Selasa, 01 Desember 2015

Tugas Observasi Lapangan_Rezka Dwi F KPI 1B_Farhan Fauzan KPI 1B

REZKA DWI FITRIANSYAH / KPI 1B (11150510000050)

FARHAN FAUZAN / KPI 1B (11150510000075)

 

OBSERVASI LAPANGAN

 

 

KATA PENGANTAR

 

            Puji  syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita, sehingga kami berhasil menyelesaikan  tugas sosiologi ini  yang alhamdulillah  tepat  pada  waktunya.
            Tugas   ini   berisikan  materi tentang Pengamatan menggunakan teori sosiologi aliran Marxian dengan menggunakan referensi yang tersedia sebagai bahan dalam pelaksanaan penyampaian materi kegiatan pengamatan kami.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran  dari semua pihak yang bersifat  membangun  selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini

 

 

BAB I
PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Permasalahan

 

            Kita sebagai makhluk sosial yang tinggal dibumi tidak akan bisa hidup berdiri dengan sendiri, kita memerlukan orang lain yang saling berinteraksi melakukan aktifitas sehari-harinya serta kita tidak bisa terlepas dengan kebutuhan pokok kita meliputi papan, sandang dan pangan.

            Dengan ini kami memilih pedagang pasar maupun pedagang kaki lima sebagai bahan penelitian serta disinilah makhluk-makhluk sosial yang kebanyakan dari mereka melakukan aktifitas interaksi secara langsung yang dilakukan oleh si pedagang maupun si pembeli dengan individu maupun kelompok.

             Dan disinilah kemungkinan akan terjadi konflik sosial, kekuasaan serta hambatan-hambatan si pedagang serta pembeli, yang terjadi di pasar ataupun di pedagang kaki lima.

 

B.     Definisi Perdagangan

 

            Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya serta menjadi tolok ukur tingkat perekonomian negara itu sendiri. Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan urat nadi perekonomian suatu negara. Melalui perdagangan pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik.

 

            Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu lainnnya untuk memperoleh keuntungan. Pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen itu meliputi aneka macam pekerjaan,misalnya :

a)      Pekerjaan orang-perantara sebagai makelar, komisioner, pedagang keliling dan sebagainya.

b)      Pembentukan badan-badan usaha (asosiasi), misalnya Perseroan Terbatas (P.T), Perseroan Firma (Fa),Perseroan Komanditer dan sebagainya guna memajukan perdagangan.

c)      Pengangkutan untuk kepentingan lalu-lintas niaga baik di darat, di laut maupun di udara.

d)     Pertanggungan (asuransi) yang berhubungan dengan pengangkutan, supaya si pedagang dapat menutup resiko pengangkutan dengan asuransi.

e)      Perantaraan bankir untuk membelanjai perdagangan.

f)       Mempergunakan surat perniagaan (wesel, cek, aksep) untuk melakukan

 

 


 

 

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

 

            Istilah "Marxisme" sendiri adalah sebutan bagi pembakuan ajara resmi Karl Marx yang terutama dilakukan oleh temannya Friedrich Engels (1820-1895) dan oleh tokoh teori Marxis Karl Kautsky (1854-1938). Dalam pembakuan ini ajaran Marx yang sebenarnya sering ruwet dan sulit dimenerti disederhanakan agar cock sebagaimideologi perjuangan kaum buruh. Georg Lukacs menegaskan bahwa "Marxisme klasik" adukan Engels dan Kautsky itu menyimpang dari apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Marx[1]. "Ajaran Marx" itu sendiri—yang pertama dalam ajaran The German Ideology—­tidak memuat segala apa yang dipikirkan Marx, melainkan hanya apa yang oleh Marx dianggap betul dan definitif. Marx masih menulis jauh lebih banyak, misalnya semua tulisan dari tahap perkembangannya yang lazim disebut "Marx Muda", atau edisi raksasa Grundrisse dari tahun 1859 yang baru pertama kali diterbitkan 80 tahun kemudian di Moskow. Yang ditulis oleh Marx dalam tulisan-tulisan itu cukup berbeda dari apa yang kemudian ia anggap sebagai ajarannya yang resmi.

            Teori Marxisme pertama kali dikemukakan oleh Karl Marx pada sekitar abad ke 19. Dalam analisis teori Marxisme, pembagian kelas menjadi tolak ukur yang utama. Karl Marx mencetuskan teori ini disebabkan adanya pembagian kelas antara kaum borjuis atau para kapitalis dan kaum proletar atau para pekerja yang kemudian akan terjadi konflik diantaranya (Hobden & Jones, 2001). Kaum Marxis menuntut adanya persamaan status atau derajat antar individu atau antar negara dalam berbagai bidang. Mereka percaya bahwa kesetaraan antara kaum borjuis dan kaum proletar akan terwujud jika kaum proletar melakukan perlawanan terhadap kaum borjuis dan dapat 'menang' melawan kaum borjuis atau kaum kapitalis.

            Paham Marxisme terus berkembang hingga akhirnya muncul teori kritis. Teori ini berakar dari Eropa Barat pada sekitar tahun 1920 dan 1930an. Berbeda dengan teori Gramsci yang lebih menekankan pada bidang ekonomi dan politik internasional, teori kritis lebih menekankan pada kelompok atau komunitas dan keamanan internasional. Para penganut teori kritis memberikan kontribusi yang cukup besar melalui pemikiran mereka mengenai arti dari 'pembebasan' yang merupakan kunci utama bagi penganut Marxisme namun terkadang tidak diartikan secara jelas dan terkesan ambigu. Andre Linklater berpendapat bahwa dalam penerapan studi hubungan internasional, pembebasan disini harus dapat dipahami dalam artian perluasan batas 'moral' dalam komunitas politik (Hobden & Jones, 2001).

            Perlahan, perkembangan paham Marxisme semakin berkembang dan pada akhirnya teori Neo-Marxisme muncul sebagai akibat banyaknya pemikiran Marxisme yang terkadang dihiraukan atau bahkan disalahartikan oleh sebagian besar generasi penganut Marxisme. Para pemikir neo-marxisme berusaha memperbaiki teori-teori yang berkembang dalam paham Marxisme dan menyusun teori mereka sendiri berdasarkan pemikiran Karl Marx (Hobden & Jones, 2001). Sebagian penganut teori ini tidak setuju dengan pendekatan atau teori sistem imternasional dan paham realisme dalam memahami studi Hubungan Internasional.

            Sama seperti Marxisme, neo-marxisme percaya bahwa kapitalisme yang dilakukan oleh negara penjajah ke negara jajahan dipandang sebagai suatu kemajuan. Namun pandangan Marxisme yang melihat imperialisme sebagai titik tertinggi atau tahap akhir kapitalisme, berbeda dengan neo-marxisme yang menganggap bahwa imperialisme adalah awal dari kapitalisme. Neo-Marxisme percaya bahwa kolonialisme membawa kemajuan dalam bidang layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik, dan akses yang lebih besar untuk mendapatkan barang. Salah satu pemikir Neo-Marxisme, Justin Rosenberg,  menggunakan ide Marx untuk mengkritisi teori hubungan internasional dari sudut pandang realis dan mengembangkan pendekatan atau pemikiran alternatif untuk memahami perubahan dalam sejarah politik dunia.

 

BAB III
HASIL OBSERVASI

 

            Objek kami kali ini, adalah pedagang asongan yang bisa dipanggil Bang Heri Sudrajat yang biasa dipanggil Bang Heri atau bisa juga di panggil Bang Gondrong adalah seorang yang punya keinginan untuk bekerja keras walaupun hanya dengan modal yang kecil tetapi dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan istri dan 1 orang anaknya. sebagai kepala keluarga Bang Heri ingin sekali memberikan kebahagian terhadap keluarga kecilnya,dia tidak ingin anaknya bernasib sama seperti dia.

            Meskipun hujan dan panas menerpa kota Jakarta disekitaran terminal Lebak Bulus,tetapi Bang Heri tetep bertahan dalam menjalankan tugasnya sebagai pedagang asongan. Bang Heri adalah seorang yang menyayangi pekerjaannya walaupun hanya sebagai pedagang asongan karena hanya dengan berdagang asongan Bang Heri bisa membiayai pendidikan anaknya. Dia pun juga ingin sekali membuka usaha warung kecil-kecilan.

            Dia bekerja keras dari pagi hingga malam hari hanya untuk mendapatkan uang, pendapatan Bang Heri juga tidak menentu, keramaian kota Jakarta dan kondisi cuaca yang menjadi penentu, apabila cuaca panas Bang Heri bisa medapatkan uang Rp 50.000/hari namun apabila cuaca hujan pendapatan Bang Heri menurun 20-40% terjadi karena kendala cuaca yang membuat dia susah untuk berjalan kesana sini.

 


 

A. Kendala

            Kendala yang dihadapi oleh Bang Heri yaitu kurangnya modal atau biaya untuk mendirikan usaha lain yang lebih baik banyaknya jumlah pedagang asongan di wilayah Terminal Lebak Bulus membuat Bang Heri harus bekerja lebih keras lagi.keramaian kota dan faktor cuaca menjadi penetu pendapatan Bang Heri, pendapatan Bang Heri lebih besar di musim panas di karnakan lebih leluasa menjajahkan asongannya, di bandingkan musim hujan dan bayak barang yang tidak terjual akibat rusak terkena air hujan sehingga Bang Heri harus mengganti lagi dangan barang yang baru.

 

B. Alternatif

            Untuk menanbah modal Bang Heri mengurangi pendapatanya yang tadinya 50,000 dikurangi 10.000 jadi untung yg didapat 40.000, selain mangkal sewaktu-waktu Bang Heri juga berkeliling di sekitar terminal. Bang Heri juga mempersiapkan plastik dan payung jika sewaktu-waktu akan turun hujan.

 

C. Perputaran Uang Sehari

Modal awal = Rp 120.000

Pendapatan sehari apabila cuaca baik Rp 50.000

Pendapatan sehari apabila cuaca tidak baik Rp 35.000

Modal belanja Pak Kodir tiap hari ± Rp 70.000

 

BAB IV

PENUTUP

 

Solusi dan Saran

 

            Bicara solusi untuk mengatasi masalah yang pertama di hadapi para pedagang seperti modal dan mahalnya harga bahan dgangan, ini peran pemerintah juga sangat penting di dalamnya seperti pemberian modal seperti pnpm mandiri, disini pemerintah juga harus mengawasi dan membimbing para pedagang dalam menggunakan pinjaman modal dengan bijak, jangan di kasih modal saja terus di lepas atau di biarkan. Mungkin inilah yang mengakibatkan pemberian modal kadang berjalan tidak semestinya.

Dan untuk mengatasi masalah bahan baku dagang,  peran pemerintah juga sangat besar dalam menyetabilkan harga harga komoditi tersebut. Tidak hanya bergantung dari peran pemerintah semestinya para pedagang harus melakukan anti sipasi mengenai hal ini seperti mencari cari informasi tentang harga barang apa saja yang akan naik. Dan mereka diharapkan mampu untuk bersiap siap dalam menambah stok barang barang yang akan naik tersebut. Dan saya tekan kan INFORMASI lah yang terpenting karena pada dasarnya orang yang paham informasi inilah orang yang akan menang.

 

 

Kesimpulan

 

            Jadi kesimpulanya Bang Heri sebagai pedagang asongan di wilayah Terminal Lebak Bulus memiliki kualitas kehidupan sosial yang bisa dikatakan mencukupi. Itu dapat di buktikan, sendiri ia mampu untuk menyekolahkan anaknya, dan bisa mencukupi biaya pangan keluarganya sehari-hari. Meski tak jarang menghadapi sebuah masalah namun hal ini masih bisa di atasi oleh bang Heri, pemerintah harus memberi kontribusi bagi mereka agar kinerja mereka menjadi maksimal.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

·         Ritzer, George, dan J.Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini