Rabu, 14 Oktober 2015

Mohammad Iqbal Fauzan, JNR 1B, KELUARGA BESARKU, Tugas 4

KELUARGA BESARKU

A.    ASAL USUL KELUARGA

Keluraga besar adalah unit sosial yang terdiri dari keluarga inti dan saudara sedaraah, seringkali mencangkup tiga generasi atau lebih. Pada tulisan ini penulis akan menjelaskan tentang keluarga besar penulis menggunakan metode kuantitatif. Penulis mewawancarai orang tua sebagai nara sumber pada tulisan ini.

Keturunan keluarga besar penulis berasal dari seorang kakek dari ayah yang bernama H. Acep Halim bin Abdul Latif bin Aping Su'eb bin Eyang Jungentang. Kondisi keluarga besar ini biasa disebut keluarga besar Al-fatah. Karena kerabat-kerabat dari kakek mendiami sebuah kampung yang bernama Kp. Laladon RT02/02 Desa Pagelaran Kec. Ciomas Bogor. Bisa dibilang kalau kampung itu didomisili oleh kerabat-kerabat kakek. Kebanyakan dari mereka adalah sesepuh atau tokoh masyarakat disitu. Sehingga mereka sangat dihormati. Keluarga penulis adalah keluarga yang berpegang teguh akan budaya kerohanian.

Kemudian keluarga dari pihak ibu, adalah H. Rais Bin Shihabuddin. Beliau adalah kepala keluarga dari ibu yang memiliki 7 anak. Ketika dulu ibu saya berasal dari keluarga yang bisa dibilang kurang mampu dengan membiayai anak-anaknya dari hasil menjuah hasil ternak. Tapi dengan berpennghasilan seperti itu dapat menghasil kan anak yang berhasil dan dapat menafkahi orang tuanya ketika sudah tua. Dari hasil susah payah ketika belajar dapat menjadi orang yang menjadi seorang asisten bos di hotel, telemarketing di perusahaan Malaysia, reporter TVOne, dan lain lain.

Kedua orang tua saya adalah Mustofa Halim dan Siti Rohmah. Mereka memiliki 4 orang anak termasuk penulis. Ayah berkerja sebagai guru PNS di SMAN 8 Bogor dan menjabat sebagai wakil kepala sekolah bagian Kesiswaan. Namun sebelumnya ayah menjadi guru kontrak yang setiap saat berpindah pindah sekolah untuk mengajar. Kemudian ibu berkerja sebagai guru TK Darul Ihya selama 20 tahun. Penulis sebagai anak pertama di dalam keluarga kecil ini. Sementara anak kedua laki-laki yang bernama Faiz Attaqi, yang ketiga Istianatul Mahiroh, dan yang bungsu bernama Muhammad Izza Fahri.

 

B.     JARINGAN SOSIAL

Jaringan sosial dalam keluarga kecil ini memiliki hubungan erat untuk saling membantu kepada sesama saaudaranya. Terutama ketika datangnya hari raya besar semua anggota keluarga besar berkumpul untuk menjalin tali silaturrahmi antar sesama. Dari perkumpulan ini biasanya membahas segala urusan dan masalah – masalah atau sekedar sharing untuk berbagi pengalaman.

Namun keluarga besar di pihak ayah diadakan setiap malam Jum'at pengajian untuk mendo'akan kakek yang sudah meninggal. Kegiatan ini menjadi rutinitas agar dapat adanya komunikasi antara saudara dengan saurdara lainnya.

 

C.     NILAI-NILAI DAN PRINSIP SOSIAL

Dalam keluarga besar penulis, lebih diutamakan kebersamaan dan adanya rasa saling menolong. Kemudian dengan budaya yang dipakai adalah budaya suku Sunda yang memang berasal dari suku sunda asli. Rasa saling mengjormati antara yang lebih tua sangatlah kental. Namun selain adat sunda yang diterapkan dalam keluarga ada juga budaya keagamaan yang biasa disisipkan dalam kebiasaan adat sunda.

Selain itu yang menjadi prinsip kuat dalam keluarga ini yaitu adanya komunikasi antara satu sama lain agar mengetahui permasalahan yang dialamainya. Untuk dibahas dan mencari solusinya. Juga tidak merepotkan orang lain. Jadi dalam keluarga ini lebih baik direpotkan dari pada merepotkan orang lain. Sehingga menghindari hal-hal yang membuat pembicaraan yang tidak diinginkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini