Selasa, 01 Desember 2015

tugas sosiologi, muhamad ridwan nawawi jurnalistik 1 b

PONDOK PESANTREN


Disusun Oleh:
Muhamad Ridwan Nawawi

Jurnalistik 1 B (11150510000230)

 

 


Jurusan Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015

 

Pendahuluan

A.   Latar Belakang

            Latar belakang dalam memilih pondok pesantren sebagai tempat peneitian dikarenakan di ponpes banyak  interaksi secara langsung . Interaksi merupakan  hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, baik berbentuk kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian..

B.   Metode Penelitian

1.     Pendekatan Penelitian

      Pendekatan yang kami gunakan dalam tugas ini yaitu dengan menggunakan Metode Penelitian Kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

2.     Lokasi dan Waktu Penelitian

     Lokasi penelitian yang menjadi pilihan adalah pondok pesantren salafiyah Al-Riyadl Cipanas Cianjur Jawa Barat. Dalam perjalanan menuju ponpes Al-riyadl, saya menggunakan sepedah motor, karena untuk mengefektifkan waktu dan mempercepat ke tujuan, berangkat tanggal 28-11-2015 pukul 10:25.

3.     Pemilihan Subyek Penelitian

      Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan jawaban yang efektif saya memilih bertanya kepada santri, pengurus, dan salah satu ustad pengajar di pondok tersebut.

 

Teori Karl Marx

Karl Marx merupakan Tokoh sentral dalam dalam sosiologi, walaupun terdapat berbagai tokoh besar sosiologi yang berjasa membangun ilmu sosiologi sebagai pengetahuan namun jika dilihat dari perkembangan sosiologi banyak mengadopsi dan merupakan hasil dari kritisi terhadap Marx. Karl Marx sendiri tidak mengakui dia adalah seorang sosiolog, tetapi secara fundamental Marx telah melahirkan konsep sosiologi yang masih relevan dengan semakin berubahnya zaman, seperti konsep Alineasi, dialektika, Materialisme historis, Konsep kelas dan sebagaainnya. Konsep sosial Marx bukan hanya menjadi imajinasi semata tetapi telah dibuktikan dan diadopsi oleh berbagai negara didunia, di Uni Soviet Marx dianggap sebagai "Nabi Kemanusian" yang mengajarkan kepada manusia arti sebuah kehidupan dan keadilan. Konsep sosial Marx menghasilkan Negara Uni Soviet yang dibentuk melalui pemikiran-pemikiran Marx yang diinterpretasikan oleh Lenin dan Stalin. Bahkan terbentuknya negara Iran sebagai negara islam yang berdiri kokoh tidak lepas dari pemikiran Karl Marx yang diadopsi oleh para intelektual Iran, kususnya oleh bapak pembaharu dan intelektual Iran Ali Syariati yang mendialektikakan antara islam dan komunisme, yang menjadi puncaknya adalah tumbangnya rezim Iran yang dipimpin oleh rezim Pahlevi.

Agama dalam sosiologi merupakan suatu kajian yang sangat penting dalam sosiologi, bahkan para pendahulu sosiologi baik itu August Comte, Karl Marx, Emile Durkheim, Max Weber, selalu membahas agama dalam konsep sosiologinya. Disini akan dibahas konsepsi agama menurut Marx, adapun Konsepsi agama menurut Durkheim dan Weber  akan dijelaskan dalam pembahasan yang selanjutnya. Marx adalah tokoh yang hidup dimasa 3 revolusi sehingga Marx mengalami sendiri realitas masyarakat diera tersebut, sehingga pembacaan terhadap agamapun secara konteks sangat dipengaruhi oleh sosialkultural masyarakat eropa diabad pertengahan.

 

Hasil Observasi Lapangan

suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya.Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kya Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyaiSemakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikanPara santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal ke mana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman 

Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji keislaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayahdi Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.

 Pondok pesantren yang berdiri atas pada kondisi social masyarakat yang masih awam pemahamannya terhadap islam. Kesadaran masyarakat akan pendidikan agamapun harus di tingkatkan. Bahkan meurut penuturan salah seorang sesepuh di desa tempat berdirinya pondok pesantren al-riyadl, pada saat ponpes ini berdiri pada tahun 1942 di desa ini masih terdapat masyarakat yang percaya akan kekuatan magis di alam sekitarnya.

Kondisi tersebut membuat sebagian kecil masyarakat memiliki keinginan untuk menyiarkan islam di lingkungannya tersebut. Keinginan untuk mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan Allah, memahami isla islam ,serta membentuk masyarakat desa menjadi muslim yang paripurna .membuat tokoh perintis pondok pesantren al-riyadl bertekad untuk memberikan pemahaman agama islam kepada masyarakat. Kesungguhan mereka di wujudkan dengan membangun sebuah mushola seerhana di desa tersebut dan mulai menyiarkan islam.

Pondok pesantren al-riyadl juga termasuk pada pola pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kiyai, gedung pesantren, gedung sekolah. Pada awalnya mereka memiliki tujuan untuk menjadikan masyarakat muslim yang paripurna dengan dasar agama yang kuat. Hal ini di wujudkan dengan cara menerima santri-santri baru di SD(sekolah dasar), ataupun Smp/Mts(sekolah lanjutannya)

Latar belakang dan karakteristik masyarakat pedesaan masih cukup kental secara umum, terlebih masyarakat yang tinggal di sekitar pondok al-riyadl. pondok ini tetap bertahan diantaranya karena ada dukungan masyarakat karena membutuhkan wadah dan solusi bagi mereka akan kebutuhan agama.dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tidak lantas meninggalkan pesantren ini, meskipun gejolak moderenisasi dan globalisasi terus melanda. Kecendrungan masyarakat yang lebih beriorentasi pada kebutuhan materialpun tidak membuat masyarakat tak acuh pada pesantren bahkan pesantren ini mampu untuk terus berkembang baik secara fisik maupun pendidikan islamnya.

 

 

 

 

Kesimpulan

            Umat islam hendaknya memlihara tradisi yang baik, yang berkembang dalam kehidupan umat islam tanpa harus memutuskan secara total terhadap latar belekang budaya yang ada.

 

 

 

 


 

Daftar Pustaka

Bachtiar Wardi. 2010. Sosiologi Klasik. Bandung: PT Remaja Kosdakarya

George  Ritzer  dan  Dauglas  J.  Goodman. 2004.  Teori  Sosiologi  Modern. Jakarta  :  Prenada Media.

Margaret M. Poloma. 2003. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Narwoko,  J.  Dwi  dan  Suyanto,  Bagong. 2007.  Sosiologi  teks  pengantar  dan  terapan, Jakarta: kencana.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini