Rabu, 14 Oktober 2015

Rizky Kusumawati -Jurnalistik 1A - Keluarga Besarku - Tugas5

KELUARGA BESARKU

1.      ASAL-USUL

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang menetap dalam satu atap, lalu terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu dan anak sebagai anggotanya. Keharmonisan keluarga bisa diciptakan oleh para anggota keluarga itu sendiri. Komunikasi yang baik menjadi salah satu syarat untuk terciptanya sebuah keluarga harmonis.

 

Berbicara tentang keluarga, saya akan menceritakan sedikit tentang keluarga besar saya. Saya adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Saya mempunyai kakak perempuan bernama Eka Maulina (23) dan adik laki-laki bernama Usman Nurmansyah (10). Ayah saya bernama H.Jumar, beliau adalah anak ke-7 dari 14 bersaudara. Sedangkan almarhumah ibu saya bernama Nurjanah, beliau adalah anak ke-5 dari 13 bersaudara. Keluarga saya adalah keluarga yang termasuk kental dalam budaya. Terlebih, karena keluarga saya adalah suku Betawi asli yang sedari dulu memang telah dikenal dengan kekentalan budayanya. Ayah saya berasal dari suku Betawi yang dari lahir telah tinggal di daerah Cilandak. Sedangkan almarhumah ibu saya adalah suku Betawi asli yang sedari dari lahir telah tinggal di daerah Terogong. Ayah dan ibu saya menikah karena sebuah perjodohan sekitar 24 tahun yang lalu. Sejak saat itu, keluarga besar dari ayah dan ibu saya resmi menjadi besan. Sejak saat itu pula dua keluarga menjadi lebih besar lagi. Setelah menikah, ayah dan ibu saya pindah ke daerah Cilandak tempat ayah saya dilahirkan.

 

 

Kakek dan nenek dari ayah saya bernama H.Dul Halim dan Hj.Jamiah, sedangkan kakek dan nenek dari almarhumah ibu saya bernama H.Syatirih dan Hj. Janiah. Keduanya sama-sama memiliki keturunan dalam jumlah yang tidak sedikit. Melalui perjodohan ayah dan ibu saya 24 tahun yang lalu, saya bisa berada di dunia ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.      JARINGAN SOSIAL

Jaringan sosial adalah suatu koneksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan individu yang dijalin karena adanya satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dll.

 

Dulunya, ayah saya adalah seorang pedagang tanaman hias. Memulai usahanya dari sangat kecil, beliau berjualan tanaman hias keliling-keliling kampung dengan menggunakan gerobak. Setelah itu usahanya berkembang, dan Alhamdulillah memiliki lapak yang lumayan besar. Saat itu pun, koneksinya makin lama makin bertambah. Banyak pedagang tanaman hias dari luar kota yang mengajak untuk bekerja sama dengan ayah saya. Setelah itu, usaha tanaman hias ayah saya mulai menurun hingga akhirnya lapaknya dibeli oleh saudara saya.

 

Setelah itu, ayah saya tak lagi bekerja. Ia tak lagi memiliki koneksi usaha seperti sebelumnya. Jadilah ayah saya sebagai seseorang dengan tanpa pekerjaan dan hanya menunggu dua pintu rumah kontrakan yang ia punya. Singkat cerita, sekitar tahun 2008 rezeki itu datang. Ayah saya dan keluarga besarnya mendapatkan rezeki dari hasil penjualan tanah, yang mana tanah itu adalah tanah yang sudah lama dijual dan akhirnya di diami oleh ayah saya dan keluarga besarnya. Dari sinilah semuanya berubah kembali.

 

Akhirnya, ayah saya mengembangkan usahanya melalui rumah kontrakan yang ia buat melalui uang dari hasil berjualan tanah dengan seseorang. Semenjak membuka rumah kontrakan, koneksinya pun makin bertambah. Banyak orang pendatang yang datang untuk menempati rumah kontrakan yang dibuat oleh ayah saya. Dan sampai sekarang, koneksi-koneksi itu alhamduillah kian bertambah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.      NILAI SOSIAL

Nilai sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, benar atau salah.

 

Berbicara tentang nilai sosial dalam keluarga, ada beberapa nilai sosial yang diterapkan dalam keluarga besar saya. Diantaranya adalah selalu membantu setiap keuarga yang sedang memiliki acara besar seperti pernikahan ataupun acara khitanan. Keluarga besar saya juga sering mengadakan arisan keluarga dan haul untuk keluarga kami yang telah berpulang secara bergilir. Tujuannya sama, untuk engikat tali silaturahmi.

 

Ada lagi nilai sosial yang diterapkan dalam keluarga besar saya yakni jika anggota perempuan dalam keluarga saya ingin menikah, si calon suaminya itu harus benar-benar di tes untuk masalah shalat dan mengajinya. Kebiasaan keluarga besar saya yang paling dominan adalah, mencarikan jodoh untuk anak-anaknya dari sesame suku Betawi, karena mereka menganggap akan jauh lebih baik jika menikah dengan suku yang sama. Selain itu, mereka beralasan kalau menikah dengan suku yang sama, akan menambah saudara dari suku Betawi lainnya lebih banyak lagi.

 

Tradisi lainnya dalam keluarga besar saya ialah "ngebanyol" untuk pengantin yang baru menikah, para orang tua di keluarga saya menilai bahwa dengan tradisi ngebanyol itu akan membuat si pengantin baru lebih semangat dalam menjalani rumah tangganya, dan mereka menilai bahwa dengan ngebanyol itu sendiri akan membuat silaturahmi antar keluarga baru jadi semakin erat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini