A. Asal usul
Berbicara tentang keluarga,setiap manusia yang lahir di muka bumi ini pasti mempunyai keluarga.Walau terpisah oleh keluarga besar, tetap saja asal kelahiran manusia itu mempuyai sebuah keturunan dari orang-orang terdahulu.Karena keluarga adalah ikatan yang paling erat di kehidupan kita sehari-hari.Keluarga adalah kelompok kerabat yang tinggal pada satu lingkungan, walaupun berbeda namun mereka memiliki ikatan darah atau hubungan darah,bersatu.Dapat diartikan pula bahwa keluarga adalah kelompok sosial yang tanpa di sadari,secara tidak langsung mempunyai fungsi yang sangat humanis dan plural seperti: saling menjaga, memelihara dan melengkapi anggotanya, budaya keturunannya, agamanya, bahkan keseimbangan lainnya yang masih sulit di seimbangkan di dalam kehidupan ber-sosial.
Apabila kita membahas apa itu keluarga besar, maka tidak akan ada habisnya. Karena ada banyak pengertian, fungsi, serta unsur yang terdapat dari kata keluarga itu sendiri. Maka dari itu dapat kita tafsirkan bahwa keluarga adalah tempat kita memulai belajar, dimana sebuah kepribadian itu terbentuk. Dimana bisa kita lihat bahwasannya para orang tua berperan banyak dalam membentuk karaktek dan sikap terhadap anak mereka.
Mengenai pembahasan keluarga besar, saya mempunyai keluarga besar yang berbeda dalam suku tentu juga dalam budaya, namun kalau berbicara keluarga inti maka kami dari 1 suku yang sama yaitu suku sunda. Akan tetapi kami bersatu pada satu anutan agama yaitu Agama Islam. Jika mengatakan bahwa keluarga saya sangat kental di bidang agamanya, tentu benar, apalagi keluarga dari bu saya yang benar-benar kuat memegang teguh ajaran agamanya. Jika membicarakan keluarga inti saya, kami menaati poin peraturan yang ayah saya buat untuk keluarga inti saya.
Berawal dari keluarga ibu saya, ibu saya lahir di Jakarta lebih dari setengah abad yang lalu, ya walaupun ibu lahir di Jakarta tapi kesukuan sundanya kuat, karena memang nenek saya dari jalur ibu adalah orang Pandeglang, Banten. Sehingga adat dan nilai-nilai moralitas yang tertanam dikehidupan ibu saya adalah nilai-nilai suku sunda. Sedangkan kakek saya dari jalur ibu merupakan seorang pelaut dari tanah bawean, yaitu salah satu pulau yang terletak di laut jawa yang masuk kedalam provinsi jawa timur. Baik nenek ataupun kakek, saya tidak pernah melihat mereka, bahkan melihat foto mereka saya tidak pernah. Ibu saya berpendidikan terakhir PGA (Pendidikan Guru Agama, red) namun sayang studi ibu saya gagal di tengah jalan, bukan karena faktor intelektualitas, tapi karena ekonomi keluarga pada saat itu. Saat ibu sedang menempuh studi-nya kakek saya sudah tiada, dan nenek pun sudah tiada, sehingga studi ibu saya harus ditanggung oleh kakak-kakak-nya karena ibu saya adalah anak terakhir dari 6 bersaudara.
Berbeda dengan keluarga dari pihak ayah saya, ayah saya dilahirkan di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, lebih dari setengah abad yang lalu. Pada usia 2 tahun ayah saya dibawa oleh kakek saya ke jakarta. Lalu ayah saya dibesarkan di wilayah pinggir pantai, yang identik dengan kehidupan sebagai nelayan dan pedagang ikan. Kakek saya berasal dan dibesarkan di kota Cilegon, Banten. Hingga pada usia 20 tahun beliau merantau ke Jakarta. Nenek dari ayah saya berasa dari kota cirebon pesisir yang juga merantau ikut orang tuanya ke Jakarta
B. Jaringan Sosial
Jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai,visi,ide,teman,keturunan,dll. Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpulan dan ikatan. simpul adalah aktor individu didalam jaringan,sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut.bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul.
Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan,mulai dari keluarga hingga negara,dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya. dalam jaringan sosial biasanya disebut hubungan sosial. Dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, dirumah saya menggunakan bahasa indonesia, sangat jarang menggunakan bahasa sunda, hal tersebut disebabkan karena sudah terlalu klama ayah dan ibu menetap di Jakarta. Dari keluarga ayah saya rata rata bekerja sebagai kontraktor, wiraswasta, ada juga yang menjadi Arsitek dan dosen. Tetapi ayah saya sendiri seorang wiraswasta. Dan kalau dari keluarga Ibu saya rata rata bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan ibu saya ibu rumah tangga tetapi kadang dipanggil untuk mengajar ngaji,marawis, rebana dan kadang dipanggil untuk menjadi MC diacara pengajian dan membaca rawi atau sholawat dalam pengajian.
C. Nilai Sosial dan Budaya dalam Keluarga
Nilai merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman yang mengarahkan tingkah laku sehari-hari. Nilai sosial dan budaya dapat tercipta melalui interaksi dan terbntuk dari adanya sosialisasi. Nilai yang diterapkan dalam sebuah keluarga akan menjadi sbuah kepribadian bagi anggota keluarga tersbut.
Nilai sosial dan budaya yang diterapkan dalam keluarga kami mungkin tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan oleh keluarga-keluarga yang lain. Etika makan, misalnya. Ketika makan tidak boleh ada makanan yang tersisa dan makan dengan tertib, tidak ada suara kecapan. Kemudian jika selesai makan, piring langsung dicuci. Sarapan kami tidak boleh lebih dari jam 08.00 dan makan malam kami dibiasakan tidak lebih dari jam 19.30. Selain itu, anggota keluarga kami dibiasakan untuk tidur cepat, sekitar pukul 21.00 s/d pukul 22.00. Setelah jam-jam tersebut, tidak ada suara televise atau bunyi-bunyi apapun di dalam rumah, apalagi jika masuk waktu maghrib.
Setiap idul fitri atau idul adha, semua anggota keluarga besar kami selalu berkumpul di salah satu rumah anggota keluarga. Kami selalu pergi ziarah bersama ke makam anggota keluarga yang sudah meninggal. Kapanpun jika ada libur panjang, kami selalu menyempatkan untuk berkumpul dan berlibur bersama keluarga besar. Hal ini menyebabkan kuatnya ikatan kekeluargaan di antara kami meskipun banyak anggota keluarga yang merantau.
Selain itu, keluarga besar kami juga menganut nilai sosial budaya yang umum dilakukan oleh setiap keluarga, seperti mengadakan syukuran ketika salah satu anggota keluarga mendapatkan keberhasilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar