Rabu, 14 Oktober 2015

Ineike P_Jurnalistik 1A_Keluarga Besarku_Tugas 5


Ineike Pramestiya

11150510000117

Jurnalistik 1A

Keluarga Besarku

 

 

1.      ASAL-USUL

Keluarga adalah tempat pertama seseorang untuk belajar bersosialisasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masyarakat luar. Saya yang bernama Ineike Pramestiya, lahir di Cirebon 5 Desember 1997. Ayah saya bernama Sumanto dan ibu saya bernama Ike Cahya Giri Candra. Saya anak pertama dari dua bersaudara, adik saya bernama Naufallia Nurisj Utami yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA. Kakek dan nenek dari pihak ayah saya bernama H. Misnen dan Hj. Karsih, keduanya biasa bekerja di kebun. Ayah saya anak ke 4 dari 12 bersaudara, kakak dan adik ayah saya menetap di Cirebon sedangkan ayah saya memilih untuk menetap di Bekasi bersama keluarga saya. Kakek dan nenek dari pihak ibu saya bernama H. E. M. Arief Ganda dan Hj. Emi, keduanya adalah perawat di rumah sakit Belanda. Ibu saya anak ke 7 dari 8 bersaudara, kakak dan adik ibu saya lebih banyak yang menetap di pulau Sumatera tepatnya di Lampung sisanya menetap di pulau Jawa. Kedua kakek dan nenek dari pihak ayah maupun ibu sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ayah saya bekerja sebagai wirausaha di bidang makanan ringan. Kakak dan adik ayah saya memiliki pekerjaan yang beragam, namun lebih banyak yang bekerja di bidang wirausaha. Ibu saya lebih sering bekerja sebagai ibu rumah tangga, namun ibu saya memiliki keahlian dalam membuat pakaian anak-anak dan wanita. Kakak dan adik ibu saya yang menetap di Lampung lebih banyak yang bekerja sebagai petani sayuran yang kebunnya cukup luas untuk ditanami berbagai macam tanaman, sedangkan yang menetap di pulau Jawa ada yang bekerja sebagai PNS dan wirausaha.

 

2.      JARINGAN SOSIAL

Karena kedua kakek dan nenek dari ayah maupun ibu sudah meninggal, keluarga dari ayah saya biasa berkumpul di rumah peninggalan kakek dan nenek dari ayah saya yang ditempati oleh adik laki-laki ayah saya yang belum menikah. Berbeda dari keluarga ayah saya, keluarga ibu saya lebih terbiasa berkumpul di rumah kakak tertua yang berada di Lampung maupun Jakarta. Jika sudah berkumpul di keluarga ayah maupun ibu saya kami tidak terlalu membicarakan soal usaha turun-temurun karena baik dari keluarga ayah maupun ibu saya tidak mempunyai usaha turun-temurun. Kami lebih sering membicarakan tentang kehidupan keluarga masing-masing, saling memberikan nasihat dan bersenda gurau atau sekedar bersilaturahmi satu sama lain.

 

3.      NILAI-NILAI dan SISTEM SOSIAL BUDAYA yang DIPERGUNAKAN dalam KELUARGA

Keluarga ayah maupun ibu saya memiliki beberapa prinsip dasar yang tidak berbeda dengan keluarga lainnya. Diantaranya karena keluarga ayah maupun ibu saya adalah seorang muslim yang taat, maka sangat tidak dianjurkan untuk menikah dengan seseorang yang berbeda agama dan dalam hal lainnya seperti berteman atau berelasi di perbolehkan hanya asalkan saja kita bisa membatasi diri, berdoa untuk kakek dan nenek yang sudah meninggal dan mengerjakan shalat tepat waktu. Keluarga ayah saya memiliki tradisi nyekar ke makam kakek dan nenek yang sudah meninggal pada saat setelah shalat Idul Fitri dan saling bermaaf-maafan di jalan menuju makam tersebut. Berbeda dengan keluarga ibu saya yang diharuskan sungkem dari yang usianya lebih tua ke yang lebih muda pada saat setelah shalat Idul Fitri dan nyekar ke makam kakek dan nenek yang sudah meninggal pada saat sebelum melaksanakan puasa Ramadhan.

Di keluarga ibu saya, kami yang berusia muda harus patuh dan sopan kepada yang lebih tua. Untuk berkomunikasi kami lebih terbiasa berbicara dengan bahasa Indonesia, namun tidak menutup kemungkinan keluarga dari ayah saya berbicara dengan bahasa Cirebon dan keluarga dari ibu saya berbicara dengan bahasa Sunda, Jawa maupun Lampung.

 

 

-          Wawancara dilakukan langsung bersama keluarga

-          Metode penulisan dan penelitian berdasarkan metode kualitatif

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini