Rabu, 14 Oktober 2015

Fizna Sa'diyya KPI 1A_Keluarga Besarku_Tugas5

Tugas 5 Sosiologi

Nama: Fizna Sa'diyya

Kelas: KPI 1A

NIM: 1115051000028

KELUARGA BESARKU

 

Asal Usul

Keluarga menurut sejumlah ahli adalah unit sosial ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi yang merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang merupakan jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan operkawinan, dan adopsi. Menurut U.S. Beureau of the Census th.2000 keluarga yerdiri atas orang-orang yang hidup dalam satu rumah tangga.

Menurut Mattessich dan Hill (Zeitlin 1995), keluarga merupakan suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal, atau hubungan emosionalyang sangat dekat yang memperlihatkan empat hal,yakni interdepensi intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasidengan perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, dan melakukan tugas-tugas keluarga.

Setiap keluarga memiliki asal-usul tersendiri. Maka saya akan menceritakan asal usul keluarga besar saya, dimulai tentang saya dan saudara-saudara saya. Nama saya Fizna sa'diyya, saya berdarah keturunan Jawa asli. Saya adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Kedua kakak saya laki-laki, namanya Ahmad Ubaydillah dan Muhammad Wafa' AlFatih, kini mereka duduk di bangku perkuliahan. Adik pertama saya  bernama Fathin Humamah, dia siswi kelas 11 SMA. Adik kedua saya  bernama Nur Fuadah, dia sekarang duduk di bangku SMP.  Dan terakhir si sulung yang bernama Muhammad Abdul Basith Mughny, dia masih berumur 5 tahun saat ini.

Kemudian tentang keluarga besar saya dari ayah dan ibu. Ayah saya bernama Ahmad Zaenudin, beliau adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta di daerah Surakarta. Ayah adalah anak kelima dari sembilan bersaudara. Nama kakek dari ayah saya adalah Ahmad Zaeni, sedangkan nenek saya Ummi Khamimah. Keduanya berasal dari Klaten Jawa Tengah. Di dalam keluarga besar dari ayah, saya adalah cucu ke 15 dari 24 orang cucu. Selain itu, kakek nenek saya juga sudah memiliki 13 cicit (anak dari cucu).  Nama ibu saya Uswatun Khasanah, beliau anak ketiga dari enam bersaudara. Kakek-nenek dari ibu berasal dari Batang Jawa Tengah. Nama kakek saya Imron Subhi AlFatih, sedangkan nenek saya bernama Jatonah. Di dalam keluarga besar ini, saya adalah cucu ke 6 dari 19 orang cucu. Seperti itulah asal usul keluarga besar saya. Saat ini, keluarga inti saya menetap di Klaten Jawa Tengah.

Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan yang tercipta antar individu dalam suatu kelompok maupun antar kelompok dengan kelompok lain. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resripokal. (Damsar,2002:157)

Karena ayah saya adalah seorang pengajar di sekolah yang bernaungkan pondok pesantren, beliau berelasi dengan teman-teman beliau yang juga pengajar berbasis islami. Kebanyakan dari mereka adalah guru PNS dan guru honorer biasa. Namun tak jarang pula beliau berhubungan dengan tokoh-tokoh keagamaan maupun aparat pemerintah di daerah maupun luar kota karena beliau juga mengabdi kepada masyarakat sejak masa mudanya. Sedangkan ibu saya dulunya bekerja sebagai pedagang, sehingga relasinya kebanyakan dari kalangan pedagang.

Selain mengajar di sekolah, ayah juga mengajar di madrasah saat sore hari. Beliau membangun madrasah TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dan PAUD&TK yang  berbasis islami. Hal ini beliau lakukan dengan senang hati untuk anak-anak di daerah saya karena beliau ingin memperbaiki  akhlak anak dan cara mendidik anak yang salah dari para orangtua di zaman sekarang. Tak hanya ayah saya, tapi seluruh keluarga besar saya berjuang untuk itu.

Untuk mempererat tali silaturrahmi, keluarga besar dari ayah maupun ibu saya selalu berkumpul dan tempatnya selalu bergiliran setiap sebulan sekali,. Tiap waktu berkumpul, kami membicarakan banyak hal. Mulai dari kehidupan pribadi di rumah sampai kehidupan karir kami.  Banyak dari kami yang sukses berwirausaha dengan bermacam-macam jenis bisnis. Tak sedikit pula yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat seperti ayah saya. Dan untuk anak-anak atau cucu-cucu yang masih duduk di bangku sekolah seperti saya, berelasi secara baik dengan  teman-teman dan para pengajar adalah hidup kami.

Nilai-Nilai Sosial dan Sistem Sosial Budaya

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh setiap masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Keluraga besar saya, baik dari pihak ayah maupun ibu saya adalah keluarga muslim yang taat. Kami menggunakan dua prinsip dasar sosiologi, yakni prinsip Karl Max yang menekankan pada peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban dalam masyarakat. Kami saling menghormati dan mengasihi satu sama lain, bertutur kata sopan kepada siapapun, saling membantu, harus tunduk dan patuh pada apa yang dikatakan orangtua, pergi dengan izin orangtua, pulang pada jam yang telah ditentukan, tidak diperbolehkan berhubungan dengan yang bukan muhrim selain hanya berteman dan kami harus bisa membatasi diri, sholat tepat waktu, mengaji setiap ada waktu senggang, mendoakan tetua kami yang sudah meninggal, menziarahi makam-makam sanak saudara setiap kamis sore, sungkem dengan sanak saudara urut dari yang paling tua sampai ke yanhg paling muda saat Idul Fitri, dll.

Namun disisi lain, keluarga saya juga menerapkan prinsip Max Weber yang membebaskan keluarga untuk mengeluarkan pendapat sesuai pemikirannya. Setiap ada waktu senggang, kami berkumpul, kalaupun tidak bisa berkumpul, kami berkomunikas melalui media sosial untuk  membicarakan dan berdiskusi tentang banyak hal, kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang menguntungkan bagi tiap pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini