mencari kebebasan. Dengan gaya busana yang khas, simbol-simbol, dan tata cara hidup yang dicuri dari kelompok-kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas berdasarkan simbol-simbol.

Pengaruh positif dan negatif dari komunitas ini, kembali lagi ke cara pandang masyarakat itu sendiri. Memang, sebagian komunitas Punk memberikan dampak negatif bagi seseorang, terutama remaja yang jiwanya masih labil dan belum mengerti makna Punk itu sendiri. Sebenarnya anak Punk adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para Punkers memang sangat aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian sosial.

Pengaruh positif adanya komunitas Punk tersebut, antara lain :

a.        Adanya tempat untuk mengekspresikan diri, adanya kecocokan terhadap lingkungan pergaulan.

b.        Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi (protes dan kritik terhadap pengekangan, baik dari pihak masyarakat maupun pemerintah) dan jiwa seni yang mereka miliki, bahkan mereka

c.        Di bidang musik misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat tempat di hati remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan band-band papan atas.

d.        Selain di bidang musik, komunitas punk juga bergerak di bidang fashion, mereka membuat T-shirt, kaos, aksesoris dengan jumlah yang lebih banyak dan juga desain yang lebih variatif. Wadah untuk pakaian dan aksesoris yang diproduksi sendiri oleh anak-anak punk sendiri biasa disebut distro, di industri ini pun komunitas punk mampu bersaing dengan produk-produk terkenal yang sudah akrab dengan remaja Indonesia.

e.        Dengan adanya komunitas ini (terutama bagi Punkers yang memiliki keterampilan), mungkin saja dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan ekonomi khususnya bagi komunitas Punk ini.

f.          Komunitas Punk bukan hanya berasal dari kalangan bawah, tapi ada yang berasal dari kalangan pejabat. Sehingga dapat mempererat jalinan silaturahmi dan memperbanyak saudara.

Sedangkan pengaruh negatifnya adalah :

a.       Gaya dandanan yang tidak sesuai dengan etika dan budaya Indonesia sehingga mendapat pandangan sebelah mata dan negatif dari masyarakat.

b.      Sering terjerumus pada hal – hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, misalnya : Narkoba, freesex, mabuk – mabukan. Dan akhirnya malah mengantarkan diri dibalik jeruji besi.

c.       Dapat memicu tindakan anarkis karena selalu mengahadapi hidup dengan mengekspresikan kekesalan (kemarahan) karena pengekangan ataupun hanya untuk mengekspresikan kehebatan (kesombongan) diri.

d.      Mengganggu ketentraman malam karena kebanyakan dari komunitas ini beraktifitas diwaktu malam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.

 

7.      Alternatif Pemecahan Masalah untuk Menetralisir Anggapan Negatif Publik terhadap Komunitas Punk

Adapun alternatif yang dapat digunakan untuk menetralisir anggapan negatif publik terhadap komuitas ini, antara lain :

a.       Komunitas Punk harus lebih menunjukkan karya – karya mereka yang dapat dihargai oleh masyarakat.

b.      Komunitas Punk lebih aktif dalam kegiatan bakti sosial ataupun kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan dengan prestasi yang membanggakan.

c.       Ada baiknya komunitas ini banyak beraktifitas diwaktu siang, dan tidak mengganggu ketentraman.

d.      Menghindari dandanan yang berlebihan, misalnya tetap menggunakan aksesoris dan dandanan khas mereka namun tetap memperhatikan aspek kebersihan dan kerapihan.

e.       Beramah – tamah dan tersenyum ketika disapa dan tidak menunjukkan wajah angkuh ataupun dengan istilah 'jagoan'.

f.        Anggota dari komunitas ini hendaknya menghindari bergaya layaknya preman yang membuat risih dan takut masyarakat ketika bersua dengan mereka.

g.       Mereka juga hendaknya diberikan penyuluhan, namun sebaiknya penyuluhan tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Misalnya dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk membuka peluang usaha.

Komunitas Punk  sebenarnya berdandan khas 'amburadul' atau lebih mirip gelandangan yang dipandang sebelah mata ini karena ingin menyampaikan/mengekspresikan aspirasi/solidaritas mereka terhadap kaum tertindas dan termarjinal di muka bumi ini. Semua yg mereka kenakan adalah simbol keberpihakan mereka pada kaum yang tertindas.  Rambut mereka yang bergaya mowhawk adalah cermin dari keberpihakan mereka terhadap suku mowhawk asli Indian yang dibantai orang kulit putih di Amerika. Spike kulit yang mereka kenakan di tangan adalah simbol pengikat tangan terpidana pada kursi listrik yang digunakan untuk mengeksekusi para aktivis yang diculik para diktator di negara-negara barat pada masa itu. Sepatu boot militer yang mereka pakai adalah simbol dari arogansi militer yang harus dilawan dangann kekuatan yang sama. Celana jeans ketat adalah simbol dari nasib kaum minoritas yang selalu terjepit. Rantai dan gembok adalah simbol kekuatan persatuan kaum punk, dan masih banyak lagi.

Komunitas punk akan berhenti mengenakan penampilan dan gaya hidup menggelandang ini setelah tidak ada lagi penindasan di atas bumi ini. Namun sayangnya anak muda sekarang salah mengartikan Punk itu sendiri dan lebih ditujukan untuk ajang 'bergengsi' atau merasa 'jagoan'.

 

8.      Pemecahan Atau Penyelesaian Yang Bijak Didalam Menyelesaikan Masalah Adanya   Komunitas Punk

Persebaran komunitas Punk yang sangat marak di kota-kota di Indonesia, salah satunya di Bandung, dengan gaya hidup bebas, tanpa ada aturan yang mengatur segala aktivitas serta perilaku mereka, menjadi salah satu masalah patologi sosial  yang perlu diselesaikan. Karena jika kita abaikan begitu saja, komunitas Punk yang cenderung berperilaku negatif itu akan meluas menjadi suatu kenakalan remaja dan menyebabkan suatu penyimpangan sosial.

Sebenarnya tidak semua anak punk itu berperilaku negatif, ada beberapa anak punk yang bergabung dalam suatu komunitas karena menyukai gaya punk yang identik dengan model rambut Mohawk, body piercing, tato, gelang spike, dan aksesoris nyentrik lainnya. Gaya hidup negative yang kerap terjadi di dalam komunitas anak punk biasanya disebabkan karena mendapatkan terpengaruh teman sesama anak punk lainnya yang melakukan hal-hal menyimpang seperti memalak, meminum minuman keras, melakukan kekerasan atau penganiayaan, "ngelem", narkoba, free sex, dan sebagainya.

Masalah gaya hidup negatif pada anak punk tersebut dapat diselesaikan dengan beberapa cara seperti menjauhkan anak dari lingkungan teman-teman sepermainan yang berperilaku menyimpang. Disini peran keluarga sangat dibutuhkan untuk bisa menyadarkan anak agar tidak kembali lagi menjadi anak punk dengan perilaku negatif. Selain itu memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para anak punk juga dapat menjadi salah satu alternative pemecahan masalah. Karena dengan pemberian bimbingan dan penyuluhan, oleh para psikolog khususnya, dapat merubah pola pikir (belief) anak punk tersebut untuk menghentikan perilaku negative yang dilakukannya sebelumnya.

Didirikannya panti sosial atau panti rehabilitasi juga menjadi alternatif pemecahan lainnya karena dalam panti rehabilitasi, anak punk yang bermasalah akan diberikan suatu shock therapy agar anak tersebut menjadi jera dan menyesal telah melakukan hal-hal negatif dan menyimpang sehingga nantinya dia tidak akan lagi menjadi anak punk dengan gaya hidup yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

 

 

Referensi :

George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2007. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Wirawan, Ida bagus. 2012. Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Raho, Bernard SVD. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

http://journal.unair.ac.id/article_6567_media135_category8.html

allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/komunitas-punk.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini