Selasa, 01 Desember 2015

Yuyun Yunena_Laporan Observasi Lapangan_PMI

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
Balai Pendidikan Anak Yatim Dan Asuh MTK "Bangkok"
 
A.    Pendahuluan
Panti asuhan adalah sebuah wadah yang menampung anak-anak yatim piatu. Di dalam panti asuhan, anak-anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan orangtuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan pendidikan, dan juga dibekali berbagai keterampilan agar dapat berguna di kehidupannya nanti.. Panti asuhan didirikan untuk membina dan mendidik serta memelihara anak-anak agar mendapat kehidupan yang layak baik dari segi ekonomi, sosial, dan pendidikan demi masa depan mereka.
Melalui panti asuhan anak didik dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dapat mengembangkan diri siswa baik dari segi jasmani dan rohani seperti ilmu pengetahuan, kreativitas dan akhlakul karimah. Panti asuhan dapat membentuk pribadi anak menjadi anak yang mandiri dan membentuk sikap diri yang sempurna, panti asuhan memiliki sesuatu yang dapat membuat anak sehingga memperoleh konsep diri yang sempurna sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ajaran agama sehingga menjadi anak yang mandiri dan memiliki masa depan yang cerah.
Melihat kondisi lingkungan serta kurangnya perhatian terhadap anak-anak yatim dan dhuafa yang berada di tempat tinggalnya, sehingga dari situlah bapak Adil beserta teman-teman nya tergerak untuk membangun sebuah panti, tujuan dibangunnya sebuah panti ini tentu diharapkan bisa membantu masyarakat yang sekiranya membutuhkan bantuan, serta mampu menambah ilmu pengetahuan tentang keagamaan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar.
Metode yang digunakan pada saat turun kelapangan adalah observasi langsung dengan wawancara, dokumentasi serta alat bantu lainnya. Observasi ini dilakukan dengan mendatangi langsung tempatnya.
 
 
 
B.     Tinjauan Teortik
Max Weber mendefinisikan konstruksivisme sebagai suatu tindakan individu yang berpengaruh terhadap masyarakat sosial. Pada dasarnya konstruktivis berfokus pada kekuatan ide yang menjadi kesepakatan bersama. Asumsi dasarnya adalah bahwa ide membentuk realitas. Karena itu realitas bukan hal yang bersifat objektif dan terpisah dari pengamat. Maka dari itu realitas sosial adalah sebuah konstruksi sosial yang intersubjektif.
Konstruksivisme yang ditelusuri dari pemikiran weber merupakan suatu ide yang menjadikan ide tersebut menjadi sebuah realita atau tindakan individu yang dapat mengkonstruksikannya ke dalam nilai, etika, cinta, pelajaran yang disebabkan oleh tindakan sosial tersebut. Ada perbedaan antara Rasionalis dan Konstruktivis dalam memandang sebuah fenomena. Rasionalis memandang fenomena melalui logika konsekuensi. Seorang aktor akan mempertimbangkan untung rugi dalam mengambil sebuah tindakan atau beraksi atas lingkungan. Sedangkan Konstruktivis akan memandang sebuah fenomena dengan logika kelayakan. Seorang aktor akan bertindak sesuai dengan konstruksi sosial yang membentuk identitas mereka. Hal ini menimbulkan kerancuan apabila identitas itu mengendalikan logika konsekuen seorang aktor. Karena pada dasarnya kedua logika di atas dapat berlangsung secara sekaligus.
Konstruksivisme dapat dilihat dari tindakan rasional yang mencakup kepada kebiasaan atau tradisi (Traditional Action), tindakan emosi (Emosional Action), tindakan murni rasional (Econimic Rational) dan tindakan instrumental (Instrumental Action). Tindakan rasional yang mencakup kepada kebiasaan atau tradisi (Traditional Action) yakni tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan dapat dicontohkan seperti kebiasaan solat lima waktu apa bila kita meninggalkannya seperti ada perasaan yang tidak enak dalam benak kita. Tindakan emosi (Emosional Action) yakni tindakan yang dibuat-buat yang biasanya dipengaruhi oleh perasaan emosi dan kepura-puraan seseorang., contoh pada masa kini tren jilbab semakin meningkat sehingga timbullah fashion hijabbers, ketika diri kita merasa ingin seketika tiba-tiba kita langsung memakai jilbab padahal awalnya kita tidak memakai jilbab hal inilah yang dinamakan tindakan sebagai emosi.
Lalu yang dinamakan tindakan murni rasional (Econimic Rational) dalam tindakan ini seseorang tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya, tetapi juga menentukan nilai dari tujuannya sendiri. Sedangkan tindakan instrumental (Instrumental Action) adalah tidakan yang dilakukan berdasarkan tujuan, namun dalam tindakan ini memang antara tujuan dan cara-cara mencapainya cenderung menjadi sulit untuk dibedakan. Tetapi tindakan ini rasional, karena pilihan terhadap cara-cara kiranya menentukan tujuan yang diinginkan.
Ada tiga macam konstruktivisme diantaranya : 
1.      Konstruktivisme radikal, hanya dapa tmengakui apa yang dibentuk oleh pikiran manusia, dia mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka adalah sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang.
2.      Konstruktivisme realism hipotetis, pengetahuan menurut mereka adalah sebuah hipotesis dari sebuah struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
3.      Konstruktivisme biasa, mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu.
 
C.    Hasil Observasi Lapangan
Majlis Ta'lim Khusus Bangkok berada di Jl. Gunung Indah 3 No. 12, KP Gunung Utara-Cirendeu. Pendiri MTKB itu adalah Bapak Adil Mustofa, beliau asli orang Ponorogo kemudian beliau pindah ke Jakarta untuk Kuliah Di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang berganti nama menjadi UIN. Sejak muda Bapak Adil bisa dibilang orang yang sukses.
Sejarah dibangunnya MTKB adalah pada saat itu ada seseorang yang berasal dari Yogyakarta bernama Pak Jumia, beliau akhlaknya baik, sabar dan jujur akan tetapi tidak mengenal agama, kemudian pada saat itu Pak Jumia ditawarkan oleh Pak Adil untuk belajar agama, setelah lama belajar dengan Pak Adil rupanya pak Jumia mengajak teman-temannya untuk ikut belajar bersama, ahirnya bertambahlah anggota jamaah MTKB tersebut kira-kira 60 jamaah bapak-bapak yang terbagi menjadi 2 kelas  dan remaja  juga 2 kelas, sehingga jumlahnya sekitar 115 jamaah.
Pada saat itu aktifitas belajar mengajarnya masih numpang dirumah-rumah teman pak Adil. Itulah kenapa dinamakan MTK Bangkok, karena pada saat itu jamaah yang mengikuti pengajian terdiri dari bapak-bapak yang sudah lanjut usia. Kemudian para jamaah melakukan kegiatan sosial bersama anak yatim piatu dan dhuafa. Dari kegiatan sosial yang di lakukan secara rutin setiap satu tahun 2 kali ini  lah, kemudian pak adil beserta teman-temanya berinisiatif membangun sebuah panti asuhan yang nantinya akan dikelola sendiri oleh mereka.
Ahirnya pada tahun 2006 dibangunlah sebuah tempat yang luasnya 100 M dan memiliki 2 lantai dalam jangka waktu 4 bulan. Disitulah aktifitas  belajar mengajar beliau lakukan bersama pengajar lainnya. Pada saat ini anak yatim asuh dan didik MTKB berjumlah 60 anak dan 6 pengajar, masing-masing anak terbagi menjadi 6 kelas yaitu kelas A, B, C, D, E dan F. Kegiatan belajar mengajar dilakukan setiap seminggu 3 kali yaitu hari Minggu, Rabu, dan Jum'at. Adapun materi atau pelajaran yang disampaikan yaitu mengenai ilmu keagamaan, seperti Tajwid, Fiqih, Tafsir, dan lain-lain.
Pengajar disini tidak menerima imbalan dalam bentuk uang akan tetapi lebih ke bentuk benda, seperti sembako dan itu diberikan setiap satu tahun 2 kali. Anak yatim dan dhuafa biaya sekolahnya akan ditanggung oleh MTKB, selain itu juga mereka dibagikan sembako setiap satu tahun 2 kali sama seperti pengajarnya. Untuk donatur, pengurus biasa menerima donatur dari alumni MTKB itu sendiri atau masyarakat yang lainnya juga. Adapun kegiatan lain yang dilakukan secara rutin oleh pengurus MTKB adalah, melakukan tour keluar kota mengunjungi tempat-tempat wisata setiap ahir tahun, kota yang sudah pernah dikunjungi diantaranya ialah Yogyakarta, Puncak Bogor, Pantai Anyer dan lain-lain. Kemudian pengurus MTKB juga rutin menerima pemotongan hewan kurban pada saat hari raya Idul Adha, yang dibantu oleh masyarakat sekitar.   
Dengan adanya MTKB masyarakat sekitar yang sekiranya kurang mampu bisa terbantu dalam segi eknomi serta pendidikan bagi anak-anaknya.
 
 
D.    Kesimpulan
Konstruksivisme yang ditelusuri dari pemikiran weber merupakan suatu ide yang menjadikan ide tersebut menjadi sebuah realita atau tindakan individu yang dapat mengkonstruksikannya ke dalam nilai, etika, cinta, pelajaran yang disebabkan oleh tindakan sosial tersebut.
Ketika seseorang mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain, maka otomatis orang tersebut akan berpengaruh terhadap masyarakat sekitarnya. Seperti halnya lembaga pendidikan MTKB yang dibangun oleh bapak Adil. Sebagian masyarakat yang berada di lingkungan MTKB merasa sangat senang apalagi lembaga ini dapat membantu masyarakat yang sekiranya kurang mampu dari segi ekonomi maupun pendidikan.  Jadi konstruksivisme adalah suatu tindakan individu yang berpengaruh terhadap masyarakat sosial yang diliputi oleh tindakan kebiasaan, emosi, murni, dan instrumental.
 
Daftar Pustaka
M. Setiadi.Elly, Usman Kolip.2001.Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala permasalahan sosial: Teori, Aplikasi, Dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana.
Narwoko, J. Dwi, Bagong Suyanto.2006. Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan. Jakarta: Kencana
George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2007. TEORI SOSIOLOGI MODERN. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Raho, Bernard SVD. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini