Selasa, 01 Desember 2015

Tugas UTS _ Shofia Nurwahidah KPI 1B _ Rizka Maulidina Jurnalistik 1A

TUGAS UTS SEMESTER I

Disusun oleh:

Shofia Nurwahidah KPI 1B (11150510000076)

Rizka Maulidina Jurnalistik 1A (11150510000143)

 

PENGANTAR SOSIOLOGI

Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam

BAB I

PENDAHULUAN

Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih di kenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pondok pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu, kata pondok mungkin berasal dari bahasa arab funqud yang berarti asrama atau hotel. Di jawa termasuk sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesntren. Pesantren juga dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, dimana seorang kiai mengajarkan ilmu agama islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.

Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kiai di suatu tempat, kemudian dating santri yang ingin belajar agama padanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbulah inisiatif untuk mendirikan ponfok atau asrama di samping rumah kiai, pada zaman dahulu kiai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya iya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kiai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kiai. Semakin banyak rumah santri, semakin banyak juga gubuk yang didirikan.

            Sebuah pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan islam tradisional yang dimana para siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih di kenal dengan kyai, dengan istilah pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia. Pondok atau asrama merupakan tempat yang sudah disediakan untuk kegiatan bagi para santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala kegiatan yang ada. Hal ini didasarkan jarak pondok lain biasanya berdekatan sehingga memudahkan untuk komunikasi antara kyai dan santri, dan antara satu santri dengan santri yang lain.

Tujuan didirikannya pesantren, tujuan khususnya adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang 'alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat, dan tujuan umunya adalah membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian islam yang sanggup dengan ilmu agamanya mejadi mubaligh islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A.    Tinjauan teori konflik Marxian dan Neo-Marxian

·         Fungsionalisme:

Masyarakat dan Institusi Sosial sebagai sebuah Sistem dimana masing-masing bagiannya saling terkait dan bergantung satu sama lain serta bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan sosial.

Menekankan aspek keseimbangan sosial (Social Equilibrium) berdasarkan saling ketergantungan dan kerja sama.

·         Teori Konflik:

 

Masyarakat sebagai arena dimana masing-masing kelompok bertarung atau berkompetisi mendapatkan kekuasaan, ketenangan sosial terjadi ketika satu kelompok berhasil menguasai kelompok-kelompok yang lain secara temporer. Menekankan pada 'Pergantian Kekuasaan'diantara kelompok-kelompok yang saling bersaing, dan terciptanya perubahan sosial.

·         Orientasi Umum Teori Konflik

o   Kepentingan Individu

Setiap orang memiliki kepentingan dasar sendiri-sendiri (Meskipun masyarakat tidak mampu membentuk keinginan tersebut, kepentingan tersebut relatif sama).

Setiap orang akan berjuang dengan keras untuk memperoleh atau terpenuhi keinginan dan kepentingannya.

Kelompok sosial tercipta berlandaskan kesamaan kepentingan antar anggotanya Kekuasaan Menekankan Kekuasaan sebagai inti dari hubungan sosial dalam masyarakat Kekuasaan dilihat bukan hanya sebagai barang langka yang setiap individu memilikinya, tapi juga tidak terdistribusi secara merata.

Kekuasaan menjadi sumber utama konflik (perebutan atau kompetisi memperoleh kekuasaan) dan juga memiliki sifat memaksa (koersif) Perbedaan distribusi kekuasaan menciptakan kelompok individu kuat dan berkuasa dan kelompok individu lemah dan dikuasai.

·         Orientasi Umum Teori Konflik

o   Nilai dan Ide

Nilai dan ide tidak dilihat sebagai sebuah konsensus bersama yang mengikat seluruh anggota masyarakat (kohesi), Tapi dilihat sebagai senjata satu kelompok untuk membenarkan tindakannya dan menguasai kelompok-kelompok yang lain.

Nilai dan Ide ini sering berkembang menjadi 'Ideologi'dan 'Legitimasi'yang digunakan oleh suatu kelompok untuk membenarkan semua tindakan dan pemikirannya sekaligus melemahkan argumen para lawannya (khususnya yang di kuasai) Warisan Marx dalam Teori Konflik Filsafat Humanisme yang menekankan bahwa setiap manusia memiliki kebebasan (Kepentingan dan keinginan) Dialektika Hegel yang menekankan adanya ketegangan yang tinggi antara Tesis dan Anti-tesis.

Aplikasi Dialektika Hegel dalam melihat relasi kelas dalam masyarakat kapitalis: Ketegangan antar kelas Borjuis Dan Proletar.Kajian tentang ideologi yang mempengaruhi keseluruhan masyarakat.

BAB III

HASIL OBSERVASI

A.    Pelaksanaan

Observasi yang kami lakukan di iringin dengan adanya teori yang ada. Kami melakukan observasi terhadap satu lembaga pendidikan agama yaitu sebuah pondok pesantren di daerah Ciputat yang letaknya tidak jauh dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pesantren Luhur Sabilussalam adalah sebuah lembaga pendidikan yang mengedepankan keagamaan islam. Seorang yang dididik disebut sebagai mahasantri, karena dalam Pondok Pesantren Luhur Sabilussalam keseluruhan santrinya adalah seorang mahasiswa baik itu semester awal hingga semester akhir.

Kami melakukan observasi terhadap:

·         Pesantren Luhur Sabilusalam

·         Ustadz

·         Pengurus

·         Mahasantri

Observasi dilakukan pada tanggal: Sabtu - Minggu, 28-29 November 2015 

Pada hari pertama tepatnya pada hari Sabtu, 28 November 2015. Kami mewawancarai ustadz dan pengurus Pesantren Luhur Sabilussalam untuk medapatkan data mengenai Pesantren Luhur Sabilussalam. Yang kami dapatkan mengenai Pesantren Luhur Sabilussalam adalah data mengenai sejarah berdirinya, banyaknya mahasantri, pengurus yang mengatur kegiatan, dan organsasi di dalam pondok pesantren tersebut. Dari ustadz dan penguruslah penguat data mengenai pondok Pesantren Luhur Sabilussalam.

Sedangkan observasi yang dilakukan terhadap mahasantri kami lakukan pada hari Minggu, 29 November 2015. Kami mewawancarai dua mahasantri puta dan mahasantri putri. Kedua mahasantri yang kami wawancarai mempunyai latar belakang yang berbeda. Dan kami mendapatkan beberapa data yang bisa di analisis sesuai dengan teorinya. Dari data yang kami dapat mengumpulkan data mengenai teori yang sesuai dengan yang telah di rancang.

B.     Metode penelitian kualitatif

Dalam penelitian sosiologi, metodelogi penelitian kualitatif banyak digunakan karena objek kajian sosiologi adalah manusia sebagai masyarakat dan individu. Metode penelitian ini menggunakan bahan yang sukar diukur dengan angka. Walau demikian bukan berarti metode

penelitian tidak menggunakan angka (statistik). Perhitungan statistik diperlukan untuk mendukung dan sebagai alat untuk memperjelas penelitian.

·         Wawancara

Yaitu memperoleh data dengan menggunakan wawancara antara peneliti dengan nara sumber.

·         Observasi

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dengan pengamatan langsung. Sehingga hasil yang ditulis diharapkan akurat.

C.     Lokasi kajian

 Yayasan Islam Sabilussalam berkedudukan di Kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang Banten. Yayasan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1981 dengan akte notaris No. 23 tertanggal 12 November 1981 dengan Notaris R. Soerojo Wongsiwidjojo, SH. Berdiri di atas lahan tanah seluas 710 m2 (tujuh ratus sepuluh meter persegi) yang awalnya hasil wakaf dari tanah bekas milik adat [1]. Yayasan ini merupakan wadah bagi penyelenggaraan pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial.

 

D.    Profil umum subjek

  Sejarah Pesantren Luhur Sabilussalam

Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam tidak dapat dipisahkan dari sejarah Yayasan Islam Sabilussalam. Selain karena pesantren luhur ini berada di bawah pengelolaan Yayasan Islam Sabilussalam, juga dikarenakan sejak awal berdirinya para pendiri Yayasan ini tidak langsung membentuk pesantren, akan tetapi didahului oleh Madrasah Diniyyah dan Raudhatul Athfal (TK). Oleh karena itu, sebelum masuk dalam pembahasan latar belakang berdirinya Pesantren Luhur Sabilussalam, penulis hendak menjelaskan sejarah Yayasan Islam Sabilussalam terlebih dahulu.

Pendirian yayasan ini diprakarsai oleh beberapa orang dari tenaga pengajar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Ciputat (saat ini telah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)) dan beberapa warga masyarakat Kampung Utan Ciputat. Adapun susunan Badan Pendiri Yayasan tersebut antara lain:

1.      Prof. Dr. H.A.R. Partosentono,                      sebagai Ketua.

2.      Prof. Drs. H. Chatibul Umam                         sebagai Anggota

3.      Drs. H. Muchsin Idham                                  sebagai Anggota

4.      Drs. H. Ibrahim Gade                                     sebagai Anggota

5.      Drs. H. Mohammad Mansyur                         sebagai Anggota

6.      H. Ir. A. Sjofjan                                              sebagai Anggota.

7.      J. Rosyadi                                                       sebagai Anggota

Latar belakang berdirinya yayasan ini karena semata-mata mereka terpanggil dan merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak dan masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas. Pendirian yayasan ini juga ikut membantu program pemerintah dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.

Pertambahan penduduk Indonesia yang setiap tahun mengalami kenaikan, perlu diimbangi dengan penambahan lembaga-lembaga pendidikan dan dakwah yang sesuai dengan kemajuan zaman guna mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam memerlukan pendidikan yang memadai dan dapat dijangkau berbagai lapisan masyarakat. Pembangunan sosial ekonomi harus diimbangi juga dengan pembangunan mental spiritual, supaya terdapat keserasian dan keseimbangan. Pesatnya perkembangan teknologi harus dapat diikuti oleh umat Islam supaya tidak tertinggal dalam zamannya, hal ini memerlukan pendidikan tertentu.

Didirikannya yayasan ini oleh para pemuka masyarakat di daerah kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang, adalah didasarkan pada masa lalu, kini maupun masa yang akan datang. Peranan ini membawa banyak perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Islam memperlakukan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Khusus untuk lembaga pendidikan pesantren, baru dibuka pada tahun 1994 untuk tahun ajaran 1994-1995. Cita-cita pendirian pesantren mahasiswa ini telah ada jauh sebelum Yayasan dibentuk (sekitar tahun 1980-an), yaitu berawal dari cita-cita Bapak H.M. Mansyur, salah satu pendiri Yayasan Islam Sabilussalam. Ketika masih menjalani studi S1 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia bersama teman-temannya dari Jurusan Bahasa Arab (antara lain: H.D. Hidayat, S. Shodikin, dan Fahrurrozi)  memiliki kegiatan dakwah keliling melalui pengajian mingguan secara bergilir di sekitar daerah Kampung Utan desa Cempaka Putih kecamatan Ciputat. Dari jalan dakwah itulah akhirnya ada salah seorang warga yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan dakwah. [2] Sebidang tanah itulah yang saat ini berdiri Yayasan Islam Sabilussalam, yang di dalamnya terdapat Raudhatul Athfal (TK) (didirikan pada tahun 1982), Madrasah Diniyyah (berdiri: tahun 1988), dan akhirnya pada periode 1991-1993 dibangun gedung Pesantren Luhur Sabilussalam. Sejak dibuka pada tahun 1994 hingga saat ini pesantren tersebut telah mewisuda 12 angkatan.[3]

Selain itu, faktor lain didirikannya pesantren Luhur Sabilussalam ini adalah para pendiri merasakan sangat kurangnya sarjana Islam yang memiliki kemampuan memadai dalam membaca dan memahami khazanah/literatur keagamaan yang berbahasa Arab. Akibatnya sering terdengar sajian dalam berbagai diskusi memahami/mengemukakan tentang agama secara parsial/tidak utuh, sehingga berakibat banyak mengundang reaksi dari masyarakat, disamping itu berakibat kurang tajamnya penelitian dan analisis mereka karena kekurang-bacaan buku-buku dimaksud.

 

·         Tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam

Adapun tujuan didirikannya Pesantren Luhur Sabilussalam, antara lain:

1.  Membantu usaha Pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, khususnya di bidang pendidikan dan sosial.

2.     Membangun manusia Indonesia yang sejahtera, berpengetahuan luas, berakhlak luhur, beramal ikhlas, cinta kepada nusa, bangsa, dan agama serta bertaqwa kepada Allah SWT.

3.     Mencetak pemikir Islam yang mampu memahami dan mengaplikasikan hasil karya ulama-ulama besar dari zaman klasik, pertengahan, maupun zaman kontemporer yang terdapat pada buku-buku yang berbahasa Arab.

4. Mendidik kader ulama yang mendalami (takhassus) ilmu keagamaan dan kebahasaaraban, karena semakin langkanya ulama pada dewasa ini.[4]

 

 

 

 

 


[1] Arsip Yayasan Islam Sabilussalam, "Riwayat Singkat Yayasan Islam Sabilussalam" (Ciputat: YIS, 1981), h. 2

[2] Prof. Dr. H.D. Hidayat, M.A, Direktur Pesantren Luhur Sabilussalam "Wawancara Pribadi".  28 November 2015

[3] Arsip Yayasan Islam Sabilussalam, "Riwayat Singkat Yayasan….. h. 4

[4] Arsip Yayasan Islam Sabilussalam, "Riwayat Singkat Yayasan…,h.4

E.     Analisa observasi berdasarkan teori

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan yang ada merupakan institusi sosial sebagai sebuah sistem dimana masing-masing bagiannya saling terkait dan bergantung satu dengan yang lain serta bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan sosial. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu teori Fungsionalisme. Dimana teori tersebut menjelaskan bahwa semua yang ada dilakukan untuk saling menguntungan antar sesama dan menciptakan keseimbangan sosial (Sosial Equilibrium). Karena salah satu alasan mengenai didirikannya sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam, masyarakat kampung utan beserta ustadz dan pimpinan yang ada mampunyai tujuan yang sama dan agar terciptanya keseimbangan sosial antar masyarakat maupun mahasantri.

Karena yang di cita-citakan oleh warga dan para pendiri, ingin agar mahasantri sabilussalam menjadi seseorang yang dapat saling membantu antar sesama. Terutama warga kampung utan. Dan terbukti dengan adanya kegiatan yang dilakukan warga, mahasantri mengikuti dan membantu warga sekitar yaitu pada kegiatan Hari Raya Idul Adha, Gotong Royong, dan kegiatan pengajian para ibu rumah tangga sekitar warga Kampung Utan.

 

BAB IV

KESIMPULAN

Lembaga pendidikan dan pengajaran yang ada di Indonesia mengenai keagamaan salah satunya adalah Pondok Pesantren. Dalam lembaga pendidikan keagaan islam inilah dapat dikatakan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sangat membantu antar sosial. Dan dengan adanya Pondok Pesantren membantu masyarakat untuk menciptakan generasi yang mempunyai nilai dan norma yang baik sesuai dengan agama islam. Dapat dikaitkan bahwa antar dua kelompok yaitu mahasantri dan warga dapat saling membantu dan terciptalah keseimbangan sosial (social equilibrium).

Hubungan observasi yang telah dilakukan, kita menggunakan teori konflik yang mana Nilai dan ide tidak dilihat sebagai sebuah konsensus bersama yang mengikat seluruh anggota masyarakat (kohesi), Tapi dilihat sebagai senjata satu kelompok untuk membenarkan tindakannya dan menguasai kelompok-kelompok yang lain. Dalam Pesantren Luhur Sabilussalam yang menjadikan dasar bahwa akan didirikannya Pondok Pesantren ersebut karna kepentingan para pemilik yayasan yang ingin mencerdaskan anak bangsa dan masyarakatnya agar menjadi masyarakat dan mahasantri yang saling membantu dalam hal positif.

 

BAB V

DAFTAR ISI

Jackson, Robert &. Sorensen, Georg. 1999.  Introduction to International Relations, Oxford University Press.

Bruchill, Scott & Linklater, Andrew. 2009. Teori-Teori Hubungan Internasional. Bandung.NusaMediaToscano,Alberto.2007.NeoMarxism. http://www.blackwellreference.com/public/tocnode?id=g9781405124331_yr2012_chunk_g978140512433120_ss1-12 [Accesed 06 Desember 2013]

Steans, Jill & Pettifor, Lloyd. 2009. Hubungan Internasional: Perpektif dan Tema.

Baylis, John & Smith, Steve, 2001. The  Globalization of World Politics. 2nd edition. Oxford

org/wiki/pesantren https//id.m.wikipedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini